18| Panik.

1.3K 45 6
                                    

Kita adalah penumpang bis
Yang bertemu lalu berpisah jika
Salah satu dari kita sudah
Sampai pada tujuannya.

______________________________________

Killa menata rambutnya yang sedikit kusut lalu bersiul, sementara Sasa becermin di handphone-nya. Menunggu Pak Madun yang pergi entah kemana. Mereka berdua hanya disuruh menunggu, padahal sudah dikatakan Killa ke Pak Madun bahwa menunggu itu sama sekali tidak enak.

Killa bangkit dan berjalan, berniat mengintip ke luar apa kah ia dapat melihat Satria yang duduk di koridor atau tidak, cewek itu takut jika Satria malah menggoda cewek lain. Walaupun itu sangat mustahil tapi gak ada yang gak mungkin di dunia ini.

Setelah menyadari Satria yang masih setia di sana bersama  Kiki dan Hary, Killa akhirnya bisa bernafas lega.

Karena gak mungkin juga Satria menggoda cewek lain, karna belum ada sejarahnya Satria mengajak cewek kenalan, oleh karena itu Adam curiga kalau abangnya itu bukan cowok tulen.

"Eh! Ngapain kamu ngintip-ngintip keluar?" Tanya Pak Madun yang datang dari balik pintu, ia gak datang dengan tangan yang kosong, ia membawa buku besar.

BUKU YANG HANYA UNTUK ORANG-ORANG TERKUTUK!

"Akukan manusia pak, punya kaki dan mata buat jalan dan melihat. Aku ingin menggunakannya sebaik mungkin, mubazir kalau gak di gunain, dan sesunggunya Allah membenci orang yang mubazir," jawab Killa dengan polos, Pak Madun hanya geleng-geleng kepala. Membawa Killa ke ruang BK bukanlah hal yang tepat, iu adalah pilihan yang salah.

"Ayo tulis nama kamu di sini," ujar Pak Mandun sembari memberikan buku itu ke hadapan Killa dan Sasa.

"Maaf banget ya Pak, nama aku cuman ditulis di buku nikah aku sama Cogan," jawab Killa lagi penuh dramantis.

"Killa kamu gak pernah liat saya taekwondo kan?" Tanya Pak Madun memajukan wajahnya.

Killa menggeleng cepat, "gak, wajah-wajah kaya bapak gak bisa ngapa-ngapain selain bawa aku sama si Micin ke ruang BK."

Sasa yang heran mendengar kata 'micin' langsung angkat bicara.

"Siapa Micin?" Tanyanya yang mulai tidak enak.

"Yang nanya!"

"Gue nanya," kata Sasa yang masih belum mengerti.

"Nah gue tau, makanya gue bilang gitu."

Demi apapun Sasa seperti orang bodoh saat ini, atau lebih tepat karena lawan bicaranya adalah Killa.

"Saya heran, mengapa kamu masuk ke SMA LASKAR," ujar Pak Mdun sembari menggaruk-garuk kepalanya.

"Sebenarnya itu karna aku ditakdirkan bertemu dengan Cogan Pak!"

Sedari tadi setiap kalimat  yang dikeluarkan Killa tidak jauh-jauhnya dari kata 'Cogan'

"Siapa cogan?" Tanya Pak Madun heran.

Sasa mendengus kasar, "hufttt, Cogan itu korban dari Killa Pak," jawab Sasa.

Pak Madun masih belum mengerti.

"Ah saya pusing! Kalian keluar saja! Gak jadi masuk buku catatan akhir zaman!"

***

Ke tiga cewek itu tertawa terbahak mendengar cerita dari Killa, bagaimana kondisi cewek itu saat di ruang BK, tidak ada yang mengerikan. Bahkan banyak dari siswi SMA LASKAR menatap mereka aneh. Bilang saja yang paling bahagia di SMA LASKAR adalah Killa dan ke dua sahabatnya.

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang