[11] - Be My..

25.9K 1.8K 9
                                    

"Hai adek Bulan."

Bintang menengok ke kanan kiri saat seseorang yang tidak dikenalinya malah menghadang langkahnya. Lalu dia menunjuk dirinya sendiri, memastikan bahwa dia orang yang tadi cowok itu maksud.

Lalu saat cowok itu mengangguk, Bintang dengan cepat memberi klarifikasi. "Nama saya Bintang kak, bukan Bulan, bukan Matahari ataupun Bumi." ujarnya kesal.

Cowok itu tertawa kecil, "oh salah yah..."

Bintang mendengus samar, ada apa sih dengan namanya? Kenapa orang-orang selalu saja salah menyebut namanya, pertama Al, kedua dia.

Berpikir tentang Al, Bintang menjadi curiga kalau cowok di hadapannya ini adalah salah satu dari spesiesnya Al.

"Temannya Kak Al yah?" tebaknya asal, siapa tau benar.

Cowok itu menggeleng. "Bukan." lalu dia kembali berkata, "saya utusannya bopak kw alias cacing kremi."

Bintang baru akan bertanya siapa gerangan sang bopak kw saat cowok di hadapannya mengulurkan sebuah kertas yang terlipat ke Bintang. "Nih."

Mau tak mau Bintang menerima kertas itu dan mengerutkan dahinya bingung. Dia membuka lipatan kertas dan membacanya.

Kerutan di dahinya pun menghilang saat tahu siapa pengirim surat itu. Dia secara refleks meremas kertas setelah matanya sampai pada kalimat terakhir.

"Kata abang Al, adek Bintang mesti pulang sama dia nanti."

Bintang mendongakkan kepalanya lalu menaikkan alisnya menantang, "kalau gue gak mau?"

Jangan tanya kenapa dia tidak menggunakan embel-embel kak pada cowok di hadapannya, alasannya tak lain karena dia adalah spesiesnya Al, spesies yang harus dia hindari.

"Hmm.." cowok ituㅡAlan menggosok-gosok dagunya berpikir.

Lalu dia mengangkat bahunya, "kata abang Al sih tunggu aja konsekuensinya."

Bintang mendengus kecil, Al seharusnya jadi rentenir saja, dia terlalu sering mengancam.

◦•●◉✿ ✿◉●•◦

"Lo harus jadi babu gue."

"Hah?!" Bintang termangu lebar, penuturan Al barusan berhasil membuat sistem saraf otaknya tiba-tiba berhenti, sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk berpikir.

Al mengangguk, "iya, babu."

Bintang mengkerutkan dahinya tidak setuju lalu mendorong Al yang membuat posisinya kini tidak lagi terkurung.

Lalu dia bersidekap dada, "kenapa gue harus?" tanyanya sembari menaikkan dagunya menantang.

"Karena..." Al menyeringai lalu mendekatkan wajahnya, "lo harus dihukum dan hukumannya yaitu dengan jadi babu gue." titahnya.

"Kecuali.." cowok itu memundurkan kembali wajahnya lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kalau lo mau berita lo kesebar satu kampus," dia melarikan matanya dari atas, "dan tahu kalau Bintang..." lalu kebawah, "..itu ga sepolos yang terlihat."

Bintang mendengus, "dan lo pikir mereka bakal percaya?"

Al mengangkat bahunya, "kenapa gak? Gosip kalau lo mantan gue aja dipercaya orang-orang kok."

Bintang membasahi bibirnya yang terasa kering, benar juga, dia tidak berpikir sampai situ. Dengan kepopulerannya bukan perkara susah untuk Al menyebarluaskan gosip, semua orang akan percaya dengannya.

Lain ceritanya kalau dia yang tengah berusaha membela diri, ujung-ujungnya tidak ada yang akan mempercayainya. Toh dia cuma cewek kuper yang tidak sengaja terkenal sebagai mantan Al yang gamon.

"Gimanapun Bintang," cowok itu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. "Lo yang lebih dulu mutusin buat masuk ke zona gue, dan orang yang udah masuk ke zona gue gak segampang itu buat keluar." ujarnya sembari mengangkat bahunya.

"Gak boleh menghayal ntar kesambet loh." Bintang tersentak lalu menoleh ke sumber suara, senyumnya secara spontan merekah saat tahu kalau Andreo lah yang tengah berdiri di hadapannya.

"Sore kak."

Andreo balas tersenyum, "sore, kok belum pulang? Lagi nungguin temen yah?"

"Ah iya kak saya---"

"Andreo?" mereka berdua menoleh dan menemukan Al yang tengah memegang kunci dengan tali tas yang hanya dikaitkan di sebelah bahunya.

"Oh, hai Al."

Al mengangguk samar lalu mengalihkan tatapannya ke Bintang.

"Lo ngapain disini? Mobil gue di sebelah sana."

Bintang menaikkan alisnya bingung, "mana gue tahu mobil lo yang mana."

Al mendengus, "nanya kan bisa."

"Males." balasnya datar.

Sementara Andreo ditempatnya mengamati dua orang yang tengah cekcok di hadapannya, lalu sebuah pertanyaan muncul diotaknya. "Kalian ini... Balikan yah?"

Bintang dengan cepat menoleh ke Andreo, lalu membulatkan matanya, astaga.. Dia tidak sadar kalau Andreo masih disitu, dia pikir Andreo telah pergi.

"Eh? Buk--"

"Iya." Al mengaitkan tangannya di sepanjang bahu Bintang lalu mendorong gadis itu mendekat kepadanya.

"Soalnya mantan gue satu ini suka banget ngintilin gue."

Bintang membulatkan matanya tidak percaya, apa tadi katanya? Mantan? Ngintilin? Wah ngajak berantem ini mah.

"Waah kalau gitu longlast yah."

Al tersenyum lalu mengedikkan kepalanya. "Yoi."

"Eh, gak-gak itu fit--aa!" Bintang tiba-tiba saja memekik saat merasakan kalau Al mencubit bahunya.

"Kalau gitu kita duluan Dre." Al tersenyum formalitas yang dibalas cowok itu dengan senyum simpul.

Tbc.

Vommentsnya guizee...

Thankiss, Win❤

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang