Hujan

4.8K 324 0
                                    

"Sekali diingkari, sulit dipercayai lagi."

Jangan lupa vote sebelum membaca!!!

Hope you likee😉

***

"Fariiiiisssss!!!" Sandra langsung berhambur memeluk cowok yang bernotabene sebagai sahabat sekaligus tetangganya itu. Dia sudah sangat lama tidak bertemu cowok di pelukannya ini.

"Kenapa?" Faris yang baru saja membuang sampah agak bingung karena Sandra tiba-tiba turun dari mobil dan langsung memeluknya, sambil menangis pula. Aneh bukan?

"Gue ... Kangen lo ..."

"Ish. Lebay!"

Sandra melepaskan pelukannya dan memukul lengan cowok itu sangat keras. "Lo ngomong apa tadi?"

"Enggak. Lo makin hari makin ganas aja, ya?"

"Bodo!" Sandra menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Sebenernya gue pengen cerita ke lo."

"Ya udah. Masuk aja!"

"Siap! Gue masukin mobil dulu, ya?" Faris mengangguk. Lalu, Sandra memasukkan mobilnya ke halaman rumah. Kebetulan ada seorang pembantu rumah tangganya yang sedang menyapu.

"Bi, mama sama papa ada? Anet udah balik belum dari rumah nenek?"

"Belum non. Belum ada yang pulang."

"Oh, ya udah. Kalau misalkan mama sama papa cariin Sandra, bilangin Sandra di rumah Faris. Ntah minep, ntah nggak."

"Oh, siap non!"

Sandra keluar dari pagar rumahnya. Menuju ke rumah kedua sebelah kiri dari rumahnya. Tepatnya rumah Faris Natawijaya.

Sandra nyelonong masuk tanpa permisi. Dia tidak sungkan masuk ke rumah Faris. Bahkan tanpa mengetuk pintu. Ia langsung menuju ke ruang tengah, dimana Faris sedang menonton tayangan kesukaannya di televisi.

"Woy! Nonton bokep di tv!" tuduh Sandra. Padahal jelas-jelas Faris sedang menonton film kartun.

"Eh, sembarangan! Film kartun itu bego! Mata lo buta?!" Sandra hanya tertawa melihat ekspresi Faris yang menurutnya sangat berlebihan.

"Anet mana?" tanya Faris tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Tuh, di samping lo!" bohong Sandra. Faris terkejut, karena sejak tadi ia tidak mendengar ada suara anak kecil. Saat ia menoleh ke samping, Sandra dapat melihat kalau Faris sedang chatting dengan Zera.

"Cie ... Chat sama Zera. Lo lagi deket sama dia?"

"Apa sih! Lo nipu gue aja!" Faris mengerucutkan bibirnya dan pindah ke ujung sofa untuk menjauhi Sandra.

"Sial. Gue bukan kuman!"

"Emang bukan."

"Terus ngapain lo jauh-jauh?"

"Karena lo itu setan! Setan wajib dijauhi, dia menyesatkan!"

"Sial. Gak jadi cerita deh gue ..."

"Serah. Lo yang mau cerita kok gue yang repot," sahut Faris masih sibuk dengan ponselnya.

"Sial lo kutu!" Sandra melempar Faris dengan kacang dari dalam toples. "Gue serius nih ... Jadi, gue lagi skip sama Kak Bara."

"Hah? Lo putus?!" Oke. Faris berlebihan.

"Siapa bilang? Gue gak putus! Cuma skip doang."

"Mendekati itu mah!"

"Pokoknya gak putus!" Oke. Semerdeka Sandra saja. Faris lelah.

Pelarian (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang