Menjadi yang paling muda diantara teman-temannya sering kali membuatnya diperlakukan seperti anak bungsu, ditambah karena dirinya tidak mempunyai pengalaman dalam hal asmara sering kali membuatnya dituntun untuk mengikuti arahan dari temannya agar tidak salah arah.
Sama seperti sekarang, karena Al telah menyebabkan kesalahpahaman diantara teman-temannya mau tak mau membuatnya harus berujung diinterogasi.
"Jadi... lo ga jadian kan sama dia?" Tanya Gea seusai mendengarkan keseluruhan cerita Bintang.
Yang segera direspon dengan gelengan cepat oleh gadis itu. "Nggak Ge, serius deh!"
Lalu Gea mendengus samar kemudian mengangguk.
"Bukannya gimana yah Bin, tapi setiap denger cerita tentang dia kayaknya dia emang serese itu deh," ujar Gea.
"Dan otoriter," tambah Tian sembari menyeruput smoothies pisangnya.
"Nah!" Gea menyetujui.
Memang dalam lingkaran pertemanan mereka Gea sudah seperti kakak mereka, dia selalu memasang badan paling depan ketika temannya disakiti ataupun ada masalah. Mungkin juga karena umur Gea dan Bintang yang terpaut dua tahun membuat gadis itu selalu memperlakukan Bintang sebagai adik kecilnya.
Andin yang sedari tadi hanya diam menyimak segera membuka mulutnya.
"Tapiㅡ" yang membuat mereka semua menoleh kearah gadis itu.
Namun Andin segera mengatupkan kembali mulutnya, "nggak jadi deh."
"Apa?" Tanya Gea menyuruh gadis itu kembali melanjutkan ucapannya.
Namun Andin menggelengkan kepalanya, "nggak jadi, nggak penting kok."
Gea mengangguk lalu meraih ponsel serta kunci mobilnya dari atas meja.
"Yaudah deh, gue mau balik mau kerjain tugas, lo berdua masih ada kelas kan abis ini?"
Andin dan Bintang mengangguk.
Posisi mereka saat ini memang tengah berada di cafe depan kampus, Tian dan juga Gea yang kelasnya telah selesai lebih dulu memilih menyusul merekaㅡuntuk q time katanya.
"Yaudah pulang duluan deh, bye!"
"Bye kawan-kawanku!" Sambung Tian.
"Yuk balik Ndin kelas selanjutnya mulai 20 menit lagi," ujar Bintang sembari membereskan barang-barangnya.
Andin mengangguk lalu ikut berdiri, menyusul Bintang.
Mereka berjalan dalam diam, Bintang pun merasakan keheningan yang tiba-tiba melanda itu. Jadi demi menghilangkan suasana hening diantara mereka berdua, Bintang membuka topik pembicaraan.
"Eh katanya besok malam bakalan ngundang Pamungkas yah?"
Andin yang setengah melamun tersentak kecil, "besok malam ada apa emang?"
"Ih besok malam kan malam inagurasinya FEB."
"Eh iya juga, dresscode nya apa yah?"
"Kemeja putih ga sih?"
"Oh iya bener."
Lalu setelah itu mereka kembali diam, jadi Bintang kembali memulai topik pembicaraan.
"Kayaknya Lili sibuk banget ga sih,"
Andin mengangguk, "iya kan dia lagi sibuk persiapin buat malam inagurasi FIKOM,"
Ah Lili memang absen pada q time mereka tadi karena sibuk mempersiapkan persembahan dari jurusannya untuk malam inagurasi FIKOM.
"Katanya sih dia mau tampilin tari, padahal kan dia ga ada pengalaman nari," ucap Bintang sembari terkekeh kecil diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...