Salah tanya?

5.2K 346 3
                                    

"Selagi cinta itu masih ada, aku gak perlu pinjem alat doraemon buat nemuin kakak. Karena hati itu udah cukup sebagai kompasnya."

Budayakan vote sebelum membacaa. Makasih😊

***

Sandra tertawa-tawa sendiri di dalam mobilnya. Pasalnya, dia merasa seperti dikawal saat ini. Berhubung tadi Bara membawa motor dan Sandra membawa mobil ke sekolah, jadilah mereka hanya berjalan beriringan dengan kendaraan masing-masing.

Sandra menepikan mobilnya yang langsung diikuti oleh Bara. Sandra keluar dari mobil, dan menghampiri Bara dengan sisa-sisa tawanya.

"Kenapa?" Bara mengernyit bingung.

"Gak papa. Lucu aja. Jadi, kita mau kemana?"

"Katanya mau makan."

"Gak jadi ah. Gak laper ..."

"Pulang aja kalau gitu."

"Enak aja. Gak mau gak mau! Pokoknya date pertama kita harus jadi!" sangkal Sandra dengan tangan yang ia silangkan di depan dada.

"Date?"

Sandra mengangguk acuh. "Kak Bara tau tempat yang bagus gak?"

Bara terlihat berpikir sejenak. Sandra masih menunggu jawabannya sembari berpikir juga. "Gak ada," jawab Bara setelah sekian lama diam.

Sandra menghela napasnya kecewa. Lalu, ia menarik tangan Bara untuk melihat waktu di arloji cowok itu. Sudah menunjuk pukul lima sore.

"Ke rumah gue aja gimana?" tawar Bara. Sandra mengernyit bingung. Sebenarnya sih, dia sudah bilang ke Serin kalau dia akan pulang telat karena ada urusan dengan Bara.

"Mau gak?"

Sandra mengangguk sebagai jawaban. Lalu, mereka kembali membelah jalanan dengan kendaraan masing-masing. Hal yang masih saja nampak lucu di mata Sandra. Namun, dalam waktu bersamaan juga nampak romantis baginya.

***

"Kak, kita beneran mau ngedate di rumah kakak?"

"Siapa yang mau ngedate?"

"Jadi ini bukan date?"

"Bukanlah. Lagian lo aneh-aneh aja. Udah ah, yuk masuk!" Bara mengetuk pintu rumahnya. Lalu, muncullah seorang pembantu rumah tangga yang membukakan pintu. Mereka dipersilakan untuk masuk.

"Bunda gue di dapur kayaknya, bantuin bibi masak," ucap Bara seraya terus melangkah menuju dapur. Sedangkan Sandra hanya mengikutinya saja. Dia agak deg-degan sebenarnya mau bertemu dengan calon mertua.

"Assalamu'alaikum bunda!" sapa Bara riang seraya menyalami punggung tangan bundanya. Sandra ikut melakukan apa yang dilakukan cowok itu.

"Wa'alaikumsalam. Kamu bawa bidadari darimana? Nyulik dimana sih?" tanyanya pada Bara ketika melihat Sandra.

"Calon menantu, bun! Nyulik dari sekolah!" sahut Bara yang sedang mengambil minuman dari kulkas.

Rintan -bunda Bara- menuntun Sandra ke meja makan yang dibatasi sekat berupa dinding dengan dapur. Rintan mempersilakan Sandra untuk duduk di salah satu kursi meja makan. Rintan memotong beberapa buah apel, setelah sebelumnya mengupasnya dengan telaten.

"Nama kamu pasti Sandra," ucap Rintan tanpa menghentikan aktivitasnya.

Sandra mengangguk. "Iya tante!"

"Panggil bunda aja, sayang. Bara sering cerita lho tentang kamu. Bahkan dia pernah dilema mau nembak kamu atau enggak. Sampai gak enak makan gitu ..."

Pelarian (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang