21. Amarah

4.5K 183 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Layaknya pasangan lain, Nafisyah menginginkan pernikahannya selalu diberkahi, selalu dalam keadaan baik-baik saja, bahagia walau tak selalu bahagia.

Berusaha untuk mewujudkan pernikahan yang sakinah mawadah warahmah bukan perkara gampang, butuh sekali bumbu-bumbu keimanan di dalamnya.
Tanpa iman, untuk mewujudkan nya akan terasa sulit.
Bahkan tak sedikit orang yang belum menggapai tahap tersebut sudah mengakhiri pernikahan nya.

Selama ini Nafisyah selalu berusaha yang terbaik untuk sang suami, selalu ingin berusaha menyenangkan hatinya. Begitu pun Rahman, ia pun sama berusaha nya untuk mewujudkan keinginan Nafisyah.

Usia pernikahan yang baru sebentar, Nafisyah sudah mulai mengetahui sikap perilaku sang suami, kebiasaan nya, kesukaannya semua yang mengenai Rahman ia sudah ketahui.

Selama ini Nafisyah berusaha mencari tahu tentangnya, berusaha untuk menjadi istri yang diidamkan sang suami.


"Assalamualaikum.. sayang" ucap Rahman mendekati Nafisyah Yang sedang duduk di gazebo.

"Waalaikum salam, astagfirullah a maaf Nafisyah gak denger bel nya" ucap Nafisyah sambil mengambil alih tas kantor Rahman.

Kebetulan Rahman sedang jadwal masuk kantor, seperti biasa mengecek perkembangan travel nya.

"Lagian lagi ngelamunin apa sih, sampai-sampai bel gak kedenger gitu" ucap Rahman sambil duduk di sebelah Nafisyah.

"Hehehe nggak a" ucap Nafisyah berbohong, sebenarnya sejak tadi ia terus berpikir tentang pernikahan nya.
Bagaimana keterusan nya, gak mungkin kan akan selalu bahagia terus.

"Kata orang usia pernikahan yang baru sebentar masih terbilang orang yang sedang di mabuk cinta ya a?" Tanya Nafisyah pada Rahman.

"Heem, emang kenapa. Kok kamu nanya gitu sih?" Ucap Rahman.

"Apa aa ngerasa gitu" tanya Nafisyah
"Yah seperti itu lah" ucap Rahman.

"Aku cinta kamu a" ucap Nafisyah dan seperkian detik ia memeluk Rahman
"Aku pernah kecewa dengan rasa cinta, semoga rasa cinta yang kali ini aku gak mengalami hal yang sama" ucap Nafisyah kembali dengan bersamaanya tetesan air mata yang mengalir di pipinya.

Rahman hanya mengelus-elus punggung Nafisyah seraya berkata
"Semoga Allah menjaga cinta kamu" ucap Rahman. Lantas cinta kamu bagaimana a? Ucap Nafisyah dalam benaknya

Lagi dan lagi, tak ada kata cinta dari Rahman untuk Nafisyah. Ia selalu menanti-nanti kata tersebut sejak pertama pernikahan.

Nafisyah sudah beberapa kali memancingnya untuk mengucapkan itu, tapi tak ada balasan kata cinta dari Rahman.

Nafisyah tetap yakin kalau Rahman juga mencintainya, dari semua sikap nya ia menunjukan kalau ia cinta sama Nafisyah. Nafisyah sangat yakin itu, dan mungkin Rahman bukan tipe orang yang suka mengucapkan hal-hal seperti itu mungkin.

***

"A aku ikut ke pesantren ya, sudah lama gak kesana. Aku juga mau ikut kajian sama aa" ucap Nafisyah pada Rahman yang akan segera berangkat ke pesantren.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang