Bintang memutar kunci mobil Al sembari menggerutu kesal.
"Dasar majikan laknat! Buat apa nyuruh gue kalau punya kaki?" rutuknya tak bisa berhenti.
Sejak kenal dengan Al, Bintang yakin dosanya kian menumpuk karena segala sumpah serapah yang keluar untuk cowok itu.
Lalu dia membuka pintu dan mencondongkan badannya ke dalam mobil.
Posisinya sekarang setengah membungkuk dengan telapak tangannya yang ditaruh di kursi mobil, gunanya untuk dijadikan sebagai penahan tubuhnya.
Bintang membuka dashboard mobil lalu menggeledah isinya, mencari powerbank Al.
Lalu gadis itu tersenyum senang saat menemukan barang yang dia cari.
Namun, perhatiannya tertuju pada foto yang letaknya tak jauh dari powerbank Al.
Dengan penasaran Bintang mengambil foto itu dan mengeceknya.
Didalam foto itu ada Al dan Helen yang tengah berangkulan. Namun Bintang mengerutkan dahinya saat menemukan salah satu dari bagian foto itu terlipat kedalam.
Bintang membuka lipatan itu dan melihat bahwa ada satu orang lagi di dalam foto itu yang juga ikut berangkulan.
"Wei maling lo ya?!"
Dukk.
"Aduh.." Bintang meringis mengusap kepalanya yang tidak sengaja berbenturan dengan bagian atas mobil. Niatnya ingin berbalik tapi jatuhnya malah kepentok.
"Mau ngapain lo di mobil sohib gue?" Alan mengambil posisi kuda-kuda, bersikap layaknya sudah siap menyerang.
Padahal dia tidak punya ilmu bela diri, tapi siapa tau saja ilmu senam yang biasa ditayangkan mamanya setiap hari minggu berguna, pikirnya.
Namun tak ada yang lebih mengherankan saat melihat siapa orang yang hampir saja dia serang.
"Loh Bulan?!" sentaknya heran.
"Bintang.." ralatnya masih sambil mengusap kepalanya, setengah mendengus. Di situasi seperti ini masih saja salah nama.
"Eh iya, Bintang!" cowok itu kembali meluruskan tubuhnya. "Mau ngapain di mobil Al?"
Bintang berhenti mengusap kepalanya, lalu teringat sekarang dia tengah menggenggam foto Al. Dengan cepat gadis itu menyembunyikan kepalan tangannya di balik tubuhnya lalu berujar.
"Disuruh Al buat ambil powerbank."
Alan mengernyitkan dahinya, kenapa Al tidak mengambilnya sendiri? Dan kenapa cewek itu oke-oke saja ketika disuruh?
Namun pada akhirnya dia hanya manggut-manggut mengerti. Memilih bertanya lebih lanjut ke Al.
"Oh.. Udah dapet?"
Bintang mengangguk sekali, "udah, cuma belum diambil."
'Soalnya lo ganggu.' lanjutnya dalam hati.
"Yowes.. Monggo diambil." Alan mengulurkan tangannya, bersikap layaknya pelayan yang mempersilahkan tamunya.
Bintang memutar bola matanya, spesiesnya Al memang tidak ada yang benar. Lalu cewek itu kembali membalikkan tubuhnya dan mengambil benda yang ia cari.
Foto yang dia genggam di tangan satunya sudah siap untuk ditaruh kembali, namun dia mengurungkan niatnya.
Satu pemikiran yang mengganjal di otaknya membuatnya menyeringai. Kalau Al saja bisa mengancamnya, kenapa dia tidak?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...