45. Kembali saling menyakiti

6.2K 302 69
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

Setelah lama tak mengaktifkan telpon. Rahman yang baru saja selesai solat Maghrib langsung kembali ke kamar hotelnya.

Ia berniat untuk menghubungi Nafisyah, karena selama tiga hari ini ia tak menghubunginya.
Kesibukan mengurus jamaah umroh membuat Rahman kewalahan dan tak sempat mengecas hp.

Saat setelah mengaktifkan hp, Rahman dibuat terkejut dengan banyaknya panggilan masuk yang tak terjawab pada hari ini.

Terlebih, banyak nya panggilan dari ummi nya. Dan ada beberapa dari ayah Nafisyah. 

"Ada apa ini," batin Rahman seraya mengaktifkan data telponnya.
"Astagfirullah..." Rahman mengscroll pesan yang masuk.

Pertama ia membuka pesan dari Nafisyah, karena rasa bahagianya untuk pertama kali Nafisyah menghubungi nya lagi. Ia pun langsung tertuju pada pesan Nafisyah tersebut.

Dengan antusias Rahman membalasnya, tanpa berpikiran apapun.
"Waalaikum salam sayang. MasyaAllah, akhirnya tak sia-sia juga aku menunggu pesan dari kamu."
Kirim pesan Rahman. Sayangnya, telpon Nafisyah sedang tidak aktif. 

Setelah itu ia membuka pesan dari Fahmi, yang sudah sepuluh kali menghubungi nya.
"Astagfirullah, ya Allah. Alhamdulillah Nafisyah lahiran. Tapi...." Ujar Rahman saat sudah membaca pesan Fahmi.
Senang dan bingung bercampur seketika.

Dengan segera Rahman menelpon ayah, untuk mengetahui kabar Nafisyah.

"Hallo, Assalamualaikum yah? Gimana kabar Nafisyah yah?" Tanya Rahman saat telpon sudah terhubung.

"Nafisyah sedang ada di ruangan ditemenin ibu, doanya saja semoga semuanya lancar, selamat keduanya." Ujar ayah.

"Iya yah, maafin Rahman. Rahman insyaallah usahakan buat pulang cepet." Ujar Rahman.

"Tidak usah, urus dulu tanggung jawab kamu disana. Biar disini ada kita semua, disini ada umi sama Abi mu Rahman." Ucap ayah memberi tahu.

"Umi abi ada disana?" Tanya Rahman yang tak mempercayainya.

"Iya, sama Fahmi juga. Barusan datang." Ujar ayah.

"Ouh iya yah, maaf sekali lagi yah. Rahman gak bisa menemani Nafisyah saat ini."

"Iya tak apa, doanya saja. Kalau begitu ayah tutup dulu ya, Assalamualaikum." Tutup telpon ayah secara sepihak.

Setelah itu Rahman dibuat prustasi dengan kenyataan yang ia terima sekarang.
Jika ia melanjutkan tanggungjawab nya sekarang, berarti ia akan pulang ke Indonesia kurang lebih sekitar 4 hari lagi
Tapi, itu tak akan bisa membuat Rahman pokus.

Akhirnya setelah berpikir panjang, dan setelah berdiskusi dengan pemandu travel yang lainnya. Rahman akan pulang hari ini juga.

Ia mengambil jadwal keberangkatan pesawat secepat mungkin.
Memerlukan waktu berjam-jam di pesawat sudah membuat hati Rahman gelisah. Apalagi harus menunggu beberapa hari nanti.

***

Setelah empat belas jam lamanya, perjalanan dari bandara, Jakarta dan menuju Bandung.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang