24. Hasna Azkadina

4.1K 187 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
***

"Horeeee.... bi masakannya udah beres. Coba deh enak ya?" ucap Nafisyah antusias setelah menyelesaikan masakannya.

"wahhh.... enak-enak. Pasti A Rahman suka neng" ucap bi Atub sambil mengacungkan jempolnya.

"Assikk.. semoga saja a Rahman suka makan ikan sama tumis kangkungnya" ucap Nafisyah.
"bi tolong ambil kotak nasinya ya nanti aku yang masukin ke kotak nasinya . awas jangan sama bibi, aku mau siap-siap ke kantor dulu" ucap Nafisyah

"Ouh iya bi, tadi aku udah janjian sama pak Opik untuk anter aku ke kantor. Nah suruh makan dulu aja sekalian bareng sama bibi ya" ucap Nafisyah lagi.
"Siaapp neng, ibi laksanakan" ucap Bi Atun sambil memperagakan gaya hormatnya.
" okee, aku ke atas dulu" ucap Nafisyah dan langsung pergi ke kamar.

Sambil menunggu pak Opik beres makan Nafisyah memasukan nasi dan lauk pauknya ke dalam beberapa kotak makan, Nafisyah menyusunnya dengan sangat rapi supaya terlihat cantik.

"Neng itu luka yang tadi mau di obati lagi gak, iihhh itu mulai melepuh tuh" ucap Bi atun yang baru selesai makan bersama suaminya pak Opik.

Nafisyah terkena cepretan minyak panas ketika hendak memasak ikan, karena saking kagetnya ketika kecepretan minyak ia malah menyenggol katel yang panas juga. Yah, alhasil telapak tangan Nafisyah melepuh dan kemerah-merahan.

“nanti lagi aja lah bi" ucap Nafisyah menolak.
"pak, udah beres makannya? tanya Nafisyah pada pa Opik, walau Nafisyah sudah tahu bahwa pak Opik sudah selesai makan dari tadi.
"udah neng, yok bapak duluan ya, panasin mobilnya dulu" ucap pak opik.

Rahman sengaja membelikan sebuah mobil Honda jazz sekitar dua bulan yang lalu untuk Nafisyah bila ada keperluan, sebenarnya Nafisyah belum sama sekali bisa mengendarainya tapi untung saja ada pak Opik yang bisa diajak menjadi supir pribadi dan guru mengendarai terbaik.
Tanpa Rahman ketahui ia diam-diam belajar mobil hanya ketika saat berbelanja bulanan, Rahman sempat menawarkan untuk kursus mobil tapi Nafisyah menolak karena ia ingin suaminya sendiri yang mengajarinya.

                                 ***

Sampai sudah di depan kantor Rahman, terlihat sebagian karyawannya keluar. Mungkin mereka akan memanfaatkan waktu istirahatnya untuk solat atau sekedar makan siang dan berkumpu bersama rekan-rekan sekantornya.

"Pak di tunggu ya, tapi maaf bakal sedikit lama" ucap Nafisyah yang sudah turun dari mobilnya.
"ya neng, bapa tunggu di tempat parkir ya" ucap pak Opik.
Dan Nafisyah hanya menjawab dengan anggukan serta setelah itu ia pergi meninggalkan pak Opik.

Didepan lobi kantor Nafisyah melihat seorang resepsionir yang sedang duduk-duduk santai, Nafisyah menghampirinya dan hanya sekedar menyapa dan bertanya tentang suaminya apakah ada di ruangannya.

"Assalamualaikum mbak Novi, loh kok gak keluar mbak" ucap Nafisyah menyapa.
"Ehhh Bu Nafisyah, gak bu saya lagi gak solat jadi meles buat kemana-mana. Ini makan pun saya nitip sama temen" ucap resepsionir itu yang sudah mengenal Nafisyah.

"ouh iya mbak, saya mau tanya. Bapak ada di kantornya?" tanya Nafisyah

"Ada mbak, tapi kayanya jam segini lagi ada di Masjid" ucap Novi yang sebelumnya melirik jam terlebih dahulu.
"Tadi sempet ada tamu, tapi kayanya juga udah dari tadi pulang tamunya.
" Wiss ibu bawa makanan buat pak Rahman ya, ihh sosweet banget" ucap Novi menjelaskan, novi akrab sekali dengan Nafisyah ya karena umur Nafisyah yang lebih muda di bandingnya dan Nafisyah sangat terbuka sekali pada Novi, walaupun umurnya lebih tua Novi tetap hormat pada istri bosnya itu.

CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang