Al melirik ke depan saat menyadari ada pergerakan dari seberang meja yang tengah ia duduki.
Posisinya sekarang tengah berada di meja rehat, meja yang biasa digunakan siswa di Universitas ini, biasanya digunakan untuk duduk berbincang atau bisa juga untuk mengerjakan tugas.
Sama seperti Al, yang kini tengah duduk di salah satu meja dengan laptop dihadapannya.
"Gak usah kangen, gue tau gue ngangenin." Al mengeluarkan suaranya saat Bintang baru saja mendudukkan dirinya di sana.
Dan Bintang membuat gestur seolah-olah ingin muntah.
"Pedean banget si lo, mending gue kangen sama pak Edo daripada kangen sama lo."
Sekedar informasi, pak Edo itu orang gila depan kampus yang suka godain Lili.
Dan dengan itu Al mendengus, "gue lagi sibuk, gak ada waktu buat ladenin bacotan lo."
Bintang berdehem lalu menegakkan tubuhnya. Dia hampir lupa tujuan utamanya menemui Al.
"Gue gak mau gangguin lo kok, cuma mau kasih minuman doang." Bintang mendorong botol minuman isotonik yang memang sengaja ia beli sebelum menyusul Al kesini.
Al menghentikan pergerakan tangannya yang sedang mengetik lalu melirik Bintang dengan kernyitan yang dalam. Seakan sadar sesuatu cowok itu pun melipat kedua tangannya dan menjadikannya sebagai penopang dagu.
"Tumben lo baik kayak gini, pasti ada sesuatu." Ujarnya curiga sembari memicingkan matanya.
Bintang dengan cepat menggeleng. "Ah enggak kok, firasat lo doang. Nih, gue bantu bukain ya minumannya."
Bintang menyodorkan minuman yang segelnya sudah terbuka tersebut ke Al yang diterima cowok itu dengan tatapan menuntut. Bahkan saat tengah meminum minumannya pun tatapan cowok itu tak kunjung lepas dari Bintang.
Bibirnya baru menyentuh botol saat dia menghentikan pergerakannya.
"Lo mau racunin gue yah? Minuman ini lo campur sianida kan?"
Sementara Bintang hanya mampu mengelus dada.
"Astaga... walau gue emang mau racunin lo pake sianida, tapi itu cuma sebatas niat Al, gak pernah kesampean kok."
Sementara Al memilih untuk menaruh botol minuman tersebut kembali ke meja disertai dengusan kesalnya.
"Enggak jadi gue minum."
Ditempatnya Bintang cuma bisa elus dada. "Sabar.. sabar Bintang, demi Andreo."
Bintang menarik nafas lalu tersenyum manis. "Yaudah kalo gitu, lo butuh sesuatu gak? Atau lo mau dibantuin kerja tugas?"
Al tambah memicingkan matanya curiga, "aneh.." desisnya.
Lalu Al mendengus kecil, "udah, bilang aja tujuan utama lo kesini."
Bintang tersenyum lebar lalu memajukan badannya. Ini yang daritadi dia tunggu.
"Lo tahu gak cewek yang seharian ini nempel kayak parasit di Andreo itu siapa?"
Al kembali menyipitkan matanya curiga. "Lo suka ya sama Andreo?" Tuduhnya langsung.
Sementara Bintang hanya bisa megap-megap seperti ikan kehabisan nafas.
"Hah apa? Enggak kok, gue gak ada rasa tuh sama dia."
Walau cewek itu bilang tidak, tapi Al tahu kalau Bintang memang menyimpan perasaan lebih sama Andreo. Itu terlihat jelas dari wajahnya yang berubah menjadi merah serta responnya yang terlalu hiper.
"Bohong gak buat hidung lo jadi mancung,"
Spontan Bintang memegang hidungnya.
Memangnya dia pesek?!
Bintang menatap Al dengan aura permusuhan yang kentara.
"Nyebelin." Gumam Bintang kecil.
"Makasih," balas Al cuek masih dengan fokus ke layar laptopnya.
Mendengar tidak ada respon dari gadis itu membuat Al menaikkan pandangannya pada Bintangㅡdan menemukan kalau fokus cewek itu berada di belakangnya.
Al mengikuti arah pandang Bintang untuk menemukan Andreo yang tengah berbincang bersama cewek mungil yang Al tidak tahu siapa. Yang Al tahu cewek itu tidak mungkin berasal dari angkatannya karena Al hafal hampir semua teman seangkatannya.
Al membalikkan badannya dan kembali menatap Bintang, yang dibalas langsung gadis itu.
Bintang baru saja akan membuka mulutnya saat Al berujar dengan cepat.
"Gak tau." Ujarnya acuh sembari kembali mengetik di laptopnya.
"Emangnya lo tahu gue mau nanya apa?"
Al melirik Bintang, "mau nanya cewek itu siapa kan?"
Bintang tidak menjawab, tapi Al bisa melihat kalau cewek itu membuka lalu kembali menutup mulutnya sebelum akhirnya menghela nafas panjang.
Tbc.
AAH HAPPY 1K GUIZE HUHU IM SO HAPPY :"""""
Aku tahu ini gak seberapa, but it means so much to me /aw i cry
Thanks a lot for you guize, makasih banyak udah apresiasi cerita ini walau gue masih amatiran :"
Gak bisa ngucap banyak, pokoknya aku sayang kalian ❤
Btw, jan pernah lupa buat vomment gaes, satu vote/komen kalian berarti banyak buat gue.
Bubay, Win ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen FictionDalam rangka merayakan kelulusannya, Bintang diberi dare yaitu dengan mengaku sebagai tunangan dari cowok acak berbaju pink. Namun yang tidak dia sadari, kesediannya untuk melakukan dare ternyata membawa malapetaka untuknya. Siapa sangka kalau cowok...