"Bawa catatannya ke depan! Sekarang!" Ya begitulah teriakan guru killer yang sedang mengajar di kelas XI IPS 5.
Nyaris membuat manusia yang di dalamnya tak mampu bergerak sedikitpun. Sementara Killa, heboh sendiri karena tidak melihat catatannya di dalam tas, padahal sebelum ia berangkat sekolah, cewek itu sudah memastikan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal.
Setelah lelah mencari, Killa santai. Bukan Killa namanya kalau bukan selalu santai.
"Baru 33, mana 2 lagi?" tanya guru itu, Killa dengan cengirannya menunjuk tangan.
"Aku Buk, hehe."
"Bukannya takut malah seneng, siapa satu lagi?"
Fadel berdiri, "aku Buk."
"Oh kamu, untuk kalian silahkan kerjakan ini berdua," perintahnya.
"Apa nih?" tanya Killa memperhatikan list barang.
"Itu belanjaan saya, saya nanti ada urusan, jadi. Kalian berdua saya tugaskan belanja ke mall atau pasar sesuai list itu."
Killa ternganga, yang benar saja. Guru sialan itu menyuruhnya belanja? Seumur-umur Killa belum pernah belanja keperluan rumah tangga.
"Akukan bukan emak-emak Buk."
"Hitung-hitung latihan sama Fadel."
Killa melirik Fadel yang senyum-senyum ke arahnya.
"Buk, gak ada yang lebih ganteng gitu?"
"Ada tuh Jino."
"Hahahaha," gelak tawa kelas pecah.
Jino--cowok aneh yang selalu menyendiri. Wajahnya lumayan namun ke anehannya yang membuat siswa-siswi malas dekat dengannya.
Killa mendudukkan pinggulnya kembali ke kursi, ia merasakan ada yang selalu memperhatikannya. Perlahan Killa melirik ke arah Fadel, dan benar cowok itu memperhatikannya sembari senyum-senyum.
"La, Fadel ngeliatin lo mulu dah," bisik Gyna.
"Bukannya dari dulu emang gitu ya?" tambah Yenaa.
"Tapi aneh gak lo? Senyumnya itu anjir buat Killa doang coba sama cewek lain. Boro-boro senyum."
"Gue cantik, jadi gue diem."
***
Langit tau kapan kita akan berdua.
_killa
Killa mengetuk-ngetuk meja kantin tidak sabaran, menunggu pesanannya dibawa Yenaa dan Gyna. Jangan tanya suasana kantin bagaimana, yang jelas sangat ramai.
Dari pojok kantin terlihat kakak-kakak kelas main gitar, di tengah ada kaum-kaum gosip.
Sebuah tangan melingkar di lehernya, Killa langsung mendongkak melihat siapa pemilik tangan itu.
"Kamu ngapain? Udah makan?" tanya Satria perhatian. Andai saja perhatian ini ia dapatkan sejak dulu. Percayalah Killa paling bahagia di atas bumi ini.
"Aku lagi nunggu dua buntelan kentut mesan, kamu gak makan?" tanya Killa. Satria menggeleng dan menarik kursi yang di samping Killa dan mendudukinya.
"Udah tadi di kelas."
Killa mengangguk-ngangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cogan
Teen FictionRank:#457 in percintaan #66 in recomendasi Update: Minggu-kamis Killa, cewek aneh, blablakan, manis, pendek, siswa biasa yang menyukai cogan anak IPA, namanya Satria Rhama Altezza, selain Cogan Satria juga memiliki sifat yang kelewatan ding...