بسم الله الرحمن الرحيم
***Gugup yang Nafisyah rasakan, ketika sudah memasuki ruangan keluarga ini. Ia bingung mengapa ia harus ada di sini. Memang nya mau apa Ummah Salamah membawa Nafisyah kesini.
Beberapa orang di dalam yang sedang asyik tertawa, mengobrol dan kegiatan lainnya terhenti ketika Nafisyah mulai memasuki ruangan keluarga itu.
"Assa..lamualaikum.." ucap Nafisyah terbata.
"Waalaikum salam" ucap semua orang yang ada disana. Ya, cukup lumayan banyak lah."Sini nak, duduk" ucap seorang wanita paruh baya. Yang menunjukan Nafisyah untuk duduk di sofa.
"Disini saja Bu" ucap Nafisyah sambil menunjuk tempat duduk yang masih kosong.
"Disini deket ibu, gak apa" ucap wanita itu.
Akhirnya Nafisyah pun menuruti ucapan seorang wanita itu."Bi, ini Nafisyah anaknya sahabat Abi itu ya. Siapa sih namanya Bi... Eeemm Sidik yah Bi?" Ucap wanita tersebut kepada ustadz Hasan.
Ternyata ada ustadz Hasan disini. Apa mungkin ibu ini, ibu nya ustadz Rahman? Ucap Nafisyah dalam hati, sambil menebak-nebak. Terlihat dari cara ucapannya seperti nya wanita ini istri dari ustadz Hasan. Ucap Nafisyah lagi.
"Nak, kamu pasti belum tahu yah ibu siapa?" Ujar ibu tersebut.
"Hehe iya Bu" ucap Nafisyah
"Ibu namanya Wulan. Orang tua Rahman" ucap ibu tersebut. Dan benar dugaan Nafisyah bahwa ibu ini orang tua ustadz Rahman."Iyah Bu, saya Nafisyah" ucap Nafisyah sopan dan sambil bersalaman.
"Kamu udah besar yah sekarang, dulu waktu ibu main ke Bandung kamu masih kecil. Yah, sekitar umur tujuh tahunan kaya nya ya Bi?" Ucap ibu dan bertanya kepada ustadz Hasan.
Ustadz Hasan hanya mengangguk saja.
"Maaf Bu, Nafisyah gak inget" ucap Nafisyah. Sebenarnya ia bingung harus berbuat apa dan bicara bagaimana.
"Iya lah pasti kamu gak inget. Udah lama banget, sekarang kamu udah sebesar ini." Ucap ustadz Hasan.
Nafisyah hanya tunduk sopan dan hanya tersenyum seadanya saja.
"Kak, kok kak Nafisyah diem Mulu dari tadi sih" ucap seorang anak kecil menghampiri Nafisyah.
"Eeehh adek... Hehehe namanya siapa?" Tanya Nafisyah pada anak kecil itu.
"Shereen, namanya naf. Anak kedua saya." jawab ustadzah Naila.
"Iyah ustadzah, hheeyy shereen" ucap Nafisyah pada shereen dan ustadzah Naila.
"Gak usap pake ustadzah naf, saya gak ngajar disini. Malu ah. Ouh Iyah, saya Naila. Kakak Rahman, dan ini suami saya Reza anak Abi Umar sama Ummah" ucap ustadzah Naila.
"Hehehe iya, saya Nafisyah" sapa Nafisyah pada ustadzah Naila dan suaminya.
"Nai, bawa anak-anak sama yang lain ke taman. Ummi mau bicara sama Nafisyah" seru ibu itu kepada Naila anaknya.
Dan ustadzah Naila pun, menggiring pasukannya untuk pergi dari ruangan keluarga tersebut. Dan hanya menyisakan Abi Umar, ummah Salamah, ustadz Hasan, ummi Wulan, dan ustadz Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA AKAD KEDUA {Terbit}
Tâm linh{BISA DIPESAN KE PENULIS/PENERBIT} #🥇keikhlasan (Senin,04 November 2019) #🥇 spritual (Jum'at, 20 Desember 2019) 'Cinta itu butuh kesabaran.' Itulah yang selalu dipegang teguh oleh Nafisyah dan Rahman. Mengawali pernikahan dengan niat saling melupa...