بسم الله الرحمن الرحيم
***Assalamualaikum temen-temen. Hehe maaf aku baru muncul lagi nih. Masih ada yang inget dengan ceritanya? Aku harap masih ya. Kalau lupa, baca part sebelumnya aja deh. Heheh.
Ya udah selamat membaca.
***Setelah beberapa hari yang lalu saat kejadian penjelasannya Rahman, Nafisyah mulai berdamai dengan masa lalu Rahman.
Ia tak memperdulikan nya lagi, karena kini Rahman sedang berjuang untuk dirinya.
Hasna sendiri tak muncul lagi setelah hari itu. Katanya ia disibukkan mengurus restorannya.Selalu terngiang-ngiang dalam otaknya kala di Alun-alun Bandung tepatnya. Rahman yang sedang duduk berdua dengan ayah Nafisyah saat itu berucap, bahwa ia akan selalu membuat putri kesayangannya bahagia, apapun itu caranya.
Jika ayah melihat Nafisyah tersakiti, sedih, dan sengsara oleh Rahman. Ayah berhak mengambil kembali Nafisyah dari Rahman. Dan Nafisyah pun berhak kembali pada ayah, Rahman tak ingin jika kehadirannya selalu membuat Nafisyah menangis sengsara.
Walau mereka hanya ngobrol berdua, nyatanya Nafisyah mendengarkan setiap kata yang di keluarkan Rahman. Entah apa yang dirasakan hatinya saat itu. Nafisyah mencoba menghiraukannya, tapi nyatanya selalu mengusik ketenangannya.
Selama ini Nafisyah masih sedikit mengurangi kemesraan nya dengan Rahman. Entah kenapa, hanya canggung saja.
Di saat mengetahui bahwa selama ini Rahman tak mencintainya, Nafisyah mulai sedikit mengasih ruang. Mungkin setelah beberapa saat, Nafisyah akan terbiasa lagi.Lantas perlakuan sebelumnya bagaimana? Apa hanya rasa tanggung jawab seorang suami saja? Ko bisa sih tanpa ada dasarnya cinta?! Ucap batin Nafisyah sekilas, disaat-saat ia sedang memikirkan kejadian-kejadiannya bersama Rahman selama ini.
Rahman selalu mencoba untuk memperbaiki dirinya, dengan selalu berusaha perhatian pada Nafisyah. Selalu mengantar kemanapun Nafisyah pergi, terutama saat Nafisyah ingin berbelanja atau sekedar jalan-jalan menghilangkan penat.
Sikapnya masih sama seperti sebelumnya. Saat Nafisyah belum mengetahui Rahman tak cinta padanya.
"Nafisyah, ayo! Sudah siap belum?" Tanya Rahman.
"Iya a, udah siap tunggu dulu" ucap Nafisyah, sejak tadi Nafisyah sudah siap. Hanya saja ia gugup saat akan bertemu dengan adik bungsu Rahman, yaitu Fahmi.
Hari ini Fahmi dijemput oleh Rahman di Bandara. Kemarin, terbesit dalam benaknya mempertanyakan satu hal pada Rahman.
"A, kan Fahmi ada di Kairo lagi kuliah nih. Terus gak tau dong kita udah nikah?" Tanya Nafisyah.
"Tau ko, dia juga sempet kaget saat tau kalau aku gak jadi nikah sama Hasna, tapi sama kamu" jawab Rahman dengan santai.
"Terus gimana dong?" Tanya Nafisyah lagi.
"Gimana apa nya?" Tanya Rahman balik, saat itu Rahman sedang membaca sebuah buku.
"Ya, gimana aku! Aku kan gak tau dia, dia gak tau aku." Jawab Nafisyah
"Ya tinggal aku kenalin aja, ini istri tercinta aku."
"Iih a, aku lagi gak bercanda tau" protes Nafisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}
Spiritual{BISA DIPESAN KE PENULIS/PENERBIT} #🥇keikhlasan (Senin,04 November 2019) #🥇 spritual (Jum'at, 20 Desember 2019) 'Cinta itu butuh kesabaran.' Itulah yang selalu dipegang teguh oleh Nafisyah dan Rahman. Mengawali pernikahan dengan niat saling melupa...