Sandra menarik dan membuang napasnya berulang kali. Ini adalah hari pertama ia berjalan di atas bumi setelah melepas status jomlo nya.
Setelah merasa baik, Sandra keluar dari dalam mobil. Hari ini ia tidak memakai jaket merah hati kesukaannya, melainkan hoodie biru tua. Cewek itu menyampirkan tasnya dan mulai melenggang menuju ke kelas. Rambutnya yang diikat satu bergerak pelan saat ia berjalan.
Saat melewati parkiran motor, ia dengan sengaja menengok hanya demi mencari sosok itu. Sayangnya, ia tidak ada. Bahkan motornya pun tidak ada. Apakah cowok itu tidak sekolah? Tanpa Sandra sadari, helaan napas kecewa lolos dari bibirnya.
Sandra mengeratkan gendongan tasnya, lalu melangkah cepat dan mulai menyusuri koridor kelas X IPS.
"Selamat kak Sandra!"
"Cie ... Kak Sandra udah gak jomlo lagi."
"Beruntung amat sih lo kak, dapet cowok kayak Kak Bara."
"Pj woy Pj!"
Setidaknya begitulah teriakan-teriakan yang singgah di telinganya ketika ia melewati koridor kelas X IPS. Dan yang minta PJ alias Pajak Jadian tadi adalah Vano, adik kelas kurang ajar yang kabarnya sedang berusaha mendekati Fisika Arreta Meilya, adik dari Biologi Denakusuma. Hah, nama kedua kakak beradik itu memang aneh.
Sandra hanya membalas ucapan-ucapan adik kelasnya itu dengan senyuman manis. Meski terkadang ucapan yang keluar dari mulut adik kelasnya itu sedikit nyeleneh.
Sandra memang bukan tipikal cewek famous di sekolahnya. Tapi, banyak adik kelas yang mengenalnya. Dan Bara, merupakan salah satu most wanted karena paras wajahnya yang mampu membuat adik-adik kelasnya berteriak tidak jelas. Ya, dengan begitu sangat mudah berita bahwa mereka jadian itu hinggap di telinga seantero SMA Tirta Jaya.
"Woy Sandra Alindira Panjatan!" Sandra menengok ketika mendengar namanya yang sengaja dipelesetkan itu disebut oleh salah seorang adik kelasnya.
"Panjaitan Vano!!!" koreksi Sandra agak kesal.
"Gue teriakin juga daritadi, malah senyum doang. Pj gue mana?" Vano mengadahkan tangannya, berpose seperti meminta sesuatu.
"Ck. Lo tau darimana sih?"
"Lo pikir gue orang purba yang kuno? Gue punya hp, gue punya instagram, gue punya whatsapp. Instagram lo posting foto berdua sama Bara, bio instagram Bara udah nama lo, dan semalem sampai sekarang lo jadi topik pembicaraan angkatan kelas X IPS di grup wa," jelasnya secara detail bagaimana ia bisa mengetahui berita bahwa Sandra berpacaran dengan Bara.
Sandra hanya ber-oh ria. Dia masih terkejut saat mendengar bahwa bio instagram Bara adalah namanya. Dia belum melihatnya, tapi dia senang dan dia akan langsung membuka aplikasi instagramnya setelah ini.
"Jadi, pj gue mana?"
"Oke. Lo mau apa? Gue traktir deh, lo sebagai adik kelas terkurang ajar sama gue, tapi berhub-- hmph ..." Belum sempat Sandra menyelesaikan perkataannya, Vano langsung menutup mulut Sandra yang jika tidak ditutup ini akan terus nyerocos tidak jelas.
"Gue gak mau lo traktir. Gue cuma mau lo anterin ini ke Sika." Vano menyerahkan kotak kecil berwarna ungu yang Sandra sendiri tidak tahu kalau sejak tadi kotak itu ada di tangan Vano. Sika adalah panggilan dari Fisika, yang saat ini notabene nya adalah gebetan Vano.
"Ck. Gue traktir aja deh. Gue gak bisa nganterin ke Fisika, dia kan kelas X, Ipa pula, gue kan kelas XI IPS. Males ah! Jauhhhhh banget." Sandra melenggang pergi meninggalkan Vano, tapi kembali menengok ke belakang ketika suara Vano mengintrupsi.
"Kakak kelas gue baru jadian pelit besoknya mati!"
Sandra memeletkan lidahnya, lalu membalas ucapan tidak sopan Vano. "Adek kelas gue bacot besoknya mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian (COMPLETE)
Teen Fiction"Maaf, ini hati. Bukan running track yang bisa kamu jadikan sebagai ajang berlari, apalagi pelarian!" ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Terkadang, takdir itu memang lucu. Saat Sandra mulai berhenti, Ba...