8. Sakit

4.2K 181 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Flashback On

"Syah kamu pulang sekarang?" Tanya Ainun.
"Iya, dijemput. Bentar lagi kayanya" jawab Nafisyah.
"kamu sendiri, pulang sekarang?" Lanjut Nafisyah.
"Nggak sekarang, mungkin besok" ucap Ainun.
"Loh kok gak sekarang, kan kita bisa bareng pulangnya, searahkan. Lagian kamu di Lembang aku di Bandung kota nya" ucap Nafisyah pada Ainun.

"Mau nya sih sekarang, tapi aku ada perlu. Kata bapakku besok pulangnya, gak tahu kenapa katanya ada yang mau dikatakan" ucap Ainun.

"Oh Iya Iya" ucap Nafisyah.
Tidak lama dari itu, ayah Nafisyah datang dan menjemput Nafisyah untuk pulang dan berlibur. Setelah berpamitan dengan Ainun dan Maya ia pun pergi. Sama halnya dengan Ainun, Maya pun pulang kerumahnya besok lusa.

Besok harinya, bapak Ainun pun datang kepesantren dengan membawa satu mobil yang didalamnya berisikan keluarga kecilnya.

"Assalamualaikum pak" ucap Ainun sambil memeluk tubuh ayahnya.

"Waalaikum salam, sehat kamu nak" ucap bapak Ainun.

"Alhamdulillah pak, bapak ini mau apa sih, kok suruh Ainun nunggu dipesantren. Kan temen Ainun udah pada pulang" ucapnya dengan memajukan bibirnya kedepan.

"Eem sesuatu ah, yuk! Masuk dulu kerumah kiai Umar" ajak bapak Ainun.

"Iih bapak" ucapnya ketus sambil menghentakkan kakinya. Setelah hampir masuk kerumah Kiai Umar, Ainun dikagetkan dengan adanya Khalif
.
"Pak, ini ada acara apa yah" bisik Ainun bingung.
"Banyak nanya ah kamu, nanti juga tahu sendiri" ucap ibunya.

Setelah keluarga Ainun duduk manis ditempat yang sudah dipersilahkan orang yang ada didalam itu. Ayahnya pun langsung berkata.
"Bagaimana kelanjutan obrolan yang tempo lalu Kiai?" Ucap bapak Ainun.

"Saya sudah serahkan semuanya kepada Alif, dan Alif yang akan mengutarakan lanjutan obrolan tersebut" ucap kiai Umar.

Terlihat Ainun yang menundukkan kepalanya, terlihat jelas pula kebingungan diwajahnya.

"Ainun.." ucap Khalif.

"Iya Ustadz" ucap Ainun gugup.

"Eem.... Ainun mau kah menikah dengan saya?" ucap Khalif langsung pada inti. Sontak Ainun kaget dan menatap wajah Khalif.
"Maksudnya gimana?" tanya nya bingung.
"Hari ini saya bermaksud untuk meminang kamu, apakah pinangan saya diterima?" Jelasnya.
"Eeumm kenapa mendadak seperti ini?" Ucapan Ainun dengan nada lebih santai, dan terlihat sedikit senyuman dibibir nya.
"Sebenarnya ini tidak dadakan, saya sudah bicara sebelumnya pada Abah dan kedua orang tua kamu" ucap Khalif.

"Apakah ustadz menyukai saya" ucap Ainun tiba-tiba ketika semua orang merasa tegang dengan jawaban Ainun.
"Saya menyukai kamu ketika pertama saya bertemu kamu. Saya tidak ingin rasa suka ini menerobos kan saya pada hal yang salah. Maka dari itu saya bermaksud untuk meminang mu terlebih dahulu" jelas nya dengan lengkap.

"Dan apakah Ainun juga menyukai nak Alif" ucap Kiai Umar menyelang obrolan mereka. Dengan sangat malunya Ainun pun menganggukkan kepalanya.

"Tetapi bisakah saya dengan ustadz Taaruf terlebih dahulu, ini terlalu mendadak" Ucap Ainun.
"Kalau begitu, niatan saya tetap melamar mu. Sambil menunggu jawaban kita jalani Taaruf ini" timbal Khalif dan sepertinya semua setuju.

Ainun pun hanya bisa mengangguk-angguk kepala menandakan persetujuan. Didalam hatinya ia terus berucap syukur karena cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang