"Pedih."
•••
Giva mengerjapkan matanya beberapa kali, matanya melihat sekeliling, disana ada teman temannya juga Marsell dan yang lainnya, tetapi tidak ada Gio.
"Giva." Ucap Damar sedikit lantang, membuat semua yang sedang melamun itu tersadar.
Kini semua pandangan menuju kearah Giva, dan benar saja Giva sudah sadar. Buru buru semuanya menghampiri Giva.
"Nih, Giv. Minum dulu." Ucap Lisa sambil menyodorkan minuman kearah Giva.
Giva melihat kearah Lisa lalu dia menerimanya, dan meminumnya. Semua tatapan menuju kearahnya sekarang. Entah apa yang terjadi, Giva tidak mengingatnya, sungguh.
"Gio mana?" Tanya Giva tiba-tiba.
"Gio-"
"Gausah cari si brengsek Gio, gak guna." Celah Marsell ketus.
"Marsell! Jaga ucapan lo!" Suara Giva langsung meninggi.
"Kenapa? Lo gak suka Gio gue sebut brengsek? Gue juga gak suka. Tapi maaf Giv, kenyataannya."
"Sell, kasian, Giva baru sadar." Ucap Ariza.
Marsell hanya meliriknya sekilas.
"Lo lupa? Lo lupa kalau Gio yang bikin lo kayak gini? Gio udah acuhin lo tanpa alasan? Lo lupa?" Ucap Marsell menusuk menatap kearah Giva yang juga menatapnya.
Giva yang mendengar ucapan Marsell pun mencoba mengingat kembali beberapa saat lalu. Seperkian detik, kepalanya terasa sangat pusing.
"Ssstt..." keluh Giva sambil memegang kepalanya.
Sontak, semua yang ada disana terkejut melihat Giva kesakitan, kecuali Marsell.
Marsell sudah hafal dengan Giva, disaat sehabis trauma nya kambuh, Giva selalu lupa apa yang ia alami beberapa saat lalu, dan dia akan merasa pusing disaat dia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya.
"Giva?!"
Giva masih memegang kepalanya, sangat sakit rasanya. Seperti dihantam beribu ribu batu besar.
"Tiduran dulu, Giv." Ucap Silla sambil membantu Giva untuk tiduran.
Giva mencoba memejamkan matanya, meredam rasa sakit yang ia rasakan dikepalanya.
Marsell tidak mempedulikan keadaan Giva, dia segera melengos pergi meninggalkan UKS dan pasti mengundang tatapan bingung dari semua orang yang ada didalam UKS.
"Kenapa tuh si curut?" Tanya Damar yang menatap kepergian Marsell.
"Gio." Ambigu Rey.
"Gi-"
"Kejar Marsell, ayok." Ucap Rey buru-buru sambil berlari mengejar Marsell.
Meskipun mereka semua masih bingung dengan ucapan Rey, tetapi Ariza, Damar, dan Rafael segera mengikuti Rey.
"Kalian disini aja, tunggu Giva." Ucap Ariza sebelum keluar dari UKS.
Belum sempat mereka mengangguk, Ariza sudah berlari terburu-buru mengejar teman-temannya.
Mereka hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kelima lelaki itu, mereka juga bingung melihat teman-teman Gio. Namun, Silla, Nizza, dan Lisa tidak begitu memperdulikan mereka. Sekarang mereka hanya fokus kepada Giva.
Silla, Nizza, dan Lisa menatap Giva dengan prihatin. Cobaan apa lagi yang akan diberikan alam pada Giva. Tidak bisakah wanita itu bahagia sejenak, tanpa adanya masalah. Mereka hanya bisa berdo'a untuk sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For Longing
Teen FictionKetika sesuatu yang indah hilang dalam seketika tergantikan oleh banyak luka terutama kerinduan. Bagaikan api yang harus mencairkan es, dan ketika es itu berhasil mencair menjadi air, tugasnya adalah memadamkan api. Ketika api itu telah padam, hany...