بسم الله الرحمن الرحيم
***Dipagi yang cerah, tapi tak secerah hati dan pikiran Rahman. Seperti yang direncanakan, ia akan mencari Nafisyah kemanapun.
"Bang, bang.. heh! Nggak bakal ada di jalanan. Dia pasti ada disuatu tempat, lagian mbak Nafisyah nggak mungkin berani keluar. Dia kan lagi masa Iddah." Ungkap Fahmi, ia mencoba memberi pencerahan pada sang Abang. Fahmi ikut mencari Nafisyah, ia menemani abangnya.
"Ya terus dimana. Siapa tahu aja dia masih ada disekitar sini." Ucap ketus Rahman.
"Gak mungkin, udah gak bakalan ada di Bogor. Paling ada di mana gitu. Bang, coba cari ke temen terdeket nya, atau saudaranya gitu. Abang tau kan?" Saran Fahmi yang melihat Rahman celingukan mencari ke kanan dan kiri keberadaan Nafisyah.
Rahman pun mulai berpikir, ia mencari siapa saja selama ini yang selalu dekat dengan Nafisyah.
"Astagfirullah, Abang baru kepikiran. Mi, putar balik. Kamu bawa ATM gak?" Ujar Rahman tiba-tiba.
"Bawa bang, tapi saldonya tinggal dikit. Heheh.. Mau kemana emang?" Tanya penasaran Fahmi yang tiba-tiba mendengar Rahman menyuruhnya untuk putar balik.
"Abang bawa uang kas dikit, tapi lumayan cukup lah. Kita ke Bandung!" Putusan Rahman.
"Eem.. oke.. okee..." Ucap ragu Fahmi, ia pun menuruti apa yang dikatakan oleh Rahman.
Rahman baru menyadari, mungkin seseorang yang akan ia temui sekarang akan menjadi titik cerah pencarian Nafisyah.
Mungkin saja, seseorang yang ia akan temui mengetahui juga keberadaan Nafisyah dimana. Semoga saja.***
Hanya padamu, diri ini hanya milik mu. Datanglah mendekat, air mataku mengalir, mengharapkan mu.
Hanya padamu dan jiwaku padamu. Wahai kekasih, usiaku, seluruh hidupku hanya untukmu.
Cintamu adalah hidupku.
Dirimu membuatku merasakan sebenar-benarnya cinta.Hatimu disini, keindahan mu milikku, jadi bersatu.
Hatiku memanggil, harapkan engkau senantiasa setia. Hanya dirimu.Selepas bertahun-tahun, lihatlah sayang, kita berjumpa disini dan bersama.
Air mataku mengalir karenamu, engkaulah kasih, hidupku hanya untukmu.
Seluruh hidupku, usiaku, karena matamu, aku serahkan segalanya.
Dikeheningan yang menyeruak hati Nafisyah, ia mendengar serta mengartikan sepenggal lirik lagu yang sedang Maya putar dikamarnya.
Albi nadak, Hatiku memanggilmu.
Ya! Lagu yang kini sedang di favoritkan oleh Maya, tidak dengan Nafisyah.Isi liriknya hanya berpihak pada Nafisyah saja. Tidak dengan Rahman. Hati Nafisyah memanggil pujaannya, sang suami. Rahman sendiri, toh ia malah memanggil wanita lain.
Mendengarkan lagu tersebut membuat Nafisyah mengingat Rahman. Bagaimana Rahman sekarang? Apa kabarnya? Apakah ia merindukan dirinya? Seperti sekarang, Nafisyah sedang merindukan Rahman.
Tak bisa ia bohongi hati kecilnya, seberapa benci Nafisyah pada Rahman, seberapa kali ia ingin menghilangkan bayangannya. Tetap, masih tetap. Ada rasa cinta yang dalam dihati Nafisyah.
"Hey.. ngelamun aja!" Tegur Maya yang melihat Nafisyah sedari tadi diam.
"Hem.."
"Naf, pulang ya!" Ujar Maya seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}
Spiritual{BISA DIPESAN KE PENULIS/PENERBIT} #🥇keikhlasan (Senin,04 November 2019) #🥇 spritual (Jum'at, 20 Desember 2019) 'Cinta itu butuh kesabaran.' Itulah yang selalu dipegang teguh oleh Nafisyah dan Rahman. Mengawali pernikahan dengan niat saling melupa...