Sebelah tangan Alga tidak ada henti-hentinya memegang pundak Killa, bahkan sesekali ia mengatur rambut cewek itu. bisa-bisanya ia menemukan Killa dalam keadaan berantakan seperti itu. Alga menyetir mobilnya dengan sangat pelan, sudah tidak sekacau sebelumnya. Gadis itu sudah berrsama dia sekarang.
Tujuannya selanjutnya adalah mengantar gadis itu ke rumah, sebelum semuanya sudah bertambah suram. Alga membelah jalan yang sepi--berbeda dari biasanya.
''Kamu selalu membuat aku cemas, sayang.''
Entah apa yang membuat Alga mengeluarkan kata 'sayang' dari mulutnya. dan, untungnya Killa sama sekali tidak mendengar kata itu. iya, Alga pecundang, ia tidak seberani Satria yang kini gigih mengejar Killa. Walau akhirnya cowok itu kembali menjatuhkannya lagi dan lagi.
Menurutnya, langkah awal berdamai dengan diri sendiri adalah jujur kepada diri sendiri terlebih dahulu. Dan, ia udah melakukan itu, tidak dapat dipungkiri mungkin Killa sudah tau dengan rasa yang dimiliki Alga untuk dirinya selama ini, mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal yang membuat hidupnya merasa melelahkan.
Untuk bisa menemani hari susah Killa, Alga sudah merasa hebat. Sungguh apa lagi saat-saat Killa mencari dirinya. Sisa hidup yang berguna.
Setelah sampai kerumah, Alga turun lalu menggendong cewek itu. sejauh ini ia seperti sudah sangat hapal berapa berat cewek itu.
''Killa demam Ko,'' lapor Alga ke Yuko berkacak pinggang di depan pintu. Awalnya wajah cowok tu sangat datar, setelah melihat Killa pucat, wajahnya berubah panik. Bagaimana tidak panik, itu sepupunya walaupun Killa sangat tidak mau mengakui hal itu.
Yuko mengira Killa berada di rumah kedua sahabatnya, makanya ia sama sekali tidak mencari keberadaan cewek itu. Perlahan mata Killa terbuka saat Alga menggendongnya ke kamar.
Ia meletakkan Killa dengan sangat pelan di atas Kasur, beberapa waktu kemudian Killa tersenyum tipis, ia selalu saja terlihat baik-baik saja.
''Makasi kak,'' ujarnya sangat pelan. Alga duduk di tepi ranjang Killa, ekspresi Alga yang sangat susah untuk dimengerti oleh Killa. semuanya erlangsung cukup lama, walau tidak ada obrolan Panjang di dalamnya.
krekk
seorang pria yang masih mengenakan jas kerja masuk ke dalam kamar Killa.
''Sayang, kamu demam? kita ke dokter ya?'' ujar Geni--ayah Killa.
''Ayah udah lama pulang?''
"Barusan, ayo kita ke dokter," ulang Geni lagi.
"Aku baik-baik aja."
Geni tersenyum lalu memegang bahu Alga, "terimakasih.''
Alga membalasnya dengan senyuman tipis, sebelum ia pulang. Alga mengacak-ngacak rambut Killa dengan pelan. Sebenarnya ia ingin sekali berlama-lama di sana, tapi Killa juga butuh istirahat yang cukup dari hari ini yang sangat melelahkan.
"Aku pulang," bisik Alga di daun telinga Killa.
Selepas semuanya meninggalkan kamar Killa, cewek itu langsung men charger handphonenya. I ingin tau mengapa Satria tiba-tiba meninggalkannya begitu saja. Ia percaya Satria sendiri punya alasan, dan ia hanya membutuhkan itu sekarang.
Setelah layar handphone-nya hidup kembali, Killa langsung mengirim sebuah chat.
my cogan
kamu kemana?:)
Selang beberapa menit, tidak ada balasan dari Satria sendiri, nihil. Berulang kali Killa cek tetap kosong. Killa menyerah dan menaruh kembali handphone-nya di atas nakas.
****
"Yuko, tolong jaga Killa sebaik mungkin di sekolah, Ayah tidak mau ia terluka lagi," ujar Geni, orang tua mana yang tidak bisa untuk tidak khawatir?
"Iya Ayah, Yuko akan jaga Killa atau nanti Yuko memberitahu Alga juga agar ia siap siaga membantu Killa," jawab Yuko menyakinkan Geni.
sebelum dua remaja itu berangkat, geni mengelus kedua puncak kepala mereka dengan tatapan penuh harapan. Sebuah harapan yang tidak hanya sekedar harapan, bukan cumin satu tapi bahkan ribuan harapan.
Keduanya meninggalkan rumah, dan melaju menggunakan mobil Brio, mobil yang sengaja di belikan Geni untuk mereka berdua, Yuko menyetir dengan sangat pelan, bagaimanapun mereka tidak akan terlambat pasalnya sekarang masih pukul 06;30.
Suasana jalan raya begitu sepi, begitulah yang dirasakan Killa, tidak mendapat kabar dari cogan-nya semalaman membuat harinya tidak bersemangat, eh tapi? bukankah Satria sendri jarang memberi Killa kabar?
Seketika isi kepala Killa mulai dipenuhi lagi dengan overthinking berlebihan, ditambah lagi melihat wajah Yuko yang tengil sudah mampu membuat darahnya naik.
"Perasaan lo bete Mulu," ucap Yuko tanpa menoleh ke arah Killa, Yuko sendiri sangat merasakan aura-aura yang terpancar jelas dari cewek di sampingnya.
"Makanya diem! Biar gue gak bete," jawab Killa kesal.
Jika boleh memilih, ia lebih ingin berangkat sekolah dengan Alga atau Satria yang selalu memarahinya, dari pada bersama Yuko yang banyak ngomong.
"Kan punya mulut."
Killa mendengus kasar. "Huuffttt, mulut buat makan bukan buat bacod in sepupu."
Sebenarnya Yuko sangat ingin sekali melempar kepala Killa dengan batu, namun mengingat Killa adalah satu-satu manusia yang membuat satu Indonesia khawatir, ia mengurungkan niatnya. Bisa-bisa ia dikurung di bawah tanah.
Mobil Brio itu sudah terparkir indah, Killa mengecek kanan kiri.
"Masih pagi! Gada orang, ngadi-ngadi lo emang ngajak berangkat sekolah sepagi ini," kesal Killa.
Killa turun dengan tas sandang bekas Yuko, tas kesayangannya mendadak hilang ditelan bumi mau tidak mau ia harus menggunakan tas sebesar gaban itu.
Yuko langsung menoel pipi Killa. "Lo juga sekarang banyak bacod."
Killa sama sekali tidak menggubris Yuko, ia langsung berlari mengejar Kiki dan Hari yang sedang berjalan santai ke arah koridor.
"Tungguin!" Teriak Killa.
Killa berlari dengan langkah kakinya yang cukup besar, lalu berhenti tepat diwajah ke dua cowok itu, dan menatapnya sinis sebentar.
"Satria ke mana?" Tanya Killa tanpa basa basi.
"Pacar lo kan, kok nanya kita?" Jawab mereka Hary heran
"Gue serius."
"Tapi Satria gak serius," potong Yuko tiba-tiba, tangan panjang Yuko langsung merangkul Killa dan membawanya jauh dari mereka.
***
Instagram;@__nanadiiaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cogan
Teen FictionRank:#457 in percintaan #66 in recomendasi Update: Minggu-kamis Killa, cewek aneh, blablakan, manis, pendek, siswa biasa yang menyukai cogan anak IPA, namanya Satria Rhama Altezza, selain Cogan Satria juga memiliki sifat yang kelewatan ding...