Part 1

27.1K 817 4
                                    

Your vote and comment is very important <3

/On Instagram/

@feliciakvdt

*****

New York - USA

08.00AM.

Kedua orangtua Sky tidak pernah mendukung Sky untuk bekerja sebagai seorang SPG. Mereka ingin putri satu-satunya bekerja di perusahaan besar dan ternama. Untuk memenuhi keinginan kedua orangtuanya, Sky memutuskan untuk mengudurkan diri sebagai SPG. Ia akan melamar di sebuah perusahaan kedua terbesar di New York. Perusahaan tersebut juga sudah meramba ke dunia internasional. Perusahaan tersebut adalah Harvey Enterprise.

Hari ini, ia akan melamar ke perusahaan tersebut. Beberapa hari lalu, ia dihubungi oleh pihak perusahaan untuk tiba di tempat pukul 09.00. Bagi Sky, kesan pertama sangatlah penting. Jadi, agar kesan pertamanya bagus di hari interviewnya, ia akan berangkat pada pukul 08.00. Dari penthouse ke perusahaan tersebut membutuhkan jarak tempuh sekitar satu jam.

Sepertinya jalanan kota New York hari ini bisa diajak bekerja sama. Jalanan di pagi hari ini tidak begitu padat. Dengan begitu, Sky bisa tiba lebih awal.

Jika dilihat dari luar, perusahaan tersebut memiliki gedung yang sangat tinggi. Orang-orang yang melihat gedung tersebut pasti akan menebak-nebak berapa jumlah lantai di gedung itu. Pintu pertama yang akan dilewati ketika berjalan masuk adalah pintu otomatis yang terbuka dengan sendirinya jika kalian mendekat.

Gedung tersebut memiliki lobby yang sangat luas yang diisi dengan sofa-sofa yang terletak di berbagai tempat random. Meja pertama yang akan ditemui adalah meja resepsionis. Sky berjalan ke meja tersebut untuk meminta bantuan.

"Selamat pagi, ada yang bisa dibantu?" Tanya wanita di depannya yang bukan lain adalah seorang resepsionis.

"Oh ya, beberapa hari lalu saya ditelepon oleh Harvey Enterprise untuk tiba di tempat pukul 09.00 untuk melakukan interview" Jelas Sky.

"Boleh tau siapa namanya?"

Sky menjawab. "Skylar Quinn Aubree"

"Mohon tunggu sebentar, ibu Sky" Wanita itu menelepon seseorang.

Beberapa menit telah berlalu dan sekarang Sky sudah berada di lantai 77. Lantai dimana ruangan pemimpin perusahaan berada.

Disana, orang pertama yang ia temui adalah staff dari salah satu departemen yang bertanggung jawab untuk merekrut anggota baru. Ia lalu di bawa menuju ruangan manajer ditemani oleh staff tersebut.

Wanita itu kemudian berkata dan pergi meninggalkan Sky. "Pak Peter ada di dalam"

Sky membuka pintu secara perlahan. Ia melihat seorang lelaki dengan garis wajah yang tegas, sedikit brewokan dan pastinya memiliki badan yang bagus.

Lelaki itu mempersilahkan Sky untuk duduk di salah satu kursi yang terletak di depan mejanya.

"Duduk"

Selanjutnya, ia mewawancarai Sky. Sepengetahuan Sky, jika melakukan interview di perusahaan, biasanya calon pegawai akan diberikan beberapa pertanyaan menyangkut diri mereka dan perusahaan. Tetapi berbeda dengan Sky, ia sedari tadi tidak menerima pertanyaan semacam itu. Ia hanya diberi beberapa pertanyaan simpel dan sekarang ia sudah resmi menjadi pekerja di perusahaan tersebut. Ia diterima sebagai sekretaris manajer. Posisi yang cukup memuaskan untuk seseorang yang sebelumnya hanya bekerja sebagai seorang SPG.

Ketika Sky hendak bangkit dari kursi, si pemimpin perusahaan memanggilnya.

"Sky" Panggil lelaki itu.

"Iya pak?" Tanya Sky.

Lelaki itu menatap Sky dengan diam. Sky menatap Peter dengan tatapan bingung.

"Ada apa pak?" Kata Sky.

"Tidak jadi" Lelaki itu tersenyum padanya meskipun senyuman itu tidak tertarik hingga ke matanya. Dengan terpaksa, Sky membalas senyuman itu.

"Permisi pak" Ia pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja. Sampai sekarang ia masih tidak tahu mengapa ia tidak menerima pertanyaan pada umumnya di saat interview. Tetapi ia tidak peduli akan hal itu karena dengan begitu jalannya untuk diterima semakin dimudahkan. Ia juga tidak bisa berbuat apa-apa, ia memerlukan pekerjaan itu dan harus menerimanya meskipun sekarang ia harus bekerja sebagai sekretaris dari lelaki yang dibencinya.

Sky adalah putri tunggal dari pengusaha ternama di New York. Perusahaan ayahnya sudah meramba dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Ayahnya adalah orang yang tercatat di urutan pertama di majalah Forbes. Bisa dibayangkan, betapa kayanya ayah Sky. Lantas mengapa ia melamar kerja di perusahaan lain? Semua itu ia lakukan demi mencari pengalaman dan belajar dari pengusaha luar disana, pengusaha muda yang sedang naik daun. Meskipun ia adalah putri dari seorang pengusaha terkaya di New York, ia tidak pernah sombong. Ia selalu merahasiakan identitasnya. Ia tidak ingin menerima perlakuan berbeda dari orang-orang. Ia akan membuka identitasnya di saat yang tepat, ketika ia harus melanjutkan perusahaan ayahnya.

Selain menjadi pengusaha terkaya, ayahnya juga merupakan seorang mafia. Dulu, ayahnya sangat aktif di dunia gelap. Semakin bertambahnya usia, ayahnya semakin pasif dalam dunia underground. Tetapi jangan salah, meskipun begitu, ayahnya tetap masih memiliki anak buah yang senantiasa diperintah dan masih memiliki koneksi dalam dunia underground.

Suara alunan musik terdengar dari dalam mobil. Sky sedang mengendarai mobilnya menuju mansion orangtuanya. Semenjak Sky tamat sekolah, ia memutuskan untuk tinggal terpisah dari kedua orangtuanya. Ia tinggal di penthouse yang di belikan oleh ayahnya. Penthouse tersebut terletak di daerah elit, daerah dimana artis dan pengusaha ternama tinggal.

Tidak perlu waktu lama, Sky sudah sampai di mansion. Hal pertama yang dilakukan adalah menyapa ibunya yang sedang membaca majalah di ruang tamu.

"Hai ma" Ia memeluk ibunya dari belakang.

"Oh hai sayang" Ibunya meletakkan majalah tersebut di sampingnya dan beranjak berdiri memeluk putri kesayangannya.

"Kamu dari mana sayang?" Tanya ibunya.

"Dari interview tadi ma" Ibunya terlihat bahagia akhirnya putrinya akan bekerja di perusahaan besar dan ternama sesuai impiannya dan suaminya.

"Terus gimana? diterima ga?" Tanya ibunya antusias. Sky menjawab ibunya dengan anggukan. Ibunya terlihat benar-benar bahagia mendengar kabar itu. Kemudian wanita itu pun mengajak Sky untuk berbincang-bincang lebih lanjut di kamar ibunya.

Kebahagiaan Sky sangatlah simpel. Dengan melihat kedua orangtuanya tersenyum sudah membuatnya bahagia. Barang mahal hanyalah menjadi kepuasannya sendiri.

- My Bossy Trillionaire -

23 July 2019

11.06PM

IG: @feliciakvdt

xoxo!


MY BOSSY TRILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang