PART 25 : Suprise Kecil

155 28 1
                                    

"Thank you so much, I'm very happy."

• • •

Mobil Gio berhenti di sebuah warung soto dipinggir jalan. Giva menautkan alisnya.

"Lo mau apa?" Tanya Giva.

"Makan."

"Dipinggir jalan gini?"

"Kenapa emang?" Tanya Gio balik.

"Lo jangan liat tempat dipinggir jalannya, tapi liat rasa dan keramah tamahan mereka." Sambung Gio menjelaskan.

Giva hanya manggut manggut sebagai jawaban.

"Turun."

Giva dan Gio pun mendekati warung soto tersebut, dia masuk kedalam yang tempat duduknya lesehan. Gio duduk dibangku pojok tempat dia biasa makan bersama teman temannya.

"Mang dak, soto dua!" Ucap Gio sedikit berteriak.

"Oke dak. Tunggu ya." Ucap orang yang disebut mang dak itu.

"Lo sering makan disini?" Tanya Giva lagi.

"Iya, sama temen temen gue." Jawab Gio santai.

"Kenapa? Lo malu gue ajak makan di warung pinggir jalan ini?"

"Eh- enggak gitu, Yo. Ya gue nggak nyangka aja lo sama temen temen lo kan anak orang kaya tapi suka makan ditempat kayak gini."

Gio hanya mengangkat bahunya acuh. Sampai pesanan soto pun sudah sampai, mengakhiri pembicaraan mereka.

"Wuih dak! Kamu bawa bojo toh. Tak kira kamu iki karo temen temen mu. Ternyata, karo bojone. Ayu dak bojomu, ayu tenan." Terkejut mang dak saat diketahui Gio bersama seorang cewek.

Maklum jika bahasa mang dak seperti itu, karena dia orang jawa. Dia merantau ke Bandung dan berjualan soto untuk menghidupi anak istrinya di kampung.

Sedangkan Giva, dia cengengesan camggung karena tidak mengerti ucapan dari orang yang disebut mang dak ini.

"Yo jelas! Aku pinter kan dak cari bojo. Sing ayu koyo ngene, ayune ngeluwihi Kendal Jenner." Balas Gio kepada mang dak.

Gio dan teman temannya memang sedikit  mengerti bahasa Jawa karena mang dak yang mengajarinya.

"Kendal Jenner iku sopo? Aku Iki ora weruh, weruh e mung ning rabi aku toh dak." Ucap mang dak membuat Gio tertawa, sedangkan Giva hanya tersenyum simpul.

"Yohwes dak. Aku pengen kesana dulu, ada pembeli." Lanjutnya.

Mang dak pun pergi dari sana karena ada pembeli lain. sedangkan Gio, dia masih sedikit tertawa karena mang dak. Dan Giva, diaenatap bingung kepada Gio.

"Itu ngomong apa sih, Yo?" Tanya Giva penasaran.

"Jawa." Jawab Gio.

"Ya gue tau itu bahasa Jawa, maksudnya tadi itu ngomong apa?"

"Banyak."

"Ih Gio! Gue mau tau." Rengek Giva.

"Males. Cari tau sendiri."

Giva memajukan bibirnya kesal. Gio memang menyebalkan!

"Makan! Lo belum sarapan." Ucap Gio. "Gak usah cemberut, gue gak suka."

Hope For LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang