27| Saatnya

905 35 0
                                    

Dua orang cowok itu duduk berdua di belakang rumah, di depan mereka ada secangkir teh. Sembari bercerita dan menikmati senja sore itu.

"Ini saatnya Ga," kata Yuko, setelah mendengar cerita dari Alga tentang kejadian beberapa jam yang lalu tadi di sekolah.

Raut bahagia di wajah Alga tidak ada sedikitpun, hanya ada keraguan di sana. Di sisi lain dia ikut sedih melihat Killa yang diputuskan secara sepihak oleh Satria.

"Gue gak tega liat Killa Ko," ujar Alga dengan jujur.

"Lo kira lo sendiri? Lo tau kenapa gue diem aja sekarang? Killa gak suka kekerasan, kalau aja gue mukulin orang yang nyakitin dia. Dia bisa-bisa gak mau ngomong sama gue berhari-hari."

Alga diam, ia tahu masih ada kalimat yang akan keluar dari mulut Yuko.

"Tapi, kalau tuh bangsat masih nyakitin Killa abis tuh cowok di tangan gue."

Cowok seperti Yuko tidak pernah main-main dengan ucapannya. Semuanya tinggal menunggu kapan waktu itu tiba.

"Gue pulang ya Ko, kasian Mama gue sendiri di rumah," pamit Alga. Yuko tidak bisa menahan pasalnya cowok yang bernama Alga itu sangat tidak bisa di bantah kalau sudah menyangkut orang yang dia sayang.

***

"Bundaa!!! Killa pamit ya!" Teriak Killa dengan suara yang yang cempreng. Ia keluar dengan setelan baju kaus, celana jeans, jam tangan gucci, pansus warna cream.

Sahabatnya sudah menunggu di depan pagar dan satu sahabatnya lagi berada di dalam mobil agya merah. Sebelum menutup pagar rumahnya, Killa kembali mencek barang-barang yang berada dalam tas merk gucci--nya

"Nah udah yuk!" Ujar Killa semangat, Killa duduk di samping Yenaa sedangkan Gyna di belakang sendiri mengotak ngatik handphone--nya.

Yenaa curi panjang dari kaca, tampak sahabatnya itu tengah berselfi ria. Lalu Yenaa beralih melihat manusia yang di sampingnya, menikmati lagu dan mengikuti setiap bait liriknya.

Semuanya tampak bahagia, tidak ada beban hidup. Santuy itulah yang bisa mendeskripsikan keadaan mereka saat ini.

Setelah sampai di tempat tujuan, mereka turun.

Cafe tersantuy...

Di cafe itulah tempat biasa mereka menghabiskan waktu, menikmati secangkir cheese tea, dan makan-makan lainnya.

Seolah tempat itu adalah tempat pelepas lelah dan bosan mereka setelah menjalani hari-hari.

"Tau gak sih, dalam sebulan ini baru kali ini lagi kita ke sini. Kalian sadar gak sih?" Tanya Yenaa.

Gyna dan Killa bungkam, kalimat dari Yenaa tadi membuat mereka berdua sadar kalau semuanya sibuk dengan hidup maisng-masing. Namun, jujur Yenaa tidak bermaksud menyindir sahabatnya itu, justru kalimat itu juga ia tujukan untuk dirinya sendiri.

"Biasanya kita setiap dua kali seminggu ke sini. Tapi udah enggak lagi, jangankan dua kali, sekali dua minggu aja susah ya kan?"

"Maafin gue ya Yen, Na," ujar Killa.

"Santuy, gak usah minta maaf gue cuman ngasih tau doang."

"Nah iya santuy aja La, lagian Yenaa sebagai manusia tugasnya itu mengingatkan sesama," tambah Gyna.

Yenaa melotot, "berarti lo apa? Dajjal?"

My CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang