[16] - Diajak Kencan

20.9K 1.5K 24
                                        

"Kalian ngapain?"

Kedua insan itu menoleh ke sumber suara. Al membulatkan matanya kaget, sementara Bintang tak kalah kagetnya.

"Helen!"

"Kak Helen!" ujar mereka bersamaan.

Di sana, ada Helen yang tengah terdiam sembari mengerjap-ngerjapkan matanya kaget.

Bagaimana tidak kaget saat datang-datang langsung disuguhkan pemandangan orang pelukan?

Tadi, rencananya dia mau menyusul Al ke ruangan BEM untuk mengembalikan flashdisk milik Al yang dia pinjam minggu lalu---setelah sebelumnya telah menerima pesan dari cowok itu dimana lokasinya saat ini.

Untungnya otak Bintang dengan cepat merespon. Jadi dia mendorong Al kasar, mengambil ancang-ancang untuk berlari ke hadapan Helen dan melaksanakan ancamannya tadi.

"Kak Hel---hmmp!"

Dia kalah cepat, Al kembali menariknya dan membekap mulutnya dari belakang. Posisinya sekarang persis seperti orang yang tengah disandera.

Helen mengerutkan dahinya heran. "Loh? Kok Bintang dibekap?"

Al memutar bola matanya berpikir. "Kita lagi... Lagi... Lagi ngedrama! Iya ngedrama!"

Bintang menggeleng, "hmmp! Hmmp!"

Helen semakin mengernyitkan dahinya dalam, "maksud lo drama KDRT?"

"Iy---Akh!"

Belum sempat Al menyelesaikan kalimatnya, Bintang sudah menginjak kakinya yang membuat bekapan tangan Al terlepas. Lalu dia dengan cepat berlari ke arah Helen, meninggalkan Al yang sudah meringis mengusap kakinya.

"Aku mau bilang sesuatu sama kak Helen!" Bintang berujar dengan cepat, walau sekarang nafasnya tengah terengah-engah.

Sementara respon yang diberikan Helen cuma, "ini bagian drama juga yah?"

Bintang menggeleng cepat. "Bukan kak, biar aku kasih liat buktinya dulu."

Bintang menggeledah kantong depan jinsnya, tidak ada. Dia mengerutkan dahinya bingung  lalu kembali mengecek ke belakang kantong jinsnya, tidak ada juga.

Dengan cepat dia berbalik ke arah Al yang tengah mengibas-ngibaskan fotonya kecil, walau terlihat samar tapi Bintang yakin kalau Al tersenyum miring, senyum kemenangan.

Bintang mendesis marah. Sial, lagi-lagi dia kecolongan.

"Bukti apa?"

Bintang kembali berbalik. Baik, dia akan melakukannya tanpa bukti.

"Bukti foto kalau kak Al itu suka sama kak Helen." ujarnya tegas.

Helen terdiam sebentar, lalu sedetik kemudian tergelak kencang.

"Al? Suka sama gue? Gak mungkin hahahahah..."

Bintang mengernyit heran, "saya serius kak."

Helen menyelesaikan sisa-sisa tawanya, "gue juga serius. Al suka sama gue itu adalah satu dari keajaiban dunia yang gak bisa terelasikan."

"Betul." Al datang dan langsung merangkul pundak Helen.

"Gue sama Helen cuma sahabatan, jadi jangan terlalu percaya sama gosip. Gosip itu cuma gibah yang gak berfaedah."

"Bener Bintang. Orang-orang diluaran sana emang suka buat kesimpulan tanpa tahu cerita aslinya." Helen tersenyum, "lagian gue udah punya pacar." ujarnya disertai kedikan bahunya di akhir kalimat.

Bintang tercengang, fakta baru yang dia tahu. Jadi ini alasan kenapa Al tidak mengungkapkan rasanya ke Helen.

Dia menoleh menatap Al yang juga tengah menatapnya. Al juga tengah tersenyum sama seperti Helen. Namun matanya menatap Bintang tajam, seakan tatapannya berkata;

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang