"Ini nih Bun, Killa jadi ngejar cowok yang jelas gak suka dia." Killa melirik sepupunya yang sedang bicara itu, Killa berharap mulut Yuko tidak mengatakan semuanya yang terjadi di sekolah tadi.
"Bukan gitu Bun, jangan dengerin Yuko! Yuko emang kadang ngomongnya gak mikir dulu."
"Bicaranya satu-satu ya sayang," ujar Reni, ke dua tangannya saling mengelus rambut Killa dan Yuko.
"Yaudah aku dulu yang bicara ya Bun, jadi gini Killa suka cowok namanya Satria. Sering dipanggil Bangsat sama adik kelas, ya sesuai dengan kelakuannya. Tau gak Bun? Tadi Killa dibilang murahan sama tuh cowok brengsek!" Yuko bercerita panjang lebar, seharusnya dari awal Killa tidak satu sekolah dengan Yuko.
Cowok paling ember yang Killa temui di dunia, pernah suatu hari Killa dihukum saat SD, hampir setiap hari. Killa mengira Yuko akan diam dan tidak akan memberi tahu Ibu dan Ayahnya, tapi siapa sangka dengan cepat Yuko memberi tahunya secara detail tak sedikitpun yang tertinggal. Semejak hari itu Killa berhati-hati agar tidak semua aktivitasnya Yuko tau, tapi tetap saja tidak bisa. Di mana Yuko sekolah Killa pasti di sekolahkan di tempat yang sama, alasannya supaya Killa dapat dijaga Yuko.
"Benar itu La?" tanya Reni memastikan.
"Gak kok Bun," elak Killa.
"Boong Bun, Killa pasti nangis dibilang murahan sama Satria."
"Gak nangis kok, aku gak nangis Bun..." Killa masih membela dirinya.
"Siapa yang buat kamu nangis?"
Reni, Yuko dan Killa menoleh ke arah pintu, laki-laki berkemeja dengan tas yang ia tenteng. Sosok pahlawan dan tulang punggung mereka di rumah yang sudah satu minggu tidak di rumah karena urusan pekerjaan di luar kota.
"Ayah kapan pulang?" Killa berlari lalu memeluk Ayahnya dengan kuat, seolah ia tidak mau melepaskannya. Rindu yang membuat Killa seperti ini.
"Baru aja, kamu apa kabar?" Geni merangkul anak perempuannya itu, mendekat ke arah Reni--Istinya dan Yuko.
"Alhamdulillah aku sehat Yah, Ayah sehat kan?"
"Sehat, jadi apa yang terjadi sama anak gadis Ayah?" tanya Geni, sepenuhnya Geni sudah mendengar semua cerita dari Yuko, tapi dia masih ingin memastikan apa benar semua yang diceritakan Yuko.
"Killa dibilang murahan Ayah," ujar Yuko.
"Kok bisa gitu?"
"Sudahlah Mas, namanya juga remaja. Pasti ya gitu, kalau gak ngejar ya nunggu," ucap Reni mendinginkan keadaan.
"Gak boleh dibiarkan sayang, Killa yang kita besarkan dengan kasih sayang gak boleh disakitin begitu aja." Geni mengacak rambut Killa.
"Bener kata Ayah Bun."
"Woi anjir udah ngapa!" jawab Killa sewot, matanya menatap sinis Yuko. Disaat seperti ini Killa merasa tersudutkan.
"Iyeee..."
"Yaudah kamu sana istirahat! Mulai besok kamu harus jauhin dia."
"Killa gak mau Ayah!!! Aku sayang cogan," ujar Killa memaksa.
"Mau membantah?"
"Sudahlah Mas, apa Killa salah cari kesenangan?"
"Salah! Kesenangannya itu tersesat."
***
Satria berjalan dengan santai melewati koridor, tidak ada yang mengesankan di pagi hari, cowok itu tetap memasang wajah tengilnya. Sementara mulutnya tidak berhenti mengunyah permen karet hasil mencuri dari kamar Adam tadi subuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cogan
Teen FictionRank:#457 in percintaan #66 in recomendasi Update: Minggu-kamis Killa, cewek aneh, blablakan, manis, pendek, siswa biasa yang menyukai cogan anak IPA, namanya Satria Rhama Altezza, selain Cogan Satria juga memiliki sifat yang kelewatan ding...