39. Next

3.9K 218 16
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Setelah beberapa bulan lamanya, Rahman masih dengan pencariannya. Pencarian yang masih belum ada titik terang.

Beberapa kali mencoba bertanya kepada ayah dan ibunya tentang keberadaan Nafisyah. Tetapi, selalu penolakan dan pengusiran yang ia terima.

Rahman, ia selalu berusaha semampunya. Walau beberapa kali pulang pergi ke Bandung itu tak membuat nya menyerah begitu saja.
Ia akan membuktikan kesungguhan nya pada kedua orang tua Nafisyah.

Sebenarnya Rahman menduga kalau kedua orang tua Nafisyah sudah mengetahui kabar dan keberadaan Nafisyah. Dilihat, sikap dari keduanya yang santai-santai saja.

Sempat satu kali Rahman bertanya pada ayah dan ibu, dan jawabannya kalau Nafisyah baik-baik saja.
Itu menjadi petunjuk, bahwa keduanya sudah mengetahui keberadaan Nafisyah.

Entah dengan cara apa Rahman bisa meyakinkan kedua orang tua Nafisyah kalau kini Rahman sangat menyesali perbuatannya dan akan mencoba memperbaiki semuanya dari awal.
Mungkin, dengan cara menemukan Nafisyah. Rahman bisa meyakinkannya.

Menjaga kepercayaan memang sangat penting. Ketika seseorang mempercayakan sesuatu kepada kita, maka kita harus menjaga kepercayaan itu. Jika sampai lalai, hal nya seperti gelas pecah, yang jika disambung kembali tak akan sama seperti semula.

Di lain sisi, Khalif pun tetap berusaha semampunya. Ia sudah berusaha menemui semua teman dan kerabat yang ia ketahui dekat dengan Nafisyah.
Tapi hasilnya selalu nihil, mereka semua tak tahu Nafisyah dimana.

Entah untuk keseberapa ratus kali Khalif telah menghubungi nomer Nafisyah. Tapi hasilnya pun tetap sama, Nafisyah tak menjawab satu panggilan pun.

Khalif semakin geram, kesal, cemas dan perasaan lainnya. Ia ingin mengetahui segera keberadaan Nafisyah yang sudah menghilang beberapa bulan ini.
Apalagi, mengetahui kalau Nafisyah sedang mengandung. Khalif semakin khawatir.

Begitupun Ainun. Ia ikut mencari, hanya saja ia bertanya-tanya lewat telepon, ia tak bisa ikut serta ke luar. Karena anaknya masih membutuhkan Ainun dan tidak mungkin ditinggal atau di ajak keluar.

Ainun sempat menanyakan Nafisyah pada Maya, hanya jawaban nya tak memuaskan bagi Ainun.
Maya berbohong tentang Nafisyah, itu pun di suruh oleh Nafisyah sendiri. Ia tak mungkin mengatakan pada siapa pun keberadaan sahabatnya itu.

Keluarga kecil Ainun pun sempat berada dalam masalah. Semakin hari Khalif lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban nya sebagai suami sekaligus ayah.
Ainun sempat memprotes hal tersebut dan menduga yang tidak-tidak.

***

"Bu, saya mau tahu keberadaan Zahra. Ibu dan ayah pasti mengetahuinya kan?" Tanya Khalif seketika. Ia berkunjung lagi ke rumah Nafisyah, untuk memastikan kabarnya.

"Lif, sudah ibu katakan. Aisyah baik-baik saja, kita berdoa saja buat dia ya," ucap tenang ibu Nafisyah.

"Bu, Khalif mohon. Kasih tau Zahra dimana? Biar Khalif bujuk dia untuk pulang. Bagaimana pun dia kan sedang mengandung, kasihan Zahra." Ujar Khalif. Dia terus memohon pada ibu Nafisyah.

Ibu tak langsung menjawab ucapan Khalif. Ibu berpikir sejenak. Betul juga, selama ini ia dan suaminya menanggung rindu pada anak sulungnya itu.
Hanya lewat telpon saja ibu bisa menghubungi nya, tanpa mengetahui keberadaan sesungguhnya. Nafisyah hanya memberi tahukan ia ada disebuah pesantren yang berada di Bandung dan ibu ayahnya dia larang untuk mencarinya.

"Ibu gak tahu Aisyah ada dimana, yang ibu tahu dia ada di pesantren daerah Bandung. Ibu pun ingin Nafisyah pulang, ibu selalu membujuknya tapi tetep saja begitu." Ujar ibu.
"Ibu juga kasihan sama ayah, walaupun kelihatan tegar. Ayah begitu rapuh saat sendirian, ayah selalu kepikiran Aisyah. Kesehatan ayah selalu menurun setiap bulannya, pekerjaan nya pun mulai gak beres Lif.
Ibu mohon ya, siapa tahu kamu bisa bujuk Aisyah pulang." Ujar ibu kembali.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang