21| Pertengkaran

1K 44 0
                                    

Oke, aku kan gak pernah update lagi, jadi ada sebagian yang nyuruh update. Gak tega juga, sementara aku udah dua minggu gak update, seperti aku kurang konsisten.

Oke aku sekarang uodate, walaupun bukan jadwalnya ya.

____________________________________


Selepas tidak menelfon lagi dengan Killa--yang notabenya sekarang adalah kekasih baru Satria. Satria hanya termenung menatap ubin kamarnya yang bewarna coklat susu. Ia terasa gusar, banyak sekali pertanyaan di kepala Satria mengapa Yuko, atau Ayah Killa tidak menyukainya. Apa Killa memang seperti itu kalau sudah menyukai seorang cowok.

Bahkan ac yang sangat dingin bagi sebagian orang, namun Satria tidak. Dia tidak menyadari ac dikamarnya begitu dingin.

"Woii, Bang Sat! Di dalem gak lo?" Teriak Adam dari balik pintu kamar Satria, Adam hanya memakai baju kaus polos dengan celana pendek warna coklat, membawa beberapa bukunya, cowok itu seperti biasa berniat belajar dengan Satria.

"Masuk aja sih," ujar Satria, baru setengah badan Adam masuk ke dalam kamar Satria ia langsung memekik kaget, "dingin banget acnya goblok!"

Satria melihat Adam sebentar, dan memutar bola matanya malas.

"Lebay," cicit Satria pelan, namun Adam masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"Masalah banget buat lo?"

Ini yang Satria tidak suka, selalu adu mulut dengan Adam. Bukan takut kalah dari Adam, namun Satria rasa ia merasa seperti orang gila jika harus adu mulut dengan Adam.

"Kalah ya," goda Adam, saat Satria sudah tidak lagi menjawab Adam.

Adam meraih ac, lalu menyetelnya dengan suhu yang normal, ia duduk dengan melipat kaki di lantai, di tangannya sudah ada buku.

Itulah Adam, selalu berusaha walaupun nasib tidak selalu berpihak padanya.

"Belajar mulu lo," ucap Satria, Adam menoleh ke Abangnya itu dan terkekeh pelan, "hehe, namanya juga usaha."

Satria hanya mengangguk, ia meraih komik yang ada di atas meja belajar. Lalu beralih bersandar ke dinding, earphone putih sudah bertengger di telinga Satria. Rambutnya yang seikit lebat jatuh ke bawah.

"Lo keliatannya lagi ada masalah deh," ungkit Adam, Satria berhenti membaca namun matanya masih menatap komik itu, seolah ia sedang sangat khusyuk membacanya.

Dengan sedikit kasar, Adam menarik komik yang dipegang Satria.

"Cerita."

Satria melihat Adam sebentar, percuma Satria bercerita toh Adam akan meledekinya seperti biasa. Satria sudah sangat ngerti dengan tabiat adiknya itu.

"Minggir lo, dan siniin komik gue!" Perintah Satria, Adam membalasnya dengan gelengan mantap.

"Oh atau gara-gara si Killa ya? Wah kasian banget lo."

***

Dulu, saat belum terikat hubungan
Kita masih terus bisa berdekatan.
Berbeda dengan sekarang, kita seperti jaga jarak. Jujur ini adalah bukan kita yang sebenarnya.

"Makasih Kak Alga," ujar cewek itu dengan senyuman simpul, Alga, juga ikut tersenyum dan mengacak rambut Killa dengan lembut, Killa rasa itu adalah elusan yang biasa saja, namun Killa juga melihat tatapan tulus yang terpancar dari mata Alga.

"Masuk gih, gue tunggu di sini. Guru rapat, jadi free."

Killa menurut, dan meletakkan tasnya sebentar dan datang lagi menemui Alga.

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang