27. kedatangannya

3.9K 183 34
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Setelah sepekan lamanya, Rahman setia menunggu Hasna datang ke kediaman orang tuanya. Walau beberapa kali gagal, karena Hasna ada kepentingan mendadak. Kini dan hari ini Hasna benar-benar akan datang.

Entah bagaimana nantinya, Rahman tak tahu. Yang pasti bahagia plus ragu. Bahagianya ummi akan bertemu dengan Hasna, putri nya yang hilang. Ya! Ummi sudah menganggap Hasna anak nya sendiri, ummi tau masa kecil Hasna bahkan masa remaja dan dewasanya ummi tau. Sehingga ketika Hasna menghilang ummilah yang merasa tersakiti dan kehilangan. Apalagi hilang ketika hendak akan menjalani hubungan serius dengan Rahman.

Ragunya, cepat atau lambat Nafisyah akan mengetahui hubungan yang lebih dalam antara Rahman dan Nafisyah.

Jujur saja, sikap Rahman hanya sebatas pertanggung jawaban atas pernikahan nya. Rasa cinta terhadap Nafisyah sangat sulit untuk hadir, walau hanya sedikit. Hanya rasa nyaman saja dekatnya.

Ditambah sekarang Hasna telah ada, hatinya tak bisa ia jaga, tak bisa ia bohongi.

Cinta pertamanya Hasna, dan masih hadir selalu dalam hatinya belum bisa terganti oleh Nafisyah yang sekarang sudah menjadi istrinya. Jika hari itu Hasna tak pergi, mungkin kini yang selalu ada untuknya bukan Nafisyah melainkan Hasna, teman kecilnya, sahabat kecilnya, pemilik rasanya.

Kalau dipikir-pikir, entah alasan kuat apa yang membuat Rahman begitu mudah nya memilih Nafisyah sebagai istrinya, atau mungkin hanya pelampiasannya saja?

From: Hasna
"Mas nanti aku Dateng jam 10siangan ya, mau ke pesantren dulu"

Pesan dari Hasna, yang mengurungkan niat Rahman yang tadinya akan berangkat ke pesantren.

"Naf... Nafisyah.." teriak Rahman dari lantai atas, sedangkan Nafisyah sedang berada di bawah, tepatnya di dapur bersama Bi Atun.

"Iya a.." tak beda jauh dengan Rahman, Nafisyah pun berteriak sambil mendekat.
"Ada apa a?" Tanya Nafisyah.

"Kita ke rumah ummi sekarang, aku tunggu di mobil, jangan lama" ucap Rahman, tanpa menanyakan bersedia atau tidaknya Nafisyah.
"Iihhh aa, kok buru-buru sih. Aku lagi masak" ucap Nafisyah
"Ya udah sama bi Atun aja, cepetan Naaff... Gak usah bawa apa-apa" ucap Rahman.

"Iya a, bentar ya" ucap Nafisyah. Dan dengan cepat pergi ke dapur untuk cuci tangan dan ngambil handphone di dapur.

"Mau apa a ke rumah ummi?" Tanya Nafisyah yang sudah berada di dalam mobil.
"Ada urusan" jawab Rahman
"Kok aku ikut juga sih" tanya Nafisyah lagi
"Ya harus, nihh maaf tolong telpon ummi. kita mau ke rumah sekarang, terus Hasna ke rumah jam 10han" ucap Rahman.

"Ouh Teh Hasna mau ke rumah" ucap Nafisyah dan segera menelpon ummi.

"A, kok ummi kaya nangis gitu ya" ucap Nafisyah setelah selesai menelpon ummi.

Sebenarnya ummi sudah mengetahui bahwa Hasna mau ke rumah hari ini juga.
"Ya mungkin sedih kali, Hasna mau ke rumah" ucap Rahman
"Emang teh Hasna pergi berapa lama sih a, kok ummi kaya yang kehilangan bangettt.. gitu" ucap Nafisyah yang tak sadar dengan pertanyaanya yang memancing-mancing emosi Rahman.

"Eemm sekitar satu tahun lebih" ucap Rahman
"Emang pergi kemana?" Tanya Nafisyah

"Iihhh aa... Si aa malah gak jawab.." ucap Nafisyah yang tak ada jawaban dari Rahman.
"Ya gak tau, naf" ucap Rahman

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang