PART 1 : Awal Bencana

335 53 62
                                    

Masalah dan bencana yang gue alami, Semua berawal karena gue berurusan dengan lo, bodoh!
Asal lo tahu, lo adalah awal bencana bagi gue!

-Gio

•••

Giva pun melakukan hormat di depan tiang bendera dengan seorang laki laki yang dia tidak ketahui.

Bodoamat yah, toh dia nggak perduli dengan yang nama nya laki laki. Yang dia ingin kan sekarang semoga hukuman nya segera berakhir karena dia tidak bisa berlama lama terkena sinar matahari kalau tidak dia bisa pingsan nanti.

Giva melirik sekilas ke arah lelaki itu dan dia kembali menatap bendera lagi.
Tidak ada yang membuka suara disini, karena mereka tidak saling mengenal dan kalau pun mereka saling mengenal mereka juga tidak akan ada yang berbicara karena mereka si "Ice" dan si "Jutek" nya SMA GARUDA.

Sedangkan para siswa yang tidak ada guru yang berada di koridor atas dan bawah mereka memekik karena mereka lihat ada sebuah keajaiban di lapangan utama dimana "wanted boys" dan "wanted girls" dihukum bersama sama.

Ada yang memekik senang dan ada juga yang kesal.

"Itu kan si Gio sama Giva mereka di hukum bareng?! Ihh sosweettt."

"Mereka kok cocok yah?"

"Ihh apa apaan sih tuh Giva caper banget pake alasan dihukum lagi."

"Itu pasti alibi nya dia aja supaya bisa deket deket sama Gio."

"Itukan si Ice dan si Jutek nya SMA GARUDA ya tuhannn mereka best couple banget."

"Cih bisa aja cara nya neng biar bisa deket sama Gio nya aku."

"Lain kali gue juga mau ah pake cara terlambat biar bisa deket sama Gio."

"Si Gio beruntung banget yah bisa berdampingan sama Giva gitu?"

Dan masih banyak lagi pekikan pekikan dari siswa yang berada di koridor.

Tentu saja Giva dan Gio mendengar semua itu karena mereka berbicara seperti toa. Tapi Giva dan Gio tampak cuek dengan semua itu, toh itu semua tidak ada faedah nya. Nanti juga mereka berhenti ngomong sendiri kalau ngerasa capek.

•••

Satu jam berlalu, Giva dan Gio masih setia hormat kepada bendera Merah Putih. Cuaca bertambah panas, keringat terus bercucuran di pelipis bahkan baju mereka basah karena keringat.

Di satu jam tersebut masih tidak ada yang membuka suara. Sungguh menakjubkan, bukan?

Kalau wanita lain yang berada di posisi Giva pasti dia bakalan caper dan salting, tetapi tidak dengan Giva.

Dan kalau pun lelaki lain yang berada di posisi Gio pasti itu bakalan jadi kesempatan buat deketin Giva, kapan lagi coba bisa berdampingan sama si jutek se SMA GARUDA, tetapi itu juga tidak berlaku bagi Gio.

Para siswa juga masih setia menyaksikan di koridor karena kebetulan mereka sedang jamkos karena guru sedang rapat. Tetapi tidak dengan Bu Dewi karena dia masih setia memperhatikan Gio dan Giva.

Para siswa kan lumayan yah bisa natep Gio sama Giva lama lama, mana Gio lagi keringat lagi kan jadi tambah cool. Giva juga sama kringetan nya kaya Gio, jadi kan Giva terlihat agak gimana gitu.

Hope For LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang