بسم الله الرحمن الرحيم
***Sebuah keluarga akan lebih terasa hangat dengan kehadiran sang buah hati, pengobat pelipur lara, penyemangat sang ayah.
Tak sedikit orang yang menanti kehadiran nya, berbagai cara dilakukan untuk bisa mendapatkan buah dari cinta sepasang keluarga itu. Yang pasti dengan ikhtiar yang maksimal dan begitu pun doa yang maksimal juga.
Begitu pun dengan Nafisyah dan Rahman di setiap kali selesai solat, doa yang satu ini terus mereka panjatkan. Seolah-olah sudah menjadi rutinitas nya dan kebutuhan utamanya. Selama ini mereka telah begitu sabar menanti sampai delapan bulan pernikahan ini.
Program hamil telah mereka lakukan demi mendapatkan usaha yang maksimal pula. Mungkin Allah saja yang belum menakdirkan sang anak untuk di titipkan pada Nafisyah. Dan mungkin Allah pun memberi waktu Nafisyah untuk lebih-lebih berbakti kepada suaminya.
"Sayang.. aku pergi ke kantor dulu. Assalamualaikum.." ucap Rahman, yang bergegas ingin segera pergi ke kantor.
Akhir-akhir ini bisnis Rahman sedang dalam masa kritis, banyak sekali kekacauan terjadi. Yang mengharuskan Rahman pulang pergi ke kantor untuk memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut."Pulangnya malem lagi a?" Tanya Nafisyah
"Iya kayanya, kamu langsung tidur aja ya. Jangan tungguin aa" ucap Rahman.
"Iya a, hati-hati" ucap Nafisyah seraya bersalaman dengan Rahman. Setelah kepergian mobil Rahman, Nafisyah kembali pergi ke dalam untuk kembali beres-beres rumah.Tak lama untuk beres-beres rumah, karena selama menjalani program kehamilan Nafisyah hanya mengerjakan hal-hal yang tidak berat. Seperti menyapu, mengepel dan selebihnya Bi Atun yang mengerjakan.
Kringg..kringg...
Telpon rumah berbunyi, Nafisyah segera mengangkat telpon tersebut."Assalamualaikum, siapa?" Ucap Nafisyah
"Waalaikum salam, nak ini ibu.. gimana kabar kamu" ucap ibu Nafisyah diseberang telpon sana."Ouh ibu, kirain siapa. Alhamdulillah baik Bu. Ibu ayah sama adik gimana kabarnya?" Tanya Nafisyah.
"Alhamdulillah Syah baik-baik aja, ibu telpon ke hp kamu kok gak di angkat" tanya ibu.
"Ouh aku baru beres-beres. hp aku ada di kamar Bu, maaf ya Bu" ucap Nafisyah
"Iya nak, Syah kapan kesini udah lama gak pulang. Ibu kangen tau" ucap ibu
"Iyah Bu Nafisyah juga kangen, a Rahman lagi sibuk-sibuknya. Aku juga pengen ke Bandung" ucap Nafisyah yang hampir saja meloloskan air mata. Untung ia bisa mengontrol emosinya."Ya udah, kapan-kapan kamu kesini dong kalau Rahman udah gak sibuk ya." Ucap ibunya
"Iya Bu, nanti aku usahain ke sana" ucap Nafisyah
"Ya sudah ibu tutup ya, Assalamualaikum" salam ibu
"Waalaikum salam" jawab Nafisyah.
Setelah telponan bersama ibunya, Nafisyah pergi ke kamar untuk mandi. Setelah mandi ia akan belajar memasak pada Bi Atun, ia akan belanja sayuran-sayuran.***
"Assalamualaikum, bi ini masakannya. Ibi yang nunjuk-nujuk nya aja, bumbu nya apa aja sama gimana cara bikinnya ya" ucap Nafisyah setelah kembali berbelanja sayuran di depan komplek rumahnya.
"Waalaikum salam, iya neng. Tapi sebentar ya neng, ibu mau jemur pakaian dulu. Neng keluarin dulu aja bahan-bahannya" ucap Bi Atun
"Wuaalahh.. maaf ya bi ganggu kerjaan bibi jadinya" ucap Nafisyah
"Ya enggak apa-apa atuh, kan mau belajar buat a Rahman" ucap bibi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}
Tâm linh{BISA DIPESAN KE PENULIS/PENERBIT} #🥇keikhlasan (Senin,04 November 2019) #🥇 spritual (Jum'at, 20 Desember 2019) 'Cinta itu butuh kesabaran.' Itulah yang selalu dipegang teguh oleh Nafisyah dan Rahman. Mengawali pernikahan dengan niat saling melupa...