Mulutmu Harimaumu

110 12 0
                                    

.....

Setelah beberapa akhir pekan aku dan Chris menghabiskan pagi kami dengan berlari memutari blok sebanyak 6x, kali ini kami mengajak lebih banyak teman untuk berlari lebih jauh mengikuti sungai yang berada tak jauh dari kampus kami, aku tak tau nama sungai itu, tapi sungai itu cukup besar.

Hari ini kami bersama dengan Elsa, Richard dan Joel lari berlima, aktifitas di tepi sungai lumayan sibuk. Aku dan Elsa sedang duduk di pagar jembatan sambil meminum air mineral, Richard dan Joel terengah engah setelah lari cukup jauh, sepertinya mereka juga jarang olah raga. Richard terduduk bersandar pada pagar, sedangkan Joel berbaring di pinggir jalan sambil berusaha mengatur nafas. Seperti biasa Chris bermain dengan Skate Board-nya. Aku baru sadar ini sudah hampir tiga bulan sejak kami tiba disini--aku mulai suka kehidupan baruku di Brasil.

"Ternyata Brasil indah juga," celetuk Elsa yang duduk di sampingku, dia sedang melihat ke dalam air sungai yang bersih.

"Yeah--kurasa juga begitu," balasku. Aku masih menikmati angin pagi yang berhembus pelan menerpa wajahku, aku setuju dengan Elsa. Meskipun aku hidup jauh ribuan mil dari keluargaku, aku seperti menemukan keluarga baru disini, aku masih punya Alan, ditambah Elsa, Erick, Richard, Joel, Zabdi, dan tentu saja aku juga punya Chris. Kehidupanku di Brasil terasa berlari sangat kencang setiap kali aku bangun dari tidurku, aku ingin bersama mereka lebih lama lagi.

"Aku butuh minum, Bob-head," Richard sudah merebut botol air mineralku yang masih terisi separuh, dia meminumnya perlahan, seperti apa yang dikatakan Chris padaku dulu, mungkin Chris memarahi teman temannya juga.

"Lihat wajahmu, Richard! Kau mirip kepiting rebus," ejek Elsa pada wajah Richard yang merah.

"Aku juga mau mimun!" Joel bangkit dari posisinya, dan menerima botol dari Elsa.

"Kemana Zabdi dan Erick? Kenapa mereka tidak ikut?" tanya Elsa. Ini juga hari pertamanya ikut denganku dan Chris, begitupun Richard dan Joel.

"Erick sepertinya harus istirahat, semalam dia mengerjakan banyak tugas kuliah," balas Richard sambil mengusap bibirnya yang basah setelah minum. "Zabdi, mungkin dia harus membersihkan apatemennya,"  tambahnya. Tadinya aku juga mengajak Alan, tapi dia sibuk dengan tugasnya yang belum juga selesai, lagi pula Alan bukan tipikal orang yang gemar olah raga.

"Apartemenku juga berantakan, mungkin aku akan minta tolong Zabdi membersihkannya nanti" celetuk Joel setelah menghabiskan air itu sekali tenggak, sepertinya Joel tidak peduli kata kata Chris. Setauku Zabdi memang yang paling rapi diantara lima pemuda Latin itu.

"Ayo kit pulang!" teriak Chris dari kejauhan sambil melindungi matanya dari sinar matahari yang menyilaukan, kami pun bangkit dari posisi masing masing dan berjalan lemas kembali ke gedung apartemen. Kali ini Joel dan Richard yang meminjam skate board Chris, mereka berkejar kejaran seperti anak kecil disepanjang jalan pulang, mereka sesekali jatuh bersama dan tertawa disana, sesekali juga Chris memarahi mereka agar bersikap baik pada skate board kesayangannya itu.

Setelah sampai di gedung apartemen dan hendak berjalan masuk ke lift--kami, terutama Chris dikejutkan oleh kedatangan dua wanita paling spesial dalam hidupnya--ibu, dan neneknya. Mereka sudah menunggu di depan kantor pengelola bersama Erick dan Zabdi, mereka meneriaki Chris setelah masuk beberapa langkah ke dalam, tanpa tunggu lama Chris berlari dan memeluk keduanya. Ah... Aku jadi rindu ibu, apa kabar dia dirumah?

Richard dan Joel menyapa dalam bahasa Spanyol sedangkan aku dan Elsa diam. Kami hanya senyum senyum ketika mereka mengobrol, sampai kemudian nenek Chris menanyakan sesuatu yang aku sendiri juga tidak paham.

"Sapa mereka seperti kau menyapa teman temanmu Bob-head," Kata Zabdi sambil tersenyum, ia masih duduk di dekat nenek Chris, tiba tiba aku teringat Lexie yang menyapa teman temannya yang sesama gadis Latin.

AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang