6|Satria dan ruang osis

1.5K 63 5
                                    


"Gueee....." Satria menjeda kalimatnya, manik matanya menoleh kekanan dan kiri, seperti memastikan keadaan.

"Apa?!" sahut Kiki dan Hary dengan antusias.

"Gak suka Killa." tiga kata itu keluar dengan dingin dari mulut Satria. Ekspresi Kiki dan Hary berubah datar setelah mendengar tiga kata itu.

"Kalau itu gue tau."

"Nah gue juga tau."
Satria mengangkat bahunya. "Terserah." mereka bertiga mendadak hening, berselancar kedalam fikiran masing-masing, yang sama sekali tidak bisa asal tebak.

Wajah Kiki dan Hary tampak memikirkan sesuatu yang sama, lalu Satria? Dirinya melamun, yang tadi pikirannya sempat berpikir lalu sekarang mendadak kosong. Lalu, dalam pikirannya terlintas wajah cewek yang teriak-teriak.

"Ki, pikiran kita sama kan?" tanya Hary Hary dengan mengguncang-guncang pundak Hary dengan kuat.

"Maybe."

"Berarti jodoh kita sama!"

"Kok sama?"

"Gue lagi mikirin Mia Kahlifa soalnya."

Draak......

Karena kaget, dan tentunya dengan spontan Kiki mendorong Hary. Sama sekali Kiki tidak pernah berfikir kesana, jangan kan berfikir, berniat memikirnya saja tidak sama sekali.

"Gila ya lo!" hardik Kiki.

"Gue canda elah, baperan banget jadi cowok," ujar Hary tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Berlebihan," sindir Satria.

"Oke gue minta maaf, gak bakal ngulanginnya lagi." Hary membentuk huruf 'V' dengan jari tangannya.

Satria dan Kiki mengangguk pelan.

"Ngomong-ngomong nanti kita ke ruang osis ya."

"Oke."

***

Sekarang tetap cogan
Mungkin selamanya juga akan
Selalu cogan.

-Killa

"Satria ngapain ke ruang osis?!" kaget Yenaa, dari sepuluh menit lalu, Yenaa pamit dari kedua sahabatnya, karena ada urusan alam yang tidak bisa ditahan, dan kebetulan cewek itu sengaja melewati ruang osis.

Yenaa mendekat ke jendela kaca, mengintip dari luar. Cewek itu dapat melihat dengan jelas Satria mengisi sebuah formulir, dan ditangan Kiki dan Hary ada setumpukan kertas-kertas serta Raport bewarna dongker.

"Jangan-jangan???" dengan cepat Yenaa pergi dari sana, dirinya yang mulayan tinggi dan ringan, berlari kecil, melewati beberapa koridor lalu menaiki anak tangga satu persatu.

Bisa jadi informasi yang didapatkan dirinya bermanfaat untuk sahabatnya yang tengah gila mengejar Satria setiap hari.

Siapa lagi kalau bukan Killa Adriana yang menurut Yenaa dan Gyna tidak tau diri saat bertekat ingin mengejar Satria yang hampir sempurna.

Braaakkkkkkk....

Semua yang berada didalam kelas, melihat kearah pintu tepat disana ada Yenaa dengan keringat yang bercucuran, padahal ia hanya berjalan dari ujung ke ujung.

Killa dan Gyna yang tadinya duduk santai di bangku masing-masing, sekarang berjalan menghampiri Yenaa.

"Lo kenapa?"

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang