.....
"Kau sudah bicara padanya?" Tanya Chris saat kami hendak menuju kantin untuk mengerjakan laporan akhir. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. "Tidak berjalan baik? Pasti sangat sulit?" Seakan dia paham maksudku, dia pun merangkulku dan mengelus kepalaku singkat. Sesampainya kami di kantin kami disambut oleh Kei yang sudah duduk manis di depan laptopnya. Dia melambai pada kami, aku pun membalas lambaiannya. "Sejak kapan kau berteman dengannya?" Wajah Chris terlihat terkejut namun aku tak menghiraukannya.
"Selama siang Christo, Bob-head." Sapa Kei dengan senyum manis khasnya.
"Selamat siang, Kei. Kau sudah menyicil laporanmu sejauh mana?" Kei mulai menjelaskan laporan dan kesulitan yang ia temukan selama pengerjaan, sementara Chris masih terlihat bingung denganku yang tampak terbiasa dengan Kei.
"Christo, kau baik-baik saja?" Tanya Kei pada Chris yang masih diam sejak tadi. "Kau terlihat mencemaskan sesuatu." Lanjutnya, dengan wajah manisnya ia menatap Chris. Chris tampak terganggu dengan kehadiran Kei disana, apalagi sampai hampir satu jam hanya ada kami bertiga disitu. "Kalau kau juga mencemaskan Zabdi, aku hanya ingin mengingatkan padamu kalau Zabdi itu temanmu, dia orang baik. Dia tidak akan diam untuk waktu yang lama, dia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri." Kata Kei mencoba sangat ramah, namun itu membuat Chris terlihat tak senang.
"Kau tidak perlu ikut campur urusan kami." Balas Chris dengan nada tak senang kepada Kei. Kemudian ia melihat ke arahku selintas. Sepertinya Kei menyadari sikap Chris yang gusar.
"Bob-head tidak mengatakan apapun padaku, dia juga orang baik, Christo, begitu pula dirimu juga orang baik. Aku hanya tau--aku malah heran kenapa tidak ada seorangpun yang menyadari perasaan Zabdi terhadap Bob-head sejak awal. Padahal sudah sejelas itu." Kei mengakhiri kalimatnya dengan hembusan nafas yang keras. Kemudian dia melanjutkan laporannya tanpa mempedulikan Chris yang tampak sedikit canggung. Pandangan Chris menjadi sedikit redup. Membuatku tak berani menatapnya. "Lagipula drama diantara kalian sudah cukup terkenal diantara para peserta SE. Kau tidak perlu marah." Sambung Kei sambil terus mengetik.
"Hai hai hai, sepertinya ada member baru yang bergabung." Sapa Erick dari kejauhan. "Selamat bergabung, kawan." Erick dan Kei melakukan tos diudara sebelum menyilakan Erick untuk duduk. Erick memang selama ini dikenal sebagai orang yang supel, ia cukup dekat dengan orang-orang dan ia juga termasuk orang yang mudah bergaul.
.....
Sore itu, aku pulang bersama Chris, kami berjalan melewati jalan yang biasa kami lewati. Hari ini dia tampak lebih pendiam. "Kau mau makan sesuatu?" Tawarku padanya, namun dia hanya menggeleng dan mempercepat langkahnya. "Minum?" Tawarku untuk kedua kalinya, namun lagi-lagi ia hanya menggeleng. Baiklah, moodnya sedang tidak bagus, mungkin lebih baik aku diam dan membiarkan suasana ini semakin dingin. Saat aku hendak memasukkan ponselku kedalam saku, aku terkejut karena aku telah menabrak tubuh tinggi Chris yang tadi berjalan di depanku. "Kenapa?" Tanyaku bingung.
"Kau lapar. Ayo makan!" Chris menarik tanganku, ia pun membeli 2 porsi besar burger dan cola. Saking laparnya kami makan dalam diam dan fokus menghabiskan makanan kami, suasana mencair ketika tanpa diduga Chris memulai percakapan. "Maaf." Katanya, sambil menjeda aktivitasnya, "Kei benar, aku tidak perlu marah. Kalau pun harus marah harusnya aku marah pada diriku sendiri." Katanya sambil menatap sisa burger ditangannya. "Maaf belakangan ini aku sering membuatmu merasa takut padaku, sungguh aku tidak bermaksud seperti itu." Kini dia beralih menatapku. "Aku sudah banyak berubah, maafkan aku."
"Aku juga berubah, semua orang berubah Chris. Hanya saja aku merasa perubahanku ini merupakan perubahan yang baik." Tentu saja, aku pribadi merasa aku tumbuh begitu cepat selama disini, aku sudah belajar peduli pada orang lain, belajar bergaul dengan orang lain dan punya banyak teman, belajar percaya pada orang lain hingga aku sekarang sudah punya *ehem pacar. Bagiku itu sebuah kemajuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian maka tidak ada unsur kesengajaan. Harap maklumi jika ada typo berserakan, selama typo masih bisa dibaca harap dimengerti. Jika dalam cerita ini terdapat beberapa, ata...