25. kesalah pahaman

4.3K 177 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Setelah pulang dari Masjid Rahman bergegas pergi lagi ke kantornya takut ada apa-apa dan takut Nafisyah curiga dengan kehadiran Hasna tadi serta dengan adanya kotak nasi.
tetapi setelah ke ruangannya Rahman tidak melihat seorangpun disana. Yang Rahman lihat hanya kotak nasi milik Hasna yang tergeletak di lantai dan bukan milik Nafisyah.

Dugaan Rahman benar, pasti ada yang gak beres saat Rahman meninggalkan Nafisyah. Rahman seketika langsung lari mencari keberadaan Nafisyah yang mungkin masih ada di sekitar kantor.

Ketika sampai di lobi Rahman menayakan pada resepsionir "Novi lihat istri saya?" tanya Rahman

"Ouh baru saja keluar pak, mungkin lagi di parkiran. Ini makasih makanannya pak, besok saya kembalikan lagi kotaknya" ucap Novi, ternyata kotak nasi yang tadinya untuk Rahman sudah beralih tagan menjadi milik Novi.
Rahman seketika khawatir dengan perasaan Nafisyah setelah mendengar ucapan Novi barusan.

"Ya sudah, saya pergi dulu. Saya langsung pulang, kalau ada klien yang mau bertemu suruh besok saja" ucap Rahman dan langsung pergi dengan berlari ke arah parkiran.

Benar saja, Rahman melihat Nafisyah berjalan dengan gontainya. Untung saja Rahman bisa mencegatnya dan berdiri di hadapan Nafisyah, terlihat jelas lembap mata Nafisyah.

"Astagfirullah... "ucap Nafisyah kaget, ia tak menyadari dengan kehadiran Rahman yang tepat di depannya.

"Syah.. kenapa?" ucap Rahman, Nafisyah malah semakin mengeraskan tangisnya. Saat hendak akan di peluk, Nafisyah malah menolaknya.

" Ck.. Aa masih tanya aku kenapa!!" ucap Nafisyah disela tangisnya. Rahman tak menjawabnya, ia malah akan berinisiatif untuk memeluknya dan mencoba menenangkannya dulu. Tapi apa, Nafisyah lagi-lagi menolaknya.

"Aku mau pulang a, assalamualaikum" ucap Nafisyah dan meninggalkan Rahman yang sedang berdiri menghalanginya. Tak tega melihat istrinya menangis Rahman menarik lengan Nafisyah.
"Pulang denganku" ucap Rahman.

"Awwww... sakit a" ucap Nafisyah, ternyata Rahman tanpa sengaja memegang luka melepuhnya Nafisyah. Sontak Nafisyah kaget dan kesakitan, nanah yang ada pada tangannya keluar disertai sedikit darah segar.

"Innalillahii.. maaf Naf, aa gak sengaja" ucap Rahman meminta maaf.
"Aaaahh.. sudahlah, aku mau pergi" ucap Nafisyah dan benar-benar pergi dari hadapan Rahman.

Rahman marah pada dirinya, bodoh sekali ia malah memegang lukanya dan bukannya tadi sebelum pulang dari masjid berinisiatif untuk membeli obat tapi ia malah lupa. Rahman malah memikirkan yang lain.

Kini Nafisyah berada di mobil dan menyuruh Pak opik untuk segera pulang.  Rahman sendiri ia ikut pulang tetapi dengan memakai mobilnya sendiri.

"pulang pak" ucap Nafisyah pada pak Opik.

"Kok sebentar neng, terus kenapa nangis nengg. Ada apa" tanya Pak Opik yang heran dengan Nafisyah.

"ia pak, gak apa-apa ini luka aku" ucap Nafisyah sambil memperlihatkan lukanya pada pak Opik.

"Innalilah, neng mau ke apotik dulu gak beli obatnya. Itu kulitnya kebuka" ucap Pak Opik khawatir, ditambah melihat Nafisyah yang terisak nangis sesenggukan, pikirnya sangat sakit sampai-sampai Nafisyah menangis seperti ini.

"Gak usah pak, di obat di rumah saja" ucap Nafisyah.

***

"Pak, Nafisyah mana" ucap Rahman yang baru saja sampai rumah dan melihat Pak Opik sedang mengelap mobil.

"itu, kedalam A" ucap Pak Opik
" Eehhh aa, itu lukanya si neng kebuka, tadi nangis terus di mobil. Kayanya sakit a, tadi bapak ajak ke apoti beli obat gak mau katanya dirumah bisa di obatiin" ucap Pak Opik melapor apa yang terjadi pada Nafisyah.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang