Al melipat kedua tangannya di depan dada, lengkap dengan guratan wajah yang terlihat kesal. Dan Bintang tahu, cowok itu merasa gondok karena terlalu lama menunggu, hal itu terbukti dengan perkataan cowok itu selanjutnya.
"Abis ngeramin telur ya lo?" tanyanya sarkas.
Bintang tidak mengindahkan perkataan cowok itu, dia malah berjalan ke meja yang berada disamping Al---yang memang tengah berdiri, dan dengan kasar meletakkan kunci mobil Al yang tentu saja tidak luput dari gerakan mata cowok itu.
Dia mengernyitkan dahinya bingung lalu kembali menolehkan kepalanya ke arah Bintang.
"Pb gue mana?"
Pertanyaan itu yang dilontarkan Al pertama kali ketika tidak menemukan keberadaan benda yang dia cari-cari.
Bintang mendengus lalu ikut melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ambil sendiri!" titahnya tak terbantahkan, yang membuat Al tersentak kecil. Bagaimana ceritanya babu nyuruh majikan?
Dia menatap wajah Bintang yang seakan menantangnya. Sepertinya cewek di depannya ingin bermain-main lagi dengannya, dan Al selalu punya waktu untuk meladeninya. Dia hanya perlu mengeluarkan gertakan kecil yang sudah dia hafal di luar kepala.
"Lo bilang apa?" ujarnya menyuruh Bintang mengulang kembali pernyataan yang sempat dia lontarkan beberapa menit yang lalu.
Dan saat itu pula Al akan kembali mengeluarkan ultimatumnya, mengingatkan kembali di mana posisi Bintang sekarang.
Bintang membasahi bibirnya yang tiba-tiba terasa kering, mencoba mengatasi rasa gugupnya karena aura Al yang berbeda dari sebelumnya. Namun dia menguatkan dirinya dan kembali berkata dengan menantang.
"Gue bilang, ambil sendiri!"
Al terkekeh kecil lalu menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak gatal. "Kayaknya lo lupa sesuatu Bintang. Gue bisa aja buka kartu lo sekarang juga, sikap lo yang nantangin gue terus lama-lama bikin gue naik darah." ujarnya dingin.
Dan Bintang tahu, itu bukan sekedar ucapan semata. Al bisa melakukan apa yang dia mau.
Tapi dia juga tengah memegang kartu As Al. Benar juga, dia sampai melupakan yang satu ini, lalu dengan cekatan dia mengambil foto yang dia selipkan di kantong jinsnya tadi.
"Gue juga punya ini." dengan percaya diri dia menunjukkan foto itu di hadapan Al, yang membuat cowok itu sedikit tersentak.
"Dapet darimana lo foto ini?" tanyanya kaget, namun nadanya sarat akan ketidaksukaan yang kental.
Pasalnya, foto yang tengah berada di tangan Bintang termasuk ke dalam barang yang berarti untuknya dan jarang orang yang dapat menyentuhnya. Foto itu sudah dia amankan di dashboard mobilnya.
Bintang tidak menghiraukan pertanyaan cowok itu. "Gue bakal nunjukin ke kak Helen foto ini dan bilang kalau lo suka sama dia."
Al membulatkan matanya, dia tentu saja kaget, darimana Bintang bisa tahu kalau dia menaruh hati ke Helen?
Namun dengan cepat dia menormalkan ekspresinya sebelum Bintang melihatnya.
"Maksud lo apa? Gue gak suka sama Helen." Ujarnya dengan tenang, padahal di dalam hati jantungnya sudah jumpalitan tak tentu, merasa khawatir kalau ancaman Bintang bisa menjadi bumerang untuknya.
Bintang mendengus, "gue tahu kalau lo suka sama Helen, gue denger itu sendiri dari mulut lo waktu lo lagi bicara sama kak Rendo."
Terlambat, Bintang sudah tahu rahasianya. Jadi dia tertawa kecil berusaha menutupi rasa gugup yang tiba-tiba melandanya.
Dia juga bingung kenapa semua yang berhubungan dengan Helen membuatnya gugup.
"Dan lo pikir Helen bakal percaya?"
Dia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana lalu kembali berujar. "Coba mikir, gue sama Helen udah kenal jauh sebelum dia kenal sama lo. Dan menurut lo siapa yang bakal lebih dia percaya? Gue atau lo?"
Bintang menggigit bibirnya gugup, apa yang dikatakan Al memang benar adanya. Siapa dia sehingga Helen bisa langsung percaya dengannya?
Sementara Al menyeringai kecil, senang karena Bintang termakan umpannya. Cewek itu terlalu polos karena percaya begitu saja dengan kata-katanya.
Namun senyumnya hilang saat Bintang menggeleng dan kembali berkata.
"Gak! Kak Helen bakal percaya sama bukti yang gue kasih!"
Al mendengus, merasa gondok karena sifat keras kepala Bintang.
"Gue udah bilang Bintang, jangan cari masalah sama gue. Jadi gimana kalau lo kasih gue foto itu hm?"
Al mengulurkan tangannya namun Bintang lebih tangkas menyembunyikan foto itu dibalik badannya. Dia menggeleng, tetap kekeh pada pilihannya.
Al berdecak kesal. "Balikin Bintang!"
Al kembali memanjangkan tangannya, berusaha menjangkau foto yang berada di balik tubuh Bintang sementara Bintang terus menghindar dengan membungkukkan badannya ke belakang.
"Gak bakal!"
Al menggeram, "jangan buat gue marah Bintang!"
Posisi mereka terlihat seperti orang yang tengah berpelukan, kalau ada yang melihat sudah pasti akan salah paham. Dan hal itu terbukti saat seseorang berujar.
"Kalian ngapain?"
Tbc.
Coba tebak siapa yang ciduk mereka berdua wkwk :p
Budayakan vote dan komen, kalau rajin-rajin vote ntar visual Al-nya aku kasih liat :p
Al: maap thor, muka gue mahal.
Author: yaudah ia :(
![](https://img.wattpad.com/cover/163783620-288-k357584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...