Sandra bahagia

6.2K 563 1
                                    

"Cinta. Satu kata berjuta rasa."

Tanda bintangnya udah dipencet belum??? Kalo belum, coba pencet duluuu

***

Sandra kembali memakai ranselnya dan berjalan ke arah tempat duduk lamanya. Sesampainya di sana, ia mendapati Bobi sedang tidur dengan mulut terbuka. Ewh, Sandra mendengus jijik melihat ekspresi Bobi yang tertidur. Sandra menjambak rambut cowok itu keras hingga Bobi berteriak dan bangun dari tidurnya. Sandra tersenyum evil melihat Bobi yang meringis seraya memegangi kepalanya.

"Gila lo San!" rutuknya kesal yang hanya dibalas dengan tawa mengejek dari Sandra.

"Habisnya lo tidur jorok amat! Ogah gue menodai tangan suci gue dengan nampar muka lo. Ntar kena iler lo, kan gak lucu."

"Lo tuh ya emang sadis banget! Bisa kali lo mukul lengan gue aja, gak usah jambak sampai ke akar-akarnya gini. Perih nih palak gue." Bobi masih misuh-misuh seraya terus memegangi kepalanya yang perih.

"Hahahaha... kalo cuma dipukul, ntar lo gak bangun. Kan males gue kerja dua kali."

"Pengen mukul, tapi takut sama Kak Bara."

"Gue denger!"

"Biarin."

"Emangnya lo takut sama kak Bara?"

"Dasar aneh! Siapa sih yang gak takut sama dia? Ok, dia belum pernah yang namanya berantem. Jadi, kita semua gak ada yang tau seberapa hebat dia saat berantem. Tapi, siapa sih yang bisa ngelawan tatapan nyeremin dia itu? Dan, omongan dia yang nyelekit banget itu? Gue sih ogah ngehadepinnya."

"Oke. Dia memang omongannya nyess sampai ke hati. Tapi, emang tatapan dia seserem apa? Ramah gitu."

"Ck. Lo gak pernah aja lihat dia marah! Auranya itu lho ... Lebih serem dari guru killer manapun."

"Mana yang serem sama ibu kost lo Bob?" Bobi mengubah ekspresinya menjadi datar. Sandra kembali melepaskan tawanya. Astaga, dia sangat bahagia bisa menjahili banyak orang hari ini.

"Eh. Kok lo tau seserem apa kak Bara kalo marah? Emangnya lo lihat dia marah kapan?"

"Terakhir kali gue lihat dia kayak orang kesetanan itu sebulan yang lalu. Kalo gak salah sih lo gak sekolah. Eh bukan, lo lagi ada lomba kalo gak salah. Sumpah, dia itu nyeremin banget ... gue mau papasan aja sama dia langsung puter balik."

"Memangnya kejadian apa yang buat dia bisa semarah itu?"

"Gue gak tau. Dan gak ada yang tau. Lo tau gak apa yang buat kita semua takut kalau tatapan dia itu udah serem?"

Sandra menggelengkan kepalanya tanpa berkomentar. Dia masih ingin mendengar kelanjutannya.

"Saat itu, dia ngelukain dirinya sendiri di depan semua orang. Ya kita pada takutlah!"

"Astaga!!! Calon imam ... Kok serem amat sih? Lo semua gak ada yang bantuin dia apa?!"

"Mana berani San ... Kalau misalkan dia malah ngelukain kita gimana?"

Sandra menghela napasnya berat. Ntah mengapa, perasaan takut tiba-tiba menyelusup diantara rasa cintanya untuk Bara. Ntah Bobi ngarang cerita atau bagaimana, tapi Sandra merasa bahwa Bobi tidak bohong. Apakah Bara seseram itu? Membayangkan Bara yang melukai dirinya sendiri membuat bulu romanya meremang. Astaga! Itu terlalu menyeramkan untuk dibayangkan!

"Eh tapi! Lo gak usah parno gitu deh! Kayaknya kak Bara gak akan ngelukain lo!" ucap Bobi yang mengerti perubahan ekspresi Sandra.

"Yo jelaslah! Calon istri gak boleh disakiti."

Pelarian (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang