20. Khawatir

4.7K 196 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Suara adzan subuh membangunkan Nafisyah dari tidur lelapnya, satu tangan melingkar memeluknya dari belakang, hatinya berdesir ketika mengingat apa yang yang telah terjadi.

Hatinya menghangat, rasa nyaman menyeruak dalam dadanya. Sudah berlalu tetapi, detak jantung nya seakan tak ingin berhenti pada fase normal. Detak jantungnya terus meningkat tak kala ia mengingatnya.

"ouhh ya Allah, terimakasih atas karuniaMu" ucap Nafisyah seraya melepas pelukan Rahman dengan pelan.

Ia tak mau terlena dengan nikmat Allah yang telah di berikan Nya, ia harus segera bergegas mandi dan solat takut waktu subuh segera berakhir.

"Aa.. aaa bangun udah subuh. Cepet mandi" ucap Nafisyah seraya menggerakkan badan Rahman.
"Eemmm.. iya iya" ucap Rahman sambil tersenyum dan bangun pergi ke kamar mandi.

Selagi menunggu Rahman di kamar mandi, Nafisyah menyiapkan baju untuk Rahman tak lupa menggelar kan sejadah untuknya dan Rahman.

Setelah itu ia solat qobla subuh, mengingat pahala yang di janjikan Allah bagi orang yang solat sebelum subuh.

Dan keutamaan nya pun telah dibahas dalam sebuah hadis:

'Aisyah berkata bahwa Nabi shalallahu alaihi wa salam berbicara mengenai dua rokaat ketika telah terbit fajar subuh. 'dua rokaat solat sunat fajar lebih ku cintai/ utama dari pada dunia dan seluruhnya' (HR. Muslim, no 725)

Ketika telah mengucapkan salam terakhir, Rahman sudah siap untuk solat subuh.

Ketika takbir pertama dikumandangkan hatinya berdesir hangat, sungguh nikmat Tuhan manakah yang kamu dustai .

Derai air mata Nafisyah mengalir dengan mudahnya, ketika mendengar lantunan ayat  suci yang merdu dari suara suami nya, apalagi ketika mengingat dosa yang telah ia lakukan, sungguh deraian air mata itu semakin membanjiri pipinya.

Solat pertama menjadi seorang makmum sungguh membuatnya dibanjiri air mata bahagia, sampai salam pun ia terus mengalir.

Rahman berdoa setelah selesai  solat, tak lupa Nafisyah mengaminkan doa tersebut. Memohon kebaikan akan dirinya dan suaminya.

Usai doa dipanjatkan Nafisyah menyalami tangan kanan Rahman, begitu pun Rahman mencium kening Nafisyah.

"Terimakasih untuk selalu menjaga kehormatan mu" ucap Rahman yang sama halnya dengan Nafisyah merasa bersyukur dengan nikmat Allah yang telah diberikanNya.

"sungguh Allah hadirkan cinta begitu cepat" ucap Nafisyah dengan Isak tangis nya.
"Makasih a, aa datang tepat dimana hati ini merasa kesepian, merasa sakit yang sangat perih, merasa kekosongan. Terimakasih telah memilih aku sebagai istrimu" ucap Nafisyah sambil menatap lekat mata Rahman, meneliti setiap kedip matanya.

Rahman yang mendengar setiap kata dari Nafisyah tersenyum bahagia, ia bahagia karena istri nya telah mulai mencintai nya.
Walau jujur hati Rahman masih belum sepenuhnya mencintai Nafisyah, tapi ia akan berusaha lebih lagi untuk mencintai nya. Seperti Nafisyah yang telah merelakan cinta masa lalunya demi sang suami.

"Terimakasih lah kepada Allah, karena Allah yang telah menakdirkan kita untuk bersatu. Terimakasih atas rasa cinta yang kamu punya buat aku" ucap Rahman dan memeluk Nafisyah.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang