Kebenaran tidak selamanya menyakitkan. Namun terkadang kita harus menutupinya karena ada sesuatu yang harus dijaga.
•••
Gio dan teman temannya berada di warung Pak Dhe sekarang. Mereka baru saja selesai makan dan mereka sedang berbincang bincang sambil merokok.
"Jadi gimana, Sell? Lo jadi kan ceritain semuanya ke kita." Ucap Ariza.
Marsell mengangguk.
"Jadi sebenarnya gue sama Giva itu sepupu."
"Sepupu?" Jawab mereka terkejut.
"Iya."
"Kenapa lo nggak pernah cerita ke kita?" Ucap Gio.
"Karena Giva mau hubungan gue sama dia ada yang tahu."
"Alasannya?"
"Gue juga nggak tahu. Giva cuma bilang jangan sampai ada yang tahu tentang hubungan gue sama dia. Mungkin dia trauma."
"Trauma?" Lagi lagi mereka serempak.
"Trauma? Kalian salah denger kali." Ucap Marsell kebingungan bagaimana bisa dia sampai keceplosan.
"Sekarang bukan saatnya kalian tahu, tapi nanti lambat laun kalian juga pasti tahu semuanya." Batin Marsell.
"Gue kira lo sama Giva-." Belum sempat Gio menyelesaikan ucapannya, Marsell sudah memotong nya.
"Lo kira gue sama Giva pacaran?" Kekeh Marsell.
"Iya." Jawab mereka serempak.
"Lagian lo nggak pernah cerita ke kita kalo Giva ponakan lo. kan kita kaget pas liat Giva meluk lo." Ucap Damar.
"Iya iya gue minta maaf."
"Berarti gue bisa deketin Giva dong." Ucapan Gio seketika membuat semua mata tertuju padanya.
"Dapet angin dari mana lo sampe mau deketin Giva, bukannya lo benci dia?" Tanya Rey.
"Gue juga nggak tahu, tiba tiba gue nggak suka pas liat Marsell sama Giva pelukan." Ucap Gio sambil membuang nafas kasar.
"Kalo lo emang bener bener sama Giva, gue bisa bantu lo buat deket sama dia." Ucap Marsell.
"Serius?!"
"Iyalah, masa boong. Gimana sih lo!" Marsell memutar bola matanya jengah.
"Eiittss, tapi ada syaratnya." Marsell tersenyum miring.
"Syarat? Apaan?" Gio mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Gue cuma kasih lo satu kesempatan buat perjuangin Giva, jika lo gagal dan nyerah maka lo nggak bisa lagi buat deketin Giva. Dan jika lo beneran suka sama Giva, buat dia bahagia. Jangan buat dia sampai nangis. Kalau gue tahu lo buat dia nangis gue yang bakal ngabisin lo!"
Gio meneguk ludahnya kasar karena mendengar ucapan Marsell. Bukan karena takut, tapi sepenting itukah Giva di hidup Marsell? Tetapi mau tidak mau Gio harus menerima syarat dari Marsell.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For Longing
Подростковая литератураKetika sesuatu yang indah hilang dalam seketika tergantikan oleh banyak luka terutama kerinduan. Bagaikan api yang harus mencairkan es, dan ketika es itu berhasil mencair menjadi air, tugasnya adalah memadamkan api. Ketika api itu telah padam, hany...