"Gue sayang lo sama dia. Tapi, lo punya satu point yang dia gak punya, yaitu cinta gue. Asal lo tau, cinta dan sayang itu beda. Kalau cinta udah pasti sayang, tapi kalau sayang, belum tentu cinta. Iya kan?"
Vote dulu geeeh.
***
Hari ini benar-benar membuat Sandra mati kutu. Jadwal yang padat membuat Sandra tidak bisa mengambil nafas barang sekali saja. Bayangkan, baru saja selesai jam pelajaran matematika, langsung disuguhi dengan pelajaran IPA! Dan jangan berpikir bahwa ada jarak diantara dua pelajaran itu, karena guru IPA mereka, sangatlah on time!
Sandra masih menidurkan wajahnya di atas meja, bahkan saat guru yang mengajar telah sampai di meja guru.
"Assalamuailaikum, selamat siang, apa kabar?" Sangat pemborosan kata. Sandra dan siswa-siswi kelas XI IPS-3 menjawab sapaan itu seadanya. Nada suara mereka yang lesu membuat guru itu kembali bicara.
"Masih pagi kok udah pada lesu? Ibu punya kabar gembira buat kalian!"
Krik.
Tak ada respon sama sekali. Mereka malas menanggapi kabar gembira yang dimaksud sang guru. Kabar gembiranya pasti hanya berputar-putar antara nilai IPA mereka yang bagus, atau kuis dadakan. Jauh berbeda dari ekspektasi mereka yang mengharapkan pulang lebih awal, atau sekolah diliburkan selama seminggu.
"Kita kedatangan anak baru! Cewek, cantik lho ..."
Sontak, siswa yang menghuni kelas XI IPS-3 menegakkan tubuhnya dan mulai mengajukan pertanyaan bertubi-tubi.
"Secantik apa bu? Secantik mantan saya gak bu?" tanya Bobi dari sudut kelas.
"Hah? Bukannya lo gak ada mantan ya Bob?" Pertanyaan polos yang diajukan Bela membuat seisi kelas tertawa mengejek si tukang tidur Bobi.
"Suruh masuk dong bu! Jodoh saya ini ..."
"Kalo cantik gebetan gue cup!"
"Pokoknya kalo imut-imut kayak degem mau langsung gue nikahin!"
"Yee mau nikah muda lo?"
"Nikah muda sama cewek cantik mah gak rugi."
"Pokoknya dia calon makmum gue!"
"Calon bini gue!"
"Kalo semok gue embat!"
"Wabusyett."
Kelas yang tadinya diam menjadi riuh seketika. Namun, kembali hening ketika guru yang berdiri di depan sana mengetuk papan tulis dengan sangat keras.
"Diam! Kalau kalian ribut, saya tidak jadi memasukkan siswi baru itu ke sini!"
"Yah ... Jangan dong bu."
"Makanya diam! Helena, silakan masuk."
Fokus seluruh penghuni kelas tertuju ke arah pintu yang terbuka dan langsung menampilkan seorang cewek berambut lurus sepunggung. Ia telah mengenakan seragam yang sama dengan siswa-siswi SMA Tirta Jaya. Rambutnya dihiasi bandana baby pink, senyuman tipisnya membuat cowok-cowok terpukau. Boleh diakui, cewek yang mereka yakini blasteran itu memang sangat cantik.
"Perkenalkan diri kamu."
"Terima kasih bu. Nama saya Helena Kenzora, kalian boleh panggil Helena, saya lahir di Indonesia, besar di Indonesia, tapi sudah empat tahun sekolah di Australia, bersama nenek saya. Saya harap, kita semua bisa menjadi teman, salam kenal," ucap Helena yang ia tutup dengan senyuman tipis.
"Helena!" Venus mengangkat tangannya tinggi. Helena nampak meneliti Venus, namun detik berikutnya ia kembali tersenyum. "Lo inget gue? Sahabat kecil lo ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian (COMPLETE)
Подростковая литература"Maaf, ini hati. Bukan running track yang bisa kamu jadikan sebagai ajang berlari, apalagi pelarian!" ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Terkadang, takdir itu memang lucu. Saat Sandra mulai berhenti, Ba...