Kelas 11 IPS 3 sudah penuh di lapangan, berdiri di bawah terik matahari yang tiada duanya. Sementara, guru olahraga yang tengah berceloteh di depan mereka seoertinya juga belum ada tanda-tanda unuk berhenti.
Belum sempat olahraga saja mereka sudah bercucuran keringat, apa lagi sudah melakukannya.
"Baiklah, kalian boleh main apapun. Saya ada urusan."
Mendengar iu semuanya heboh, guru itu berlalu pergi meninggalkan siswa-siswinya dalam kegembiraan.
Masing-masing mereka memilih aktivitas yang mereka inginkan, ada yang duduk di bawah pepohonan sambil bergosip, ada yang memilih tiduran di atas rimput, ada yang kerjaannya mengganggu orang yang sedang berolahraga saja.
Sementara cewek yang tersenyum lebar itu sedang bermain basket. Bersama beberapa cowok, hanya dia yang cewek di sana. Walaupun belum mencetak skor, Killa sudah terbilang hebat.
Iya dia memang sedikit jago basket, tapi kalau bola volly? Tidak, dia tidak bisa jangan mengajak Killa bemain bola Volly, bisa-bisa bolanya terbang tah kemana.
Selain itu masih ada yang tidak dia bisa, aitu menari dan dance. Saat melakukan gerakan tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku, padahal terlihatnya Killa begitu lincah dengan tangannya yang lentik, mungkin dia tidak terbiasa menggunakan gerakan yang tidak teratur.
"Oper dong La," teriak Fadel, Killa langsung melemparnya dengan kuat.
Brakkkkk...
Bola itu mendarat dengan mulus di kepala cowok yang berada di pinggir lapangan, Killa shock. Ia langsung berlari menghampiri cowok itu. Tanan-tangannya menyentuh kepala cowok itu dengan lembut dan sangat lembut.
"Maaf," lirih Killa menyesal, wajahnya ketakutan dan matanya yang berkaca-kaca.
"Aku anterin ke UKS ya Cogan," katanya lembut, Satria tidak menjawab ia masih memegangi kepalanya yang terasa oleng. Mereka menjadi sorotan setiap siswa-siswi yang berada di sana.
"Gue kuat kok," ujar Satria, lekukan tipis hadir di wajahnya. Tapi bukan Killa namanya jika permintaannya tidak dikabulkan, tampa pikir panjang Killa membantu Satria berdiri dan mempapahnya hingga ke UKS.
"Lo ngeyel, gue gak papa," kata Satria.
Killa melihat Satria dan menghentikan jalannya, "lo harus gue obatin, kalau gak itu bisa pembekuan darah di dalam atau sejenis memar," jelas Killa. Killa juga tidak tahu dari mana soal pembekuan darah atau semacamnya, tiba-tiba kata itu muncul.
"Terserah."
Setelah sampai ke UKS, Satria duduk menunggu Killa mengambil es batu dan kompresan. Tidak bisa dihindarkan, Satria rasa ia sama dengan Killa, yang selalu ingin berdua tanpa ada pengganggu. Tapi Satria sadari ia terlalu gengsi untuk bersikap manis ke Killa.
"Lo tadi main basket ya sama Fadel?" Tanya Satria, Killa masih diam dan terus mengompres kepala Satria dengan pelan dan tenang.
"Gue gak sengaja liat."
Bohong, itu adalah perkataan terbohong Satria. Jelas-jelas dia tadi sengaja keluar kelas untuk melihat Killa, karena mendapatkan cerita dari Hary, bahwa kelas 11 IPS 3 olahraga dan yang diceritakan Hary, Killa selalu bermain basket dengan anak cowok. Jelas saja cerita itu membuat Satria kepanasan dan memilih keluar dan memastikannya, dan benar Killa bermain. Cukup lama Satria memperhatikan lincahnya Killa bermain basket beberapa waktu kemudian ia memilih pergi dan akhirnya bola basket mengenai kepalanya.
"Aku mainnya gak sama Fadel kok, masih banyak yang lain," jawab Killa.
"Iya cowok semua."
Killa menatap Satria lekat, "kamu cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cogan
Teen FictionRank:#457 in percintaan #66 in recomendasi Update: Minggu-kamis Killa, cewek aneh, blablakan, manis, pendek, siswa biasa yang menyukai cogan anak IPA, namanya Satria Rhama Altezza, selain Cogan Satria juga memiliki sifat yang kelewatan ding...