Bintang membungkuk sembari menumpukan kedua tangannya pada lututnya. Gosip bahwa Al merupakan senior galak memang benar adanya. Cowok itu tidak segan-segan dalam memberikan tugas dan akan menghukum siapa saja yang berani melawan ataupun membangkang perintahnya.
Dia kembali menegakkan tubuhnya masih dengan nafas yang terengah-engah. Pandangannya seketika jatuh pada sosok arogan di ujung sana.
Cowok itu masih sibuk memantau beberapa teman seregunya yang masih dalam tahap menyelesaikan tugas. Bintang sesekali melihat cowok itu mengernyit marah dan kadang berteriak.
Melihat cowok itu kembali membuat pikirannya menerawang ke percakapannya dengan Al dua hari yang lalu, sehari sebelum ia resmi menjadi pembimbing regunya.
"Bulan?"
Bintang baru saja akan memasukkan gumpalan bakso ke dalam mulutnya saat tiba-tiba saja kursi di depannya ditarik.
Melihat siapa yang tengah duduk di hadapannya saat ini membuatnya refleks meletakkan garpu dan sendoknya kembali.
"Lo Bulan kan?" ulangnya.
Bintang menelan ludahnya gugup. "S-saya Bintang, kak."
Mata cowok itu menyipit tajam. Cowok ganteng marah itu merupakan perpaduan sempurna yang bisa membuat Bintang KO ditempat.
"Lo tahu kan urusan kita belum selesai?" tanyanya.
Dia berdehem kecil lalu memperbaiki posisi duduknya. "U-urusan apa ya kak?" tanyanya pura-pura tidak mengerti. Kalau masih bisa mengelak kenapa tidak?
Al mendengus. "Gausah sok ga ngerti."
Dia memejamkan matanya frustasi. Percuma, sepertinya Al sudah hafal mati dengan wajahnya. Teman-temannya juga, kemana mereka saat dibutuhkan seperti ini?
"Lo tahu, gue nunggu penjelasan." Bintang membuka matanya yang membuat tatapan mereka bertemu.
Bintang membasahi bibirnya yang tiba-tiba saja terasa kering. "S-saya..."
Al menaikkan tangannya lalu menumpukan sikunya di atas meja dengan wajah yang ditopang. Menunggu kelanjutan ucapan gadis itu.
Bintang menghembuskan nafasnya. "Itu cuma dare kak."
Al menaikkan alisnya tertarik. "Dare?"
Bintang mengangguk. "Iya kak. Jadi itu pure bukan salah saya, kalau kakak ga percaya kakak bisa tanya temen saya." ujarnya cepat.
Al kembali memasang wajah datar lalu kemudian berujar. "Tapi..." Al terdiam sejenak. "Tetap aja lo yang lakuin darenya."
Skakmat.
"I-itu cuma buat have fun kok kak. Prank semacam gini udah awam, dan biasanya respon mereka b aja."
Al melotot lalu berdiri dari kursinya. "Jadi maksud lo gue lebay?!"
"E-eh?" Bintang megap-megap panik. Sadar kalau Al sudah salah kaprah. "B-bukan kak, saya ga mak--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...