3|Bekal

2.2K 95 11
                                    

"Yenaa!!!!" gadis yang berseragam putih abu-abu itu tengah berlari kecil, rambutnya yang tadi rapi kini menjadi berantakan akibat mengejar langkah temannya.

"Begoo!!!" umpatnya lagi di tengah perjalanan, akhirnya cewek itu lebih memilih berjalan dengan normal, toh orang yang ia kejar sudah masuk kedalam kelas dengan santai.

Mata bulat milik Killa, mengedarkan matanya kesetiap sudut ruangan kelas, ada Yenaa dan Gyna di sana sudah duduk dengan rapi. Dengan kesal Killa menghentakkan kedua kakinya berjalan kearah kedua sahabatnya.

"Tau gak sih, gue ngejar kalian dari ujung ke ujung," ujar Killa dengan nada amarahnya, lantas Gyna mengerutkan dahinya.

"Kalian? Yenaa aja gak usah ikut-ikutan gue, orang gua datengnya dari subuh." Killa menepuk dahinya lupa, kalau Gyna tidak akan pernah datang sesiang ini seperti Yenaa. Cewek itu selalu datang pagi gelap.

"Maaf-maaf gue lupaaa!!"

Gyna mengangkat kedua bahunya, kemudian mulai berkutat dengan buku pelajaran sejarah yang ada di tangannya. Ia tidak pernah mengeluarkan suara saat membaca buku, kecuali saat guru yang menyuruh dia membaca agar siswa-siswi dapat mendengarnya.

"Temenin gue ke kelas cogan!" pinta Killa, tiba-tiba buku yang dipegang Gyna jatuh begitu saja. Menimbulkan bunyi di dalam kelas.

"Ayo..." rengek Killa, dan Yenaa akhirnya mengalah, cewek itu mulai berdiri dari tempat duduknya.

"Lo gak ikut Gy?" tanya Yenaa basa-basi, seharusnya Killa yang menanyakan hal itu pada Gyna tapi otak Killa terlalu sedikit untuk sampai sana.

"Ngapain ke kelas Satria?" tanya Gynaa, Yenaa mengangkat sebelah alisnya ke arah Killa.

"Nganterin bekal," jawab Killa sumbrigah.

"Bekal? Sejak kapan sih lo bisa masak?"

"Sejak kapan?"

Mereka terheran-heran mendengar Killa membawa bekal, biasanya cewek itu tidak pernah membawa bekal. Untuk dirinya saja tidak pernah apa lagi untuk orang lain, siapapun yang mendengar Killa membawa bekal pasti orang itu merasa sangat mustahil.

"Gue gak masak," jawab Killa polos. Mereka saling pandang dengan bergantian, dan menunjuk kotak nasi yang ada di tangan Killa.

"Oh ini, isinya kerupuk udang."

Yenaa dan Gyna menepuk dahi mereka, ingin sekali rasanya mereka mengucap. Lalu mengubur Killa hidup-hidup.

''Gilaaa!!!!" umpat mereka bersamaan.

***

Yang penting niat
Bukan seberapa banyak

-Killa Citra

"Aku kesini bermaksud baik," kata Killa basa-basi, mata Satria terlihat sedang tidak bersemangat sedangkan Hary dan Kiki berbisik-bisi dari belakang punggung Satria, memberi isarat bahwa Killa gak usah mengganggu Satria.

"Biar terlihat romantis, seperti ala-ala sinetron."

"Atau couple korea."

"Gak deh, jepang aja biar ena-ena," kata Killa lagi, kedua sahabat Killa geram mendengar celotehan Killa yang tidak ada akhirnya.

Bibir Satria yang awalnya mengatup kini terbuka, "Bacot." hanya itu tidak ada yang lain, bahkan Satria mengatakan itu tidak sampai satu detik, hanya 99999kb tarikan nafas saja.

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang