GIVA GIFERLIENAnak berasal dari keluarga GIFERLIEN yang kaya raya tetapi dia tidak pernah sombong akan hal itu, karena sebenarnya dia tidak begitu perduli dengan harta atau apapun, dia sudah bersyukur mempunyai keluarga yang utuh. Dia termasuk orang beruntung karena memiliki keluarga yang harmonis, banyak anak diluar sana yang Broken Home. Maka dari itu dia benar benar bersyukur akan hal itu.
Beruntung? Harmonis? apa itu. Keluarga nya tidaklah sebahagia yang dipikirkan.
Dia cantik, pintar, mandiri, dan Vamous nya SMA GARUDA Dia berteman dengan siapa pun tanpa memilih milih.
Tapi sayang, dia wanita jutek yang tidak bisa ditaklukan oleh lelaki manapun. Ya dia jutek hanya kepada kaum adam saja, entah apa alasan nya sampai dia seperti membenci kaum adam ini.
Kalau ada seseorang yang mampu meluluhkan hati nya berarti dia yang akan menjadi cerita nya.
•••
"Aduh gimana ini." ucap dia yang kebingungan karena dari tadi belum mendapatkan angkutan umum, sedangkan jam sudah melebihi waktu untuk masuk sekolah.
"Telat pasti ini, males banget gue kalo sampe dihukum banyak siswa yang bilang nanti disuruh hormat di depan tiang bendera sampe jam istirahat. Ih ogah! Mana sih ini angkutan umum kok nggak dateng dateng , ish." pasrah dia karena hampir setengah jam dia menunggu di halte itu.
Karena kebetulan tadi malam hujan jadi jalanan becek membuat suasana yang tidak nyaman bagi giva. Ditambah angkutan umum yang membuat mood nya buruk dipagi hari karena tidak ada satu pun yang melintas didepan nya.
Dia masih menunggu angkutan umum dan tiba tiba ada sebuah motor yang berhenti didepan nya.
"Siapa dia?" ucap Giva dalam hati, karena tidak mengenal laki laki yang masih menggunakan helm itu.
Cowo itu menghampiri Giva masih dengan helm yang berada di kepalanya, sesampainya dia tepat berada di depan Giva dia membuka helm nya dan alangkah terkejutnya Giva.
"Lo!" ucap Giva penuh amarah dan seketika rasa takut nya muncul kembali ketika mengetahui siapa laki laki itu.
"Untuk apa dia kembali?" ucap Giva dalam hati.
"Halo Giva kita ketemu lagi, apa kabar cantik?" tanya pria itu.
"Kenapa lo disini?" ucap Giva sedikit bergetar karena takut.
"Mau jemput bidadari gue." ucap nya sambil memegang lengan Giva.
"Jangan sentuh gue, pergi dari hadapan gue sekarang!" ucap Giva sambil melepaskan tangan cowok itu dari lengan nya.
"Bidadari gue kok galak sih."
"Pergi sekarang!"
"Cantik jangan galak galak dong."
"Gue mohon lo pergi sekarang gue nggak mau ketemu lo lagi apalagi berurusan sama lo lagi gue nggak mau, gue mohon lo pergi." lirih Giva dengan mata yang berkaca kaca dan hampir menangis.
"Oke oke, gue pergi sekarang dan lo bisa lepas kali ini, tapi nanti gue akan balik lagi kesini dan lo akan jadi milik gue lagi. Ingat itu."setelah mengucapkan itu dia benar benar pergi dari hadapan Giva.
Dan Giva bisa lega karena dia pergi sekarang. Untuk apa dia datang lagi setelah apa yang sudah terjadi?
Tapi tunggu, apa dia bilang? dia akan kembali? Oh tidak dia tidak boleh kembali lagi cukup kali ini dia bertemu dengan Giva. Giva tidak ingin dia kembali dan membawa nya lagi. Namun, Giva tau dia tidak akan bermain main dengan ucapan nya.
Dia adalah bagian dari masa lalu Giva yang sangat Giva benci dan Giva takuti, karena menurut Giva dia bahkan lebih dari seorang psikopat.
Sekarang Giva hanya bisa berdo'a semoga sesuatu yang buruk tidak menimpa nya lagi.
"Ya tuhan lindungi aku dari dia." Lirih Giva dan dia menangis seketika itu juga.
Tanpa Giva sadari ada seseorang yang memperhatikan dia dari seberang jalan.
"Gue nggak akan biarin siapa pun nyakitin lo, air mata lo jadi bukti kalo gue yang akan ngelindungi lo dari dia atau siapa pun yang berani nyakitin dan buat lo nangis." ucap pria yang ada di seberang jalan itu dengan mata yang terus tertuju pada Giva.
"Kok kayak ada yang merhatiin gue ya? Itu siapa sih kok kayak kenal." Ucap Giva diselah tangisnya dan mengetahui ada yang memperhatikannya di seberang jalan.
"Siapa dia?" Batin Giva.
Setelah laki laki itu sadari Giva tahu akan kehadirannya dia segera melesat pergi.
•••
-DillaBoww13
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For Longing
Roman pour AdolescentsKetika sesuatu yang indah hilang dalam seketika tergantikan oleh banyak luka terutama kerinduan. Bagaikan api yang harus mencairkan es, dan ketika es itu berhasil mencair menjadi air, tugasnya adalah memadamkan api. Ketika api itu telah padam, hany...