PART 8 : Dasar Ceroboh!

187 40 7
                                    

Semalem aja lo hangat banget sama gue. Tapi sekarang, udah dingin lagi. Dasar labil!

•••

Matahari pagi menyapa dengan hangat. Giva bangun dari tidurnya ada bi Inah yang sedang menyapu lantai kamarnya.

"Eh, non udah bangun. Tuh di luar udah ada sarapan buat non. Non makan disini aja ya, nanti setelah sarapan non ke rumah, mandi terus sekolah." Ucap bi Inah.

"Iya bi, makasih." Ucap Giva masih dengan setengah kantuknya.

Setelah selesai sarapan Giva kembali kerumahnya untuk mandi dan pergi sekolah.

Saat Giva menaiki tangga menuju kamarnya tiba tiba Kakanya menghampiri Giva.

"Giva, gue minta maaf sama lo tadi malem gue nggak bisa berbuat apa apa." Ucap Sarah sambil menunduk.

"Apaan sih lo. Gapapa kali, gue kan biasa diginiin." Giva tertawa sumbang.

Ucapan dan tawa Giva membuat Sarah semakin merasa bersalah padanya.

"Gue nggak maksud-." Belum sempat Sarah menyelesaikan ucapannya Giva memotongnya.

"Udah ya, nanti aja ngomongnya. Gue mau sekolah udah mau telat." Giva buru buru menuju kamarnya.

"Gue juga nggak mau keadaan keluarga kita kayak gini, Giv." Sarah menatap nanar pintu kamar Giva. Dia menghela nafasnya, dan setelah itu di pergi dari sana.

Didalam kamar Giva malah menangis lagi, tapi dengan cepat dia menghapus air matanya dan menuju kamar mandi.

Satu jam berlalu, Giva telah siap dengan seragam sekolahnya. Ketika dia bercermin, dia sendiri terkejut melihat keadaan nya. Kantung matanya masih sembab, pipinya jelas tercetak warna merah karena bekas tamparan semalam.

Giva keluar dari kamarnya, dengan tergesa gesa dia keluar juga dari rumahnya. Ketika dia ingin keluar dari pagar dan menuju halte tiba tiba bi Inah datang.

"Non, ini ada titipan buat non Giva."

"Dari siapa bi?" Giva menautkan kedua alisnya.

"Bibi juga nggak tahu Non, tadi ada laki laki yang nitipin ini terus dia pergi. Dia cuma bilang titip itu buat non Giva katanya, yaudah bibi kasih sama non." Ujar bi Inah panjang lebar.

"Oh, yaudah. Makasih ya bi." Giva berucap sambil tersenyum.

"Iya non, sama sama." Balas bi Inah.

"Yaudah Giva berangkat dulu ya bi." Ucap Giva sambil menyalim tangan bi Inah.

"Iya non, hati hati."

Setelah itu Giva keluar dari pagar rumahnya, seperti biasa dia menuju halte untuk menunggu angkutan umum.

•••

Giva baru sampai di sekolahnya, dia segera menuju ke kelasnya. Tetapi diparkiran ia bertemu dengan Gio.

Cukup lama mereka saling tatap tetapi Giva memutuskan kontak matanya karena teman temannya memanggilnya.

"Givaaaa." Teriakan Silla membuat Giva menutup telinganya.

"Berisik anjir!" Ucap Giva.

Silla hanya menunjukkan cengirannya. Sedangkan Lisa dan Nizza menggeleng gelengkan kepalanya.

Hope For LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang