Selamat tahun Baru, Siera!!!
Btent mengirim ucapan selamat tahun Baru di siang bolong, tapi tentu saja sekarang ini sudah tahun baru di Indonesia. Suasana menjelang tahun baru di Brasil juga tak kalah meriah bersamaan dengan suasana natal, banyak diskon di pusat pusat perbelanjaan, dan toko toko lain.
Siang ini aku sedang dalam perjalanan pulang dari kampus berama dengan Chris, Joel dan Erick, mereka menceritakan kebiasaan yang mereka lakukan saat tahun baru datang. Sedangkan aku hanya diam karena tidak ada kebiasaan spesial di tahun baru, bahkan di hari lainnya. Oh iya, kami (peserta Student Exchange) diundang ke acara count down yang akan di laksanakan di tepi sungai besar yang tak jauh dari kampus kami itu, kabarnya acara itu akan digelar secara meriah dengan menampilkan beberapa talent yang ada di Kota Sao Paulo dan beberapa potensi lokal. Tentu saja itu suatu kehormatan bagi kami, dan kami sangat tidak sabar untuk datang ke acara itu beberapa jam lagi.
Sesampainya di apartemen Aku dihebohkan dengan Elsa yang super duper rempong, ia datang ke apartemenku dengan segala keluhannya mengenai apa yang akan ia pakai di Acara count down.
"Pakai saja baju yang ada di lemarimu!" kataku, karena aku pastinya juga akan memakai baju yang ada di lemariku, bukan lemari orang lain.
"Aku harus terlihat cantik untuk Alan," katanya lagi.
"Kau selalu cantik, Elsa. Kau tidak perlu khawatir." itu juga satu pertanyaan yang masih jadi misteri bagiku, kenapa orang cantik selalu mengkhawatirkan penampilan mereka yang cantik?
"Kau sama saja seperti Alan." Elsa melipat kedua tangannya di depan dada.
"Sebaiknya kau pergi siap siap, kau pasti butuh waktu lama sampai Alan datang menjemputmu di depan sana,"
Elsa pun pergi meninggalkan apartemenku sambil menggerutu kesal, aku hanya bisa terkikik melihat tingkahnya yang kekanak kanakan itu.
.....
"Malam Bob-head." Chris sudah sampai di apartemenku bahkan sebelum aku selesai. Aku menyuruhnya masuk.
"Apa semuanya sudah menunggu?" tanyaku sedikit khawatir, aku takut membuat orang orang menunggu.
"Tidak, santai saja. Aku hanya ingin main sebentar melihat pemandangan malam." Katanya. Setelah 30 menit menonton TV kami pun keluar dari apartemen dan berkumpul di lantai bawah untuk pergi ke Acara count down bersama sama. Saat aku sampai, ternyata di bawah sudah ramai sekali dengan peserta Student Exchange.
Zabdi yang kembali lebih cepat dari agenda pendakian, Joel, Erick dan Richard yang ditemani oleh Lexie tentu saja. Mereka sudah ada disana juga, aku menyapa Mereka seperti biasanya. Aku juga menyapa Elsa dan Alan yang berdiri tak jauh dari sana.
"Ayo berangkat!" ajak Erick, ia berjalan memimpin. Kami berjalan menuju sungai dekat kampus yang sampai sekarang tak ku ketahui namanya itu bersama sama, jalanan ramai sekali, dari kejauhan sudah terlihat banyak orang.
Acara ini hebat. Panggungnya terbuat dari kapal kapal yang di tambatkan di tepi sungai, kebetulan sungainya sedang Tenang. Disana tidak di sediakan tempat duduk, jadi yang menonton bisa berdiri atau duduk di jalanan yang sudah ditutup, atau duduk di rerumputan tepi jalan yang cukup luas itu. Saat kami datang jalanan sudah dipenuhi orang orang, sudah ada yang tampil di panggung itu, sepertinya kami sedikit terlambat. akhirnya kami pun memilih untuk duduk di rerumputan tepi jalan yang masih sepi, kami duduk menggerumpul membentuk sebuah lingkaran, seperti biasa aku adalah orang asing disini.
"Aku mau beli makanan dulu, ada yang mau titip, atau ikut?" tawar Zabdi, aku pun memutuskan ikut. Kami berjalan agak lama karena sudah mulai ramai, belum lagi antrean yang banyak dan pesanan kami yang juga banyak menambah lama durasi berdiri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian maka tidak ada unsur kesengajaan. Harap maklumi jika ada typo berserakan, selama typo masih bisa dibaca harap dimengerti. Jika dalam cerita ini terdapat beberapa, ata...