"Takutan mana. Gak dikasih kepastian apa diculik?"
Vote ya sayangg
***
Sandra melirik Bara yang berada di sampingnya takut-takut. Saat ini, mereka sedang berada di dalam mobil Bara. Untunglah, Serin mengizinkan mereka untuk pergi. Dengan syarat, jangan terlalu lama.
Sandra sendiri sekarang tengah memakai sweater hitam dengan motif bintang berwarna putih dan dipadukan dengan celana jeans biru gelap yang ia gulung bagian bawahnya. Sangat serasi jika disandingkan dengan Bara. Sandra memang sengaja memilih baju dengan warna yang sama seperti Bara.
Sandra memberanikan dirinya. Dia memperhatikan wajah Bara dengan seksama. Sepertinya, cowok itu tidak menyadari kelakuannya.
Temaramnya lampu dalam mobil tidak menghalangi ketampanan wajah cowok di sampingnya. Sandra suka, bahkan sangat suka memperhatikan wajah Bara. Tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya terangkat ke atas ketika menyadari bahwa impiannya dulu bisa tercapai. Ya, memperhatikan wajah Bara jarak dekat telah menjadi impiannya sejak awal mengenal Bara.
"Lihat depan San, nanti lo diabetes ngeliatin gue terus."
Deg.
Bara tahu kalau ia sedang diperhatikan? Tapi, sejak tadi cowok itu tidak melirik sama sekali ke arahnya. "Gak papa dong. Ngeliatin calon pacar sendiri, gak salah kan?" ucap Sandra dengan percaya dirinya. Jika biasanya ia akan pura-pura tidak memperhatikan Bara, maka sekarang ia justru terang-terangan dan tetap memperhatikan Bara dari samping. Cowok itu hanya menghembuskan napasnya keras dan geleng-geleng kepala.
"Kita mau kemana kak?" tanya Sandra masih memangku kepalanya dengan kedua tangan. Tentunya masih memperhatikan Bara dari samping.
"Ke taman kompleks lo."
Sandra membulatkan matanya tidak percaya. Hanya ke taman kompleksnya sendiri? Sandra menghela napas pelan. Tadinya, ia pikir Bara akan mengajaknya ke cafe atau apalah. Tempat yang romantis pokoknya. Tapi ini, hanya ke taman?
"Kok muka lo gitu? Gak suka?" Sandra hanya tersenyum dan berujar bahwa ia menyukai, padahal dalam hatinya meneriakkan tidak.
Tiba-tiba, mobil yang mereka kendarai ngadat. Lama kelamaan, mobilnya berhenti total. Sandra mulai panik, tapi Bara langsung menenangkannya dan Bara segera mengecek apa yang salah. Sayangnya, Bara tidak mengerti soal mesin, jadilah ia hanya celingak-celinguk di depan mobilnya.
"Kenapa kak?" Akhirnya, Sandra juga ikut turun dari mobil dan menghampiri Bara.
Bara menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu. "Lo tunggu sini aja, ya! Gue mau cari bengkel terdekat!" ucap Bara seraya berlari menjauh. Sandra dibuat tercengang dengan tingkah laku Bara. Bisa-bisanya cowok itu meninggalkannya sendirian di sini, dan tempat ini sudah cukup jauh dari rumahnya. Sandra berdecak sebal dan kembali masuk ke dalam mobil. Ia memilih untuk memainkan ponselnya. Ada pesan yang dikirimkan Venus ke ponselnya melalui akun instagram.
Agrt.venusa: San, lo marah sama gue? Tell me what is wrong!
Baru saja mau membalas pesannya, Sandra teringat sesuatu. Di dekat sini tidak ada bengkel satu pun. Astaga, dia harus segera memberitahu Bara!
Sandra beralih ke aplikasi whatsapp dan mencoba untuk menelepon Bara. Sayangnya, tak lama dari itu, ponsel Bara berbunyi nyaring dan berkedip-kedip di sampingnya.
Sandra berdecak, ia mematikan sambungan, lalu mengambil ponsel Bara.
Sandra memencet tombol power, sayang sekali karena ponsel tersebut terkunci. Sandra mendengus kecewa karena melihat lock sreen ponsel Bara bukanlah fotonya. Melainkan hanya foto langit malam yang dihiasi bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian (COMPLETE)
Fiksi Remaja"Maaf, ini hati. Bukan running track yang bisa kamu jadikan sebagai ajang berlari, apalagi pelarian!" ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: Terkadang, takdir itu memang lucu. Saat Sandra mulai berhenti, Ba...