Bintang tidak tahu sudah berapa lama dia berjongkok di belakang pot bunga yang bahkan tidak mampu menutupi seluruh tubuhnyaㅡhanya untuk menghindari Andreo yang melintas beberapa saat yang lalu saat tahu-tahunya Al datang dan membungkuk di sampingnya.
"Ngapain?"
Bintang tersentak kaget lalu kemudian mengelus dadanya saat tahu ternyata itu cuma Al.
"Perasaan lo ada dimana-mana deh! Lo nguntit gue ya?!" Tanyanya menuntut.
Al berdecih lalu kembali meluruskan tubuhnya.
"Gak usah kepedean. Tadi gue mau ke wc, tapi hampirin orang yang lagi kamuflase jadi pot bunga itu lebih menarik."
Bintang mendengus, tahu persis kalau cowok itu sedang menyindirnya. Jadi dia memilih untuk tidak menanggapi perkataan Al, dia cuma berdiri dan merapikan pakaiannya bersiap pergi dari tempat itu.
Karena dia tahu, berdebat dengan Al sama saja seperti menghitung rambut, tidak akan ada habisnya.
"Eits, mau kemana lo?" Tahan Al saat melihat Bintang sudah siap lepas landas dari tempat itu.
"Gue mau balik ke kelas."
Al mengernyit heran. "Kata siapa lo bisa balik? Ayo ikut gue." Ujarnya sembari menarik tangan Bintang.
"Eh eh eh, gue mau dibawa kemana nih?" Bintang menarik tangannya agar terlepas dari tangan Al walau itu sia-sia. Tapi tarikan tangannya berhasil membuat Al menghentikan langkahnya.
Al berdecak tidak sabar, "udah ikut aja, abis ini lo gak ada kelas kan?"
Bintang baru saja ingin menyuarakan protesnya saat Al kembali berujar.
"Itu Andreo bukan sih?"
Secepat Al menyelesaikan kalimatnya, secepat itu pula dirinya berjalan ke depan, meninggalkan Al dan Andreo yang mungkin saja berada di belakangnya dengan si 'cewek parasit' itu.
Sedangkan ditempatnya Al terkekeh geli, melihat Bintang yang kini tengah berjalan tergesa-gesa. Padahal yang tadi itu cuma bohongan, tapi dia tahu pasti kalau taktik itu selalu berhasil mengelabui Bintang.
◦•●◉✿ ✿◉●•◦
Bintang melipat kedua tangannya di depan dada sembari memandang kesal keluar jendela.
INI PENCULIKAN TITIK.
Bintang menoleh ke arah Al dan memandangnya tajam.
"Kita mau kemana sih?!"
Al hanya melirik Bintang melalui ekor matanya lalu menjawab.
"Bandung,"
Bintang hampir saja tersedak ludahnya sendiri kalau saja dia tidak dengan cepat berbalik ke Al.
"Mau ngapain ke Bandung?!" tanyanya menuntut.
"Gue mau buang lo kesana,"
"Jangan coba-coba ya lo!"
Al memundurkan dahi Bintang menggunakan telapak tangannya yang spontan membuat tubuhnya tersandar kembali.
"Udah, mending lo tidur aja, gue bangunin kalo udah sampe."
"Gak! Gak mau! Nanti lo malah buang gue ke jalanan lagi."
Namun nyatanya, selama hampir 4 jam perjalanan itu Bintang tertidur lelap dikursinya.
Dia baru terbangun saat merasakan ada tepukan ringan di pundaknya.
"Bintang, bangun!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...