Setiap cewek maunya diperjuangkan, bukan memperjuangkan.
Budayakan vote sebelum membaca😷
***
Zera berjalan dengan anggun mengenakan kaos berwarna baby blue yang dipadukan dengan rok levis selutut.
Sebuah plastik dengan beberapa buku sejarah terdapat di dalamnya. Ia berhenti sejenak untuk menyapukan pandangan ke seantero parkiran. Ia tersenyum dan kembali melangkah ketika melihat seorang cowok sedang bersandar di mobilnya dengan jaket berwarna hitam.
"Udah?" Bara menegakkan tubuhnya dan menatap Zera. Cewek itu mengangguk dengan senyum yang masih terpatri di wajahnya.
Mereka masuk ke dalam mobil Bara. Setelah masuk, Zera meletakkan buku yang baru saja ia beli ke kursi belakang. "Kak Bara udah lama nunggu?" tanyanya.
"Nggak selama nunggu ayam jantan bertelur," jawab Bara asal. Zera langsung mengerucutkan bibirnya.
"Tuh kan lama, makanya kak Bara sejutek ini. Aku traktir es krim deh biar ademan. Mau ya?"
Bara menolehkan kepalanya ke Zera dan tersenyum sebentar, lalu mengangguk. Zera langsung nyengir menunjukkan deretan gigi putihnya.
Sesampainya di kedai es krim, keduanya turun dan memesan es krim. Mereka memilih untuk duduk di dekat jendela besar sekaligus dekat dengan pintu masuk.
***
"Ini nih kedai es krim kesukaan gue." Sandra melangkahkan kakinya lebih dulu keluar dari mobil.
Faris mengangguk, lalu mengajak Sandra untuk masuk. Mereka segera masuk ke dalam kedai es krim. "San, lo cari tempat duduk aja. Biar gue yang mesen es krimnya. Lo mau pesen rasa apa?" ucap Faris.
"Gue mau rasa taro dicampur vanila ukuran jumbo. Kasih taburan keju, coklat, sama oreo." Ucapan Sandra barusan berhasil alis Faris berkerut samar.
"Itu namanya rasa apa?"
"Ntah. Lo tinggal omongin aja, pasti mbak-mbak nya tau."
"Ya udah. Lo cari tempat duduk sana."
Sandra menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan. Tanpa sengaja, pandangannya bertubrukan dengan tatapan seorang cowok yang tengah duduk satu meja dengan cewek berambut lurus sepunggung digerai.
"Woy San. Disuruh cari tempat duduk malah bengong." Faris mengibaskan tangannya ke depan wajah Sandra.
"Ris. Gue gak jadi makan es krim di sini."
"Kenapa?"
"Pokoknya gak mau."
"Bodo. Gue mau di sini aja. Irit bensin, mending juga kalo lo yang bayarin. Makan es ini juga pasti gue yang bayar. Ogah ah kalo mau pindah tempat."
"Ris..."
"Cari tempat duduk, ya. Pokoknya gue balik harus udah duduk." Faris berlalu pergi tanpa menghiraukan wajah Sandra yang sudah pucat pasi. Ntah kenapa, tapi dia merasa sangat tidak enak karena ketahuan jalan bersama cowok oleh Bara. Sandra dapat melihat Bara yang masih menatapnya tanpa berkutik. Apakah Bara marah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian (COMPLETE)
Ficção Adolescente"Maaf, ini hati. Bukan running track yang bisa kamu jadikan sebagai ajang berlari, apalagi pelarian!" ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Terkadang, takdir itu memang lucu. Saat Sandra mulai berhenti, Ba...