...
"Pagi Bob-head!" Sapa Zabdi sambil memasukkan uang kembalian ke saku kemejanya setelah ia membeli segelas kopi.
"Pagi," balasku singkat, kami pun berjalan bersama menuju kampus.
"Kopi?" Tawarnya padaku, karena aku sudah minun kopi jadi aku pun menolaknya.
"Bagaimana tugas laporan mu? Pasti sudah selesai ya?" Tanyaku, Zabdi adalah orang yang rajin, makanya aku menduga pasti dia sudah menyelesaikannya.
"Belum, kurang bagian akhirnya saja, tapi aku masih punya banyak waktu untuk itu." Balasnya.
"Alan juga sudah menyelesaikan laporannya, sahabatku yang satu itu sudah tidakdirkan punya otak yang tidak terdistraksi." Zabdi tertawa mendengar pernyataanku, tapi ia juga mengamini pernyataan itu, semua orang juga setuju kalau Alan adalah mahasiswa paling rajin diantara semua peserta SEP.
"Lalu apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanyanya.
"Aku mau membantu Lexie dengan laporannya yang belum selesai." Jawabku dengan berat hati. Zabdi tampak tersenyum mengejek. "Kalau kau punya waktu kau bisa mengerjakan bersama kami Zab. Aku sudah mengundang yang lain untuk kerja kelompok--maksudku, berkelompok mengerjakan tugas masing masing." Tutupku sambil memasang senyuman terbaik.
"Baiklah, akan kuusahakan untuk datang, dan membantu." Zabdi setuju. Akhirnya aku tidak akan mati sendirian karena Lexie.
.....
Aku, Joel, dan Richard sudah berada ditempat yang di janjikan. Richard tiba paling awal karena dia sudah selesai mengurus buku di perpustakaan. Kemudian aku datang bersama Joel setelah membeli beberapa makanan. Richar tampak sudah mulai menyicil laporannya.
"Hanya kalian yang muncul?" Tanya Richard.
"Lexie sedang ada urusan dengan seseorang." Balasku,
"Sepertinya dia begitu cepat move on ya?" Balas Richard
"Apa kau cemburu?" Goda Joel.
"Yang benar saja?" Jawab Richard sambil berusaha kembali fokus pada laporannya. Aku berusaha menghubungi Lexie untuk segera datang agar aku bisa cepat selesai. Joel dan Richard mulai mengerjakan, sementara aku hanya merevisi kesalah kesalahan di laporanku.
Setelah lama kurang lebih 20 menunggu, akhirnya Lexie muncul bersama dengan Elsa, tak jauh dibelakang mereka ada Chris, Erick, dan Alan. Aku juga mengundang mereka untuk membantu, terutama Alan. Dia adalah core of the core dalam masalah ini. Aku menyilakan mereka untuk mengambil tempat duduk. Chris duduk de disebelah Joel, menghadapku. Aku hanya tersenyum padanya, namun dia tampak salah tingkah dan itu membuatnya jadi sangat lucu.
Aku sudah selesai dengan semua revisianku. Jadi disana aku hanya fokus membantu Lexie dan yang lain jika ada yang bertanya. Tak lama kemudian Zabdi datang, dia mengerjakan beberapa bagian yang kurang dari laporannya, namun tak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan semuanya. Setelah selesai dengan laporannya ia pun membantu yang lain untuk mengerjakan laporan mereka. Erick yang paling banyak mendapat kesulitan terus saja mengeluh setelah laptopnya tiba tiba mati, akhirnya ia pun meminjam laptopku untuk melanjutkan laporannya. Sama dengan Erick, Chris juga terus menerus mengeluh karena beberapa tuts keyboarnya tidak berfungsi, beberapa hari lalu dia bilang sempat jatuh. Dia tampak sangat frustasi karena harus menggunakan keyboard on screen.
"Kau bisa menggunakan laptopku Chris. Aku sudah selesai," tawar Zabdi pada Chris, akhirnya Chris pun meminjam laptop Zabdi untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
"Zab, apa filemu masih kau simpan disini? Aku mau lihat di bagian penutupmu boleh kan?" Tanya Chris, sepertinya dia sudah sampai di penghujung laporan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian maka tidak ada unsur kesengajaan. Harap maklumi jika ada typo berserakan, selama typo masih bisa dibaca harap dimengerti. Jika dalam cerita ini terdapat beberapa, ata...