23|Ceientea

961 38 1
                                    

Semua siswa siswi sudah merapikan semua peralatan tulisnya, dan mulai menyandang tasnya keluar dari kelas, namun ada juga yang meninggalkan bukunya di dalam loker, agar esoknya tidak susah-susah membawanya lagi.

Kelas XI IPS 5 hanya tinggal beberapa orang lagi.

Cewek yang sedang bercermin itu mengalihkan pandangannya ke handphone yang baru saja datang pesan baru.

Ia tersenyum bahkan tertawa cengegesan, beberapa orang yang tertinggal di kelas itu menatap Killa dengan aneh.

"Lo sehat La?" Tanya Fadel yang mulai mendekat ke arah Killa, tangannya sudah menyentuh kening Killa, memastikan bahwa cewek itu baik-baik saja.

"Gue sehat lah pinter, sana lo!" Usir Killa, Fadel mengerti situasi, ini bukan waktunya adu mulut dengan Killa, hari ini sungguh melelahkan baginya.

Fadel lebih memilih lebih dulu meninggalkan kelas, menyisakan Gyna, Yenaa dan Killa di sana.

"Lo balik sama siapa La?" Tanya Gyna, Killa langsung menoleh,"Sama Cogan Na," jawab Killa dengan santai.

"Lo yakin?" Sekarang Yenaa ikut memastikan. Ia takut ada masalah datang lagi menghampiri sahabatnya itu.

"Yoi, yuk keluar."

Mereka keluar dari kelas, terlihat di sana ada Hary yang menunggu Yenaa, siapa lagi kalau bukan Yenaa yang dia tunggu, sebagai sepupu yang baik Hary selalu berangkat dan pulang bersama Yenaa, sedangkan Kiki merapikan hoodie--nya, lalu ada Satria juga, menatap lurus ke arah Killa.

"Cogaaaannnn!!!" Teriak Killa kegirangan, tangannya sudah melingkar ke leher Satria.

"Kita kemana hari ini?" Tanya Killa, dari nadanya Killa sangat berharap Satria membawanya keliling taman atau mall, dari pada langsung pulang ke rumah dan bertemu Yuko--sepupu bermulut ember itu.

"Kita pulang," jawab Satria sekenanya, sedangkan ke dua cowok dan cewek itu menahan tawanya.

"YANG NAHAN TAWA ATAU YANG KETAWA ANAK HARAM!" ujar Killa dengan nada yang tinggi.

"Yaudah, jadi pulang gak? Atau masih mau di sini?"

"Pulang dong Cogann!!!!"

Mereka berdua berjalan lebih dulu, meninggalkan dua pasang jomblo di sana, oh ralat Kiki tidaklah jomblo.

"Nanti aku mau beli es cream Cogan, beliin ya," pinta Killa.

"Punya duit kan, beli pake duit sendiri."

Cewek itu mengercutkan bibirnya, "katanya pacar, tapi kok pelit."

"Baru pacar, jangan belagak seperti istri."

Mendengar itu Killa langsung diam, tanpa bersuara. Kalimat Satria mampu membuatnya kehabisan kata-kata.

Satria juga tidak menanyakan ada apa dengan Killa, mengapa tidak menyahutinya. Satria justru tampak tidak peduli.

"Naik!" Perintah Satria, Killa langsung naik, tanpa satu patah katapun dan tanpa ekspresi apapun selain datar.

Motor itu sudah melaju, namun laki-laki paruh baya menghalangi jalan di gerbang.

Satria turun, sementara Killa masih bertengger di atas sepeda motor.

"Ada apa?" Tanya Satria.

"Jangan dekati anak gadis saya lagi!"

Killa berusaha turun dari motor Satria dan melepaskan helmnya.

"Ayah kok di sini?" Tanya Killa berusaha mengalihkan pembicaraan.

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang