Made In The A.M.

146 14 0
                                    

Aku berjalan sendirian di lorong lantai dua, suara dentuman keras musik dengan irama asing sudah terdengar sejak aku masih di dalam lift, kuduga pasti apartemen Erick ada di dekat lift. Aku pasti sangat terlambat datang ke pesta itu karena aku ragu ragu antara datang atau tidak. Aku bertanya pada Alan--dia datang, katanya tidak baik menolak niat baik Erick, dan Elsa--dia suka pesta, dia juga sempat mengajakku untuk datang bersamanya 30 menit lalu, tapi aku menolaknya karena aku tak ada niatan untuk datang. Akhirnya aku datang sendiri sekarang.

Aku hanya memakai celama jeans hitam dan jaket ukuran besar yang ku curi dari lemari Brent, dan memakai sepatu casual yang biasa ku pakai. Aku berdiri ragu-ragu di depan pintu apartemen Erick yang terdengar sangat berisik dari luar sambil memegang undangan yang diberikan Chris, sepertinya aku lebih baik pergi. Aku pun bertekat pergi dari sana.

"Bob-head!" ada orang yang memanggilku, aku menoleh. Sialan itu Zabdi, dia juga satu genk dengan Crish dan Erick, dia dari Puerto Riko. Dia sudah merangkul dua gadis di kedua lengannya. "Pestanya disini, ayo masuk! Erick akan senang kau datang." Zabdi berpindah merangkulku sekarang, mengajakku masuk kedalam apartemen Erick yang super duper berisik dan remang remang, aku bahkan tidak bisa mengenali orang orang yang kulihat kecuali Zabdi karena dia masih merangkulku. Bau bau alkohol juga sangat menyengat setiap kali Zabdi bicara.

"Kau lihat Elsa?" aku bertanya pada Zabdi yang terus berjalan menyeruak ke kerumunan orang yang sudah berjoget ria disana. Aku harus berteriak ke telinganya agar dia mendengar suaraku, ditambah badannya yang tinggi jadi telinganya agak jauh.

"Sepertinya dia sedang bersenang senang." kata Zabdi sambil menoleh ke kanan dan kiri, aku mengikuti arah pandangannya ke kakan dan ke kiri, aku tidak yakin kalau Zabdi bahkan kenal Elsa. "Itu dia Erick!" katanya sambil menunjuk Erick yang sedang berbincang dengan teman temannya di dekat jendela. Zabdi menarikku dan menyuruhku duduk di dekat Erick sampai aku duduk tersandar di sofa empuk itu.

"Hey Bob-head! Akhirnya kau datang juga," kata Erick sambil memelukku singkat, aku hanya diam seperti orang bodoh saat Erick bicara panjang lebar mengenai betapa senangnya ia aku datang. "Kau harus mencicipi makanan dan minuman disini Bob-head, aku yakin kau akan sangat menyukainya," katanya sambil menyodorkan makanan makanan yang ada di meja di hadapannya, aku hanya menggeleng canggung pada Erick yang ramah itu.

"Hey lihat siapa yang datang!" itu Chris, dia muncul secara tiba tiba sambil mengelap tangannya dengan tisu, sepertinya dia habis dari kamar mandi. "Sudah dari tadi Bob-head?" dia duduk disampingku menggeser Zabdi, kemudian menenggak minuman yang ada disana. Sialan aku sangat terjebak dalam situasi ini, aku tidak melihat Alan ataupun Elsa disini, terlalu banyak orang, sepertinya Erick mengundang banyak orang lokal juga.

"Kau harus mencoba Tequila Bob-head!" kata Joel si manis dari Meksiko, diikuti oleh anggukan dari Richard dan Zabdi, kemudian mereka bersulang dan menenggak habis isi gelas kecil mereka. Aku tentu saja tidak ingin mabuk dan tinggal disini sampai pagi, aku bahkan tidak berniat datang kesini.

"Kau lakukan saja apa yang ingin kau lakukan disini Bob-head. Bebas!" kata Erick sambil berteriak agar aku mendebgar suaranya, aku hanya tersenyum singkat, aku tidak tau apa yang harus kulakukan, sementara hampir semua orang berjingkrak jingkrak dihadapanku. Erick, Joel, Richard dan Zabdi sudah bangkit dan ikut hanyut dalan lautan manusia yang sedang bersenang senang.

Chris masih duduk disampingku, dia tengah mengunyah snack yang disediakan oleh Erick. Kami saling diam, maksudku meski mulutnya sibuk mengunyah tapi dia tidak bicara, begitupun aku. Tapi jantungku berdetak lebih cepat daripada biasanya, situasi ini benar benar sangat menjebak, tidak masalah jika aku harus berdiam diri dipojok dalam pesta, tapi jika aku duduk dan ada Chris disampingku--tentu saja aku tidak bisa tenang. Apalagi saat secara tiba tiba dia meletakkan kepalanya dipundakku, dengan tetap mengunyah snack nya. Dia membuat jantungku nyaris melompat.

AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang