Saat Bintang berkata dan meminta Al untuk menjauhi dan menyuruh Al menganggap bahwa mereka tidak mengenal satu sama lain, Bintang tidak menyangka bahwa cowok itu akan mengindahkan ucapannya.
Menyesal? Tidak juga, dia hanya... tidak terbiasa.
Mereka memang sering mengabaikan satu sama lain, tapi tidak pernah selama ini. Ini sudah memasuki bulan ketiga sejak Semester Dua perkuliahan dimulai dan mereka tidak pernah bertegur sapa semenjak saat itu.
Tidak tidak, Bintang tidak merindukan cowok itu. Dia hanya merasa bersalah karena telah bersikap seperti itu pada Al. Walau tak dapat dipungkiri dia juga masih merasa kesal mengingat bagaimana cowok itu melarang dan mengatur Bintang harus jalan bersama siapa bahkan berkata bahwa Andreo itu jahat.
Bagaimana mungkin orang seperti Andreo jahat? Satu-satunya orang yang patut diberi label seperti itu adalah Al sendiri.
"Bin!"
Bintang yang saat itu baru saja keluar dari kelas setelah melaksanakan Ujian Tengah Semester mata kuliah Statistik menoleh dan mendapati Andreo tengah berlari kecil kearahnya dengan sesuatu didalam genggamannya.
"Abis ini masih ada ujian yah Bin?" Tanya Andreo pada Bintang setelah dia berbalik sepenuhnya kearah Andreo.
"Iya kak," ujarnya sembari tersenyum.
Setelah itu Andreo mengulurkan tangannya kearah Bintang, memberikan sekotak susu yang ditempeli sticky note.
"E-eh? Ini buat saya kak?"
Andreo tertawa kecil, "buat dosen. Ya buat kamu lah, ini penyemangat buat UTS."
Hal itu sontak membuat Bintang tersenyum lebar dan dengan senang hati menerima pemberian dari cowok itu. Baru kali ini dia diberikan penyemangat ujian, ah Andreo selalu saja bisa membuat Bintang berbunga-bunga.
Tapi tunggu dulu. Aku? Kamu? Jadi sekarang panggilan mereka sudah terupgrade menjadi Aku Kamu?
Hal itu semakin menambah perasaan aneh didalam dada Bintang but in a good way.
Lihat kan? Bagaimana mungkin Andreo itu jahat saat dia saja memberikan Bintang ucapan semangat dalam bentuk sekotak susu coklat, tak lupa dengan sticky note berisikan ujaran semangat dari cowok itu.
Namun seakan tak cukup membuat jantung Bintang berdegup lebih kencang, cowok itu malah mengacak rambutnya pelan sembari tertawa gemas.
"Semangat yah Bin!"
Astaga... Bintang bisa merasakan wajahnya memanas karena malu, dan juga senyumnya yang tak kunjung luntur dari wajahnya.
Setelah Andreo memberikan sekotak susu penyemangat untuk gadis itu, Bintang memilih ngacir ke kantin dimana kedua temannya sudah terlebih dahulu sampai dan mengambil posisi duduk disana.
Namun setelah dia sampai, teman-temannya malah memberikannya tatapan aneh karena dirinya terus saja tersenyum lebar.
Lili menatap Andin dengan tatapan yang seakan menyiratkan, 'kenapa nih anak?'
Dan dibalas dengan Andin yang menggeleng sembari mengedikkan bahunya yang secara tersirat berkata bahwa dia pun tak tahu.
Jadi dengan mengikuti intuisinya, Lili mengambil sekotak susu kotak yang Bintang tatap sembari tersenyum, berpikir bahwa hal inilah yang membuat sahabatnya bertingkah seperti orang tidak waras.
"Semangat kerjain UTS-nya yah Bin. Salam, Andreo." Ujar Lili dengan lantang membacakan tulisan diatas sticky note setelah merebut paksa sekotak susu yang tadinya berada dalam genggaman Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...